Scott Unknown - Golden

Well this one is a pure class liquid, hope you enjoy it. So groovy!
Made by Scott Unknown, called Golden.

Here's the lyric:

I'm taking my freedom,
Pulling it off the shelf,
Putting it on my chain,
Wear it around my neck,

I'm taking my freedom,
Putting it in my car,
Wherever I choose to go,
It will take me far,

I'm taking my own freedom
Putting it in my song,
Singing loud and strong,
Grooving all day long,

I'm taking my freedom,
Putting it in my stroll,
I'll be high-steppin' y'all,
Letting the joy unfold,

I'm holding on to my freedom,
Can't take it from me,
I was born into it,
It comes naturally,
I'm strumming my own freedom,
Playing The God in me,
Representing His glory,
Hope He's proud of me!

I'm living my life like it's golden, golden, golden...

Livin' my life like it's golden,
It really matters to me.


Tie

You who holds the most serene eyes,
When we gaze each other,

Just...
For...
A...
Glimpse...

Ribbons came true
Butterflies knitted

There's nothing more to explain,
Our path entwined.



We are perfect for each other,
(There's no need for words.)

Mengenang

Binar mata,
Menghapus kisah

Mendung benderang,
Memisah jalan

Membalik beringin,
Bambu patah

Kilas balik,
Bulan sabit...



Air memanjat talas,
(Emas menjelma jelaga.)

Erang

Lidah manis
Bibir terkembang

Genderang perang
Bangkai amis

Kumis najis
Membuat gerang



Semuanya kejang!
(Tidak ada lagi janji puitis.)

Sometimes Sometimes

Sometimes I see everything,
From tiny particles into the whole complete picture

Sometimes I did not see anything,
Like blinding white lights that put out my black eyes

Sometimes, sometimes

Like fallen autumn leaves that lie in dirt
Soon to be embraced by the first snow drop

Like a flower bud that's closing in
Nevertheless, will be popped out

Sometimes, sometimes

Everything I touch
Will be vanished...

That is a creation

Everything I preserve,
Will be vain

Every time, and every times

Nothing ---
Interest ---
Me ---
Anymore ---
Except...



The nothingness itself,
( --- --- --- --- --- --- --- ).

London Elektricity - Main Ingredient (and the SKC Remix also)

This one is my early love for DnB, it was early 2004 and I heard it for the first time on my friend's computer. Need no introduction, this one is a legend itself. London Elektricity with Main Ingredient. Please do enjoy! :)

Lyric:

Going round and round in circles
Was gonna get a little high
I'm gonna smoke me down the river
I'm gonna hang me out to dry
Gonna try to turn the tables
Turn night into day
I'm gonna wake until I'm sleeping
You better turn your head away

Will never in the morning there's a sync into the sense
Loose my inner visions to my time above my hands
Turn "the G's" until I'm screaming
Until I beg with you for more
Don't stop until I'm dreaming
Then gently close the door

If you wake me in the morning
Wake up me with love
When it's over hill with rain from the heaven's up above
When you leave me up the mountain
When you leave me off the track
When you hold me to a billion
They'll never bring me back

I gave you all of my experience
I can predict the end result of my love
Before it's even there is simply real live
Somebody tell me why there is severalty

I caught you looking for the list of my ingredients
So you waited for your change
And now you're searching on my silver
Checking to find to top of range

--------

(for the SKC remix)

I'm gonna stay and wrap the ceiling
While I'm hanging on the floor
I'm gonna fight to make your feeling
I wanna feel like I feel before
I wanna waive until that happens
I wanna see you out of my mind

Gonna see if I feel lonely
Gonna leave it all behind!

--------

The Original Version


The SKC Remix

Aku Kamu

Seandainya...

Tidak ada Kamu.

Maka Aku,
Pasti tidak ada jua.

Namun,
Seandainya...

Tidak ada Aku.

Maka Kamu,

Ah!

Maka Kamu...



Tidak ada artinya,
(Begitulah -- tidak lebih, tidak kurang.)

Menyedihkan

Sungguh, lagi-lagi dunia ini memang penuh ironi.
Dunia ini begitu irrasional, dan mahluknya begitu absurd.

Ketika satu mahluk hilang,
Dan seketika itu juga semua menganggapnya sebagai tragedi...

Ketika kumpulan mahluk musnah,
Itu hanya masalah statistik sayang, bukan begitu?

Dan banyak yang masih melolong,
Lebih banyak lagi yang menggonggong,

Namun...



Sedikit mahluk yang memberikan sebagian,
(Lebih langka lagi mahluk yang datang mengulurkan tangan.)

Meletus!

Meletus!

Semua berteriak,
Panik dan bingung,

Debu awan masih terus mengalir

Meletus!

Semua mengadahkan tangan,
Meminta ampunan,

Kiamat datang terlalu awal

Meletus!

Semua meneteskan air mata,
Meminta surga,

Tidak ada yang perlu disesali,



Tidak ada... apa-apa lagi,
(Baru dua ratus ribu tahun.)

Pintu Jiwa

Hanya satu untuk melihat,



Aku...

Dan,

Aku kecil...



Yang berdiam dalam pintu jiwamu,
(Coklat itu tidak menghitam abu.)

Korek Api

Mendorong telunjuk,
Mencubit batang,

Menggesek percik,
Membuai sepi,

Melindungi...
Mengagumi,

Memelihara...
Menjaga,



Mengenggam nyala kara,
(Dan dia bertahan, manusia.)

Separuh

Lima puluh di sebelah kiriku, YA!
Lima puluh di sebelah kananku, TIDAK!

Selusin-ditambah-satu pasang separuh binatang, sisanya...
Binatang pura-pura dari lahir.

Titik seratus satu mahluk berkumpul,
Bukan binatang bukan pula tipuan.



Aku berdiri mengibaskan tangan,
(Berteriak, "Mulai!")

Aku Tahu

Aku tahu,
Bahwa aku tidak tahu.

Hingga aku tahu,
Bahwa aku tetap tidak tahu.

Akhirnya aku tahu,
Bahwa aku tetap tidak tahu apa-apa.

Akan aku tahu...
Bahwa...



Keabadian dapat dimiliki,
(Debu angin terus mengelana.)

Obsidian

Dan mereka semua saling bertatapan,
Menunjuk sesama mata setajam obsidian pecah.

Dan mereka semua saling tertawa,
Membuka mulut selebar palung hingga menggema.

Siapa yang bodoh sekarang?



Dan mereka semua saling berjalan pulang,
(Kembali ke rumah kelewar tidur.)

Rahasia SBY Presiden

Sssstttt.... Kamu tahu, kenapa SBY menjadi presiden?

Kalau aku beri tahu, masihkah engkau percaya sepenuhnya kepadaku? Wahai para pembaca yang setia. Apakah engkau yakin ingin tahu rahasianya?

Begini ya...

NKRI itu negara yang menganut Bhinneka Tunggal Ika, betul?

NKRI itu negara yang berlandaskan Pancasila, betul?

NKRI itu negara yang menghormati UUD terutama tahun 1945, betul?

NKRI itu negara yang demokratis, betul?



Asal tahu saja, dalam sebuah wilayah yang menganut demokrasi. Apakah engkau tahu, bahwa semua pemimpinnya memiliki aspek yang sama. Negara demokrasi itu...



Yang paling penting adalah popularitas pemimpinnya.

Kalau Aku

Kalau aku bilang bahwa aku pernah melihat surga, akankah engkau percaya? Kalau aku bilang bahwa surga itu bukan seperti apa yang digambarkan oleh manusia, akankah engkau percaya? Kalau aku bilang bahwa surga itu jauh dari apa yang pernah kita --- spesies homo sapiens --- pahami selama beribu-ribu tahun akan eksistensi kita, akankah engkau percaya? Kalau aku bilang bahwa surga itu tidak pernah mengalami kesedihan tetapi juga tidak pernah mengalami kebahagiaan, akankah engkau percaya? Kalau aku bilang bahwa di surga itu tidak ada bidadari cantik dan seksi maupun bidadara tampan dengan perut six pack yang jauh lebih tampan daripada 'Edward culun' itu, akankah engkau percaya? Kalau aku bilang bahwa surga itu bisa diciptakan di dunia ini, akankah engkau percaya? Kalau aku bilang bahwa surga itu tidak ada, akankah engkau percaya? Kalau aku bilang bahwa surga itu jauh sekali dengan apa yang dibayangkan oleh mahluk-mahluk semesta jagad alam raya ini, akankah engkau percaya?


Yang aku tahu cuma,
Surga itu tempat yang bebas akan segalanya... baik nafsu maupun angan-angan keinginan.

Yang aku tahu cuma,
Surga itu tempat yang bebas dari segala kebutuhan.

Yang aku tahu cuma,
Surga itu tempat para manusia bisa bertahan hidup sendiri tanpa manusia lain.

Yang aku tahu cuma,
Surga itu tempat yang penuh dengan...



Kesepian, kesunyian, kenihilan.

Adam, kenapa?

Aku punya sebuah pertanyaan,

Kenapa Adam rela untuk diambil rusuknya?

Hingga saat ini aku masih saja bingung, apakah memang ketentuan yang telah ditentukan atau memang hanya saat itu Adam penasaran akan menjadi apa rusuknya kelak nanti.

Kenapa Adam rela untuk diambil rusuknya?

Rusuk itu adalah titik tengah dari sebuah tubuh, tidak lebih rendah maupun lebih tinggi. Secara sederhana, rusuk itu setara. Aku tidak tahu apa yang terjadi di jaman sekarang ini, semuanya tidak lagi masuk di akal. Tapi bukankah itu sama halnya dengan cinta? Cinta yang selalu di luar rasionalitas.

Kenapa Adam rela untuk diambil rusuknya?

Ternyata, memang hasil ciptaan Yang Maha Pencipta selalu menakjubkan. Sebuah mahluk yang diinginkan, tanpa batas. Seperti segala jagad semesta mengandung di dalam ciptaan itu. Sebuah mahluk yang ditakdirkan untuk melengkapi Adam. Namun, bukankah Adam memiliki bayangannya? Surga itu tempat yang terang, bukan? Meskipun neraka juga terang dengan segala kobaran api panasnya.

Kenapa Adam rela untuk diambil rusuknya?

Atau mungkin, Yang Maha Kuasa telah berbuat curang dengan diam-diam mencuri apa yang menjadi milik Adam? Disaat ia tertidur lelap dengan bahagia menikmati mimpi surgawinya.

Kenapa Adam rela untuk diambil rusuknya?



Pada akhirnya, semua jawaban untuk masing-masing tidak pernah sama... kecuali alasan-alasan irasionalnya. Jauh diluar kehendak sebuah mahluk yang lebih tidak berharga dibandingkan seutas atom yang terangkai dalam setitik debu.

Time Travel

Time is merely an illusion
my friend,

The only possible way to do time travel is
by moving forward,



... without noticing it.
(Hence the illusion.)

You

Hey you,

Yes, I'm talking to you.

Who else?

Well...
You can't keep your promises, can you?

I only know one thing for sure...
Can't force you,
You know.



That's not my style, baby.
(Indeed it is.)

Cerita Sederhana

Aku tidak tahu malam ini aku harus berbuat apa, yang jelas aku tidak pernah mengharapkan agar tulisanku ini dibaca. Tapi, tiba-tiba aku teringat akan sebuah peristiwa yang membuatku berpikir... setidaknya untuk hari itu, dan malam ini.

Mungkin ini bukan cerita yang penting, namun hati mengajak untuk menulis. Ini bisa dibilang sebuah cerita sederhana, sebuah cerita yang mungkin akan engkau lupakan nanti ketika selesai membacanya --- itupun jika diasumsikan engkau selesai membacanya. Yah, hitung-hitung aku tidak punya pekerjaan lain untuk saat ini, jadi marilah kita mulai saja...

Ketika itu, aku sedang berjalan-jalan dengan kedua temanku. Mengelilingi kota kembang hanya karena kita tidak memiliki sebuah aktifitas yang penting untuk dikerjakan, istilah lainnya bisa dibilang secara keren adalah 'membunuh waktu'. Padahal nyatanya waktu yang perlahan membunuh kita tanpa rasa sakit yang pasti.

Saat itu, aku duduk di belakang sendiri dan kedua temanku duduk di depan dan mereka asik bergunjing satu sama lain. Sedangkan aku, hanya menikmati pemandangan yang silih berganti sembari mencuri sesekali melihat bayangan diriku sendiri di kaca, menatap dalam-dalam ke arah mataku.

Setelah beberapa saat kita melakukan perjalanan bodoh itu, akhirnya kita bertemu dengan lampu merah di sebuah persimpangan jalan. Aku masih melihat bayangan diriku sendiri di dalam kaca dan mereka berdua masih sibuk bertukar cerita.

Namun, tiba-tiba sebuah pandanganku teralihkan kepada sebuah mahluk yang sedang asik melakukan hal yang aneh bersama majikannya. Seekor monyet yang memakai topeng boneka cantik sedang sibuk menarik gerobak kecilnya. Berlari kesana-kemari tanpa mengerti apa yang sedang ia lakukan (atau setidaknya aku mengiranya seperti itu).

Sayangnya sang majikan kembali menarik rantai monyet itu, sebuah rantai dari logam yang mulai berkarat dimakan perlahan oleh polusi asap. Majikan itu menghentakkan rantai itu dengan kerasnya hingga sang monyet berteriak, mungkin ia kesakitan... mungkin ia menikmatinya (lagi-lagi aku tidak tahu apa yang dirasakan oleh monyet itu).

Kemudian monyet itu melakukan aksi lain setelah menerima perlakuan majikannya, ia menaiki sebuah skuter kecil buatan tangan sang majikan. Sekarang ia mengayuh membentuk lingkaran sempurna, dan sang majikan masih terus menggenggam keras rantainya. Sembari meneriakkan berbagai macam perintah untuk sang monyet, atau mungkin kalimat-kalimat motivasi (aku masih tidak tahu apa yang monyet itu pikirkan maupun rasakan, aku juga tidak tahu kalimat apa yang diutarakan oleh sang majikan... aku hanya bisa menduga-duga).

Melihat hal itu, pikiranku terus melaju. Apa yang membuat monyet itu begitu sial? Diperlakukan semena-mena oleh sang majikan. Disuruh ini itu tanpa imbalan yang pasti. Hatiku miris melihatnya, namun tanganku enggan dan malas untuk menurunkan kaca mobil dan melemparkan receh.

Lalu, aku teringat bagaimana waktu aku kecil dahulu waktu aku pertama kalinya melihat pertunjukan topeng monyet. Waktu itu, tidak ada yang menampilkan jasa mereka secara gratis di persimpangan jalan-jalan besar, mereka hanya berjalan dari satu komplek perumahan ke komplek lainnya sembari menggoda anak-anak kecil untuk menyewa jasa mereka, dan aku masih ingat betul bagaimana aku tersenyum bahagia melihat aksi monyet ketika itu --- yang acap kali dipanggil dengan nama Susi, tidak peduli apakah itu monyet jantan atau betina ---, mengapa aku tidak bahagia waktu aku melihat pertunjukan yang serupa di persimpangan jalan saat itu? Apakah waktu memang bisa merubah segalanya? Atau memang aku yang perlahan-lahan sudah berubah menjadi monster tanpa hati dan wulas asih.

Pikiranku terus melaju, mempertanyakan segala hal yang berkaitan dengan monyet itu dan majikannya. Seperti: Dari mana monyet itu? Apakah monyet itu ditangkap? Ataukah sang majikan memang generasi ke tujuh dari keturunan pelatih monyet yang ternama? Trik-trik apa saja yang sudah diajarkan? Sudah berapa tua monyet itu? Jikalau ini adalah sebuah usaha, apakah majikan itu memelihara sang monyet dengan baik (karena tentunya aku tahu betul, setiap pengusaha akan memelihara bisnisnya seolah memberi kasih kepada anak sendiri)? Apakah sang majikan masih akan hidup esok hari? Apakah majikan itu merasa dirinya keren sebagai pelatih monyet? Atau jangan-jangan monyet itu yang merasa indah dan cantik memakai topeng dan berpura-pura menjadi manusia?

Dan majikan monyet itu masih terus saja menarik-narik rantai penuh karat itu dengan keras memaksa sang monyet untuk melakukan hal-hal bodoh lainnya, dan monyet itu terus saja menggeram setiap kali rantainya ditarik (atau setidaknya begitu yang aku kira, karena dengan kaca mobil yang tertutup... suara dari luar samar-samar terdengar).

Aku melihat sebuah monyet dengan bulu yang usang, busik dari pangkal kepala hingga ujung ekornya. Perutnya yang kurus hingga tulang iganya menyembul keluar. Sedangkan sang majikan hanya memiliki sinar mata yang memancarkan kelesuan, tidak jauh dari paras sedih sang monyet (mungkin begitu, aku hanya bisa mengada-ngada... lagipula aku bukan monyet).

Pusing aku melihatnya, bingung. Siapa yang sebenarnya majikan siapa yang sebenarnya hamba? Jikalau monyet itu mati, akan jadi apa majikan itu kemudian? Dan jikalau majikan itu mati, akankah sang monyet kabur? Dan bagaimana nasibnya ketika ia bebas lepas di perkotaan? Sanggupkah ia bertahan hidup sebelum bedil tua menghantamnya kelak nanti ketika ia berkeliaran bebas dan mencuri? Atau mungkin bisa jadi seketika itu juga tiba-tiba datang seorang pria dengan kumis tebalnya memakai jas dan menawarkannya uang puluhan juta rupiah yang tersimpan rapi di dalam koper hitam? Aku tidak tahu. Titik.

Yang aku tahu, dunia tetap saja adalah sebuah tempat bodoh untuk bebas bermain. Oleh karena itu... jangan pernah menyesal!

Kepulan debu masih menari, monyet bodoh itu masih melakukan hal yang tak lagi menghibur, dan sang majikan hanya bisa menarik rantai terus menerus sembari menggaruk-garuk kakinya yang bertengger rapi dengan tangannya yang satu lagi. Susi, malang betul nasibmu . Betulkah ia malang? Aku hanya berdoa semoga saja perkiraanku salah semua.

Sayangnya 90 detik telah berlalu, lampu hijau terbit, dan aku hanya bisa mendengar suara klakson mobil yang bergemuruh kecil-kecil karena dua temanku masih asik mengobrol hingga lupa memperhatikan hal-hal penting lainnya.

Akhirnya, aku kembali dihantui dengan beberapa pertanyaan sederhana yang aku ingat hingga malam hari kala itu aku melihat monyet dan majikannya. Pertanyaan yang tidak absurd, pertanyaan yang bukan fantasi. Hanya pertanyaan sederhana yang penuh rasa ingin tahu dan tentu bagiku ini amat teramat sangat penting untuk diketahui jawabannya. Sudah pasti bukan sebuah pertanyaan tolol seperti siapa nama monyet itu, karena kemungkinan besar namanya Susi. Pertanyaan itu adalah:

"Hari ini... Susi sudah makan? Susi makan apa, ya?"

Ke mana?

Bunyi langkah kaki terseret
Yang tersisa hanya sendu jingga

Portal hidup
Terbuka untuk tertutup

Sampah bergumul
Perlahan terbakar

Asap racun
Menebar ufuk hingga horizon

Tidak ada kunang-kunang berkobar
Maupun lalat berseteru

Yang ada hanya nafas
Yang kian lama mulai memendek...



Hingga jiwa kabur!
(Ke mana?)

Gigi Gigil

Gigi bergemeretak
Tubuh memeluk diri

Lagi-lagi cuaca kelabu
Menyapu...

Pipi memerah
Hidung banjir

Lagi-lagi angin sunyi
Menghampiri...

Gigil!



Berbaring ditemani bantal basah,
(Lalu kuduk terbangun.)

Remedy

Makes me CRY!



Oh sweetest honey,

The one and only...
My most precious lady

--- I'm in m.i.s.e.r.y. ---
Trapped alone in the sky

But, you are my remedy
With a kiss... that's so juicy



Makes me FLY!
(Then crushed by fatal crash.)

Yang Aku Percaya

Sebelum aku lupa dan kembali hilang arah, bertualang mencari sesuatu yang berarti. Aku harus menulis ini. Karena bintang pujaan akhir-akhir ini sering bersembunyi di balik awan kelabu malam yang pekat akan keraguan.

Ada 3 hal yang aku percaya:

1. Aku percaya bahwa aku dapat belajar apapun yang aku mau dan kapanpun aku mau, dan aku bisa mempercepat laju kenaikan kurva pembelajaranku dengan tetap memegang teguh pikiran yang positif dalam setiap kondisi.

2. Aku percaya bahwa aku memiliki segala sumber daya yang diperlukan berada dalam diri ini, dan aku bisa menggunakannya setiap saat dengan sebaik-baiknya.

3. Aku percaya bahwa aku lebih kuat dari segala tantangan yang berasal dari luar diriku dan aku mampu melampauinya, dan aku mengendalikan kekuatanku sepenuhnya.

Jalan panjang berliku di depan, namun kalau tidak memulai dengan satu langkah kecil... aku tidak mungkin mengetahui apa yang ada di ujungnya. Sabar bukan berarti diam dan terpaku.

Saatnya mengubah dunia.

Untuk menciptakan salju longsor, tidak perlu repot-repot mendorong sebuah gunung, yang diperlukan hanya sebuah bola salju kecil kemudian biarkan ia terguling di lembah, lalu waktu yang akan merawatnya.

Nu:Tone (Feat. London Elektricity) - Can We?

Well here's one in my collection that I'm proud of. A majestic combination if I may say so. Nu:Tone and London Elektricity with Can We?

Hope you all enjoy this song as much as I do. Thanks to lifestyleparkour who upload this. Cheers :)

Here's the lyric:

Is something special inside your heart?
A secret, a dream, a wish or maybe a part...
Of some greater scheme we don't understand
Can we celebrate love?

What is the reason for being here?
To give birth, to fly high, to grow old and disappear
To another time and place nobody knows
Can we celebrate life?

There is a wonderful place I know
You can pack your bags, it's time to go away now
And I would rather be right here by your side
Can we celebrate love?

No, no, no...

It really doesn't matter what we call it
This is what we called life, come on, come on, come on!
You gotta understand what we do babe!
Searching for the reason

And I know, and I know, and I know...

I know it's getting hard to walk away now
Jungle's made it a reason
It's getting dark, getting late, getting cold
Cause I'm calling and waiting for you

Time to celebrate your life
The flame of love keeps on burning
And our lives will always keep searching
This world of ours keeps turning

Present's - I Wish

Dear visitor, reader, etc.

Sorry for a long time I haven't post any new music, it's because I'm busy with my thesis, goddamnit! This is Present's, tune called I Wish. Enjoy! :)

Here's the lyric:

Everyone knows that a man ain't supposed to cry
Cause so badly, I wanna go outside
Day after day, I stay locked up in my room
I search the skies, desperately for rain

Special thanks to LiqweedFTW, who uploaded this great tune. Check out his channel on YouTube will you? If you love liquid DNB, you surely will love his channel. It has so many tunes with great qualities and tastes. Cheers mate!

And you can also download this tune for free (via soundcloud, or click here -- if you have an account, if not... just sign up, no strings attached). :P


Cermin Abu

Tirai kelambu tertutup
Selimut terlipat rapi
Kasur sedingin es

Cermin tertutup abu
Sunyi menggantung
Mati rapuh

Nyala api lilin membesar
Seiring tubuhnya kian mengecil
Indahnya radiasi

Waktu seperti ini
Saat diri menjadi satu
Cermin masih tertutup abu



Sudikah telapakmu ternoda?
(Atau meniupnya dengan mulutmu yang kotor?)

Mama Tidak Pernah Bohong

Mama adalah salah satu wanita cantik dalam hidupku.

Dahulu waktu kecil, ia pernah mengucapkan sesuatu yang masih aku ingat hingga sekarang: "Mas, semakin cantik seorang perempuan... semakin berbahaya."

Semakin indah setangkai mawar, niscaya semakin banyak durinya. Begitu pula dengan racun yang paling berbahaya, semakin manis hingga terasa hambar sampai nyawa melayang. Pada akhirnya ternyata Mama tidak pernah bohong, dan saat ini posisi nomor satu wanita paling cantik yang aku kenal semasa hidupku adalah Mama. Tanpa nasihat Mama, mungkin aku sudah berkali-kali kalah dalam perang ini.

Thanks Ma, love you.

Apollo Vs. Dionysos

O! An odd day,
An Apollonian trapped in Dionysos'

O! What curse have I been into?
Can one becomes two?

O! An even day,
A Dionysian trapped in Apollo's

O! What curse have I been into?
Can one becomes two?

The ring shall complete
The loop shall be perfect

O! Are even-odd days!
Forever curse, forever bound to freedom.

O! What curse have I been into?



There shall be only one.
Can one becomes two?

Mencari

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Sebuah jarum emas di
Milyaran tumpukan jerami,
Tanpa suatu yang pasti

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Kesana-kemari,
Tak henti-henti,
Harta karun dalam mimpi
Yang dulu telah pergi

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Selangkah lagi,
Menemukan inti,
Namun arti...
Hilang kembali.

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Mencari...
Mencari...
Mencari...

Tersesat sendiri,
Dalam labirin sunyi,



Menunggu mati.

Malam

Malam ini bulan bersinar keperakan
Malam ini awan kelabu berhamburan

Malam ini hujan rintik
Dan genting terus menetes penuh bunyi

Malam ini dingin
Malam ini jalanan basah air mata

Malam ini sepi
Hanya jangkrik sibuk main simfoni

Malam ini...
Semuanya...
PECAH!

Penjumlahan

Aku ditambah Kamu sama dengan Dua Puluh Enam.

Kata leluhur itu buruk,
Sayangnya aku tidak menggauli mitos.

Lagi pula sejarah selalu penuh dengan kebohongan,
Bukankah begitu, sayang?

Jikalau

Jikalau Tuhan itu ada,
Jikalau kehidupan setelah kematian itu ada,
Jikalau surga itu ada,

Jikalau semua di dalamnya diberkahkan,
Jikalau semua pinta penghuninya dijadikan,
Jikalau semua dengan mudahnya dikabulkan,

Dan...
Jikalau nanti setelah mati aku masuk surga,

Maka...
Aku hamba hina ini hanya punya satu pinta,
Yaitu: Aku ingin menjadi Tuhan.

Mungkinkah Yang Maha Kuasa menerimanya?

Lebih Baik Melupakan

Ini adalah sebuah tulisan, setelah salah satu posting teman di blog memacu diriku untuk mengingat kembali bahwa ada beberapa hal yang lebih baik dilupakan saja. Karena memang pada dasarnya aku ini orang sederhana, dan memiliki prinsip bahwa lebih baik melupakan saja daripada mesti repot-repot memaafkan.

Jadi begini ceritanya, alkisah 2 hari kemarin aku bertemu seorang teman lama yang sekarang masih berhubungan dengan --- mari kita sebut saja sebagai --- pihak ke tiga. Ini sebenarnya kisah lama, aku mempunyai hubungan baik dengan pihak ke tiga, dan aku sangat percaya dengannya. Sampai pada suatu saat aku dengan bodohnya terlalu percaya berlebihan, dan pihak ke tiga... bisa dibilang mengkhianatiku dengan mudahnya, tanpa memperhitungkan apa saja yang telah kita alami bersama.

Aku lalu mengintrospeksi diriku ini, apa yang aku lakukan dengan begitu salahnya sehingga menerima nasib buruk. Akhirnya aku menjadi orang yang lebih baik, setidaknya aku menganggap diriku begitu, lalu melupakan kasusku dengan pihak ke tiga itu. Namun setelah beberapa saat, dan bocoran dari beberapa pihak, serta ditambah lagi dengan investigasi olehku sendiri --- maklum aku ini skeptis, akhirnya aku tahu bahwa aku tidak melakukan sesuatu hal yang fatal, memang pihak ke tiga ini yang boleh dibilang sebagai orang brengsek. Tapi tak mengapa, toh itu semua sudah aku lupakan. Karena dendam memang selalu memakan pelan-pelan dari dalam, seperti api cemburu.

Hari itu, aku dan temanku minum kopi di salah satu kafe kopi dengan logonya yang hanya menggambarkan biji kopi dan di bawah logonya ada sebuah logo lagi berupa sepucuk daun teh. Tentu saja karena hari lebaran telah lama lewat dan aku tidak mendapat THR karena sudah dianggap besar di keluarga serta dividenku belum datang juga, akhirnya aku hanya mengambil sisa minuman orang lain dan menikmatinya, tapi itu cerita lain... maaf jadi melantur.

Kita bertukar kabar mulai dari teman-teman yang saling kita kenal, peristiwa-peristiwa apa yang telah kita alami masing-masing, dan segala omongan lain yang tidak jelas asal usul dan ujung akhirnya dimana. Sampai akhirnya temanku itu berkata:

"Eh, lo tau ga. Si itu kan kena penyakit. Kasian. Mau buru-buru kawin."
"Kok bisa? Perasaan sehat-sehat aja." Aku menjawab dengan menaikkan kedua alisku.
"Ya itu penyakitkan bisa muncul gitu aja."
"Serius lo? Tanpa ada penyebabnya? Masa sih?"
"Iye, beneran."
"Ga percaya gw, emang dokternya bilang apa?"
"Mana gw tau dokternya bilang apa, yang jelas itu jadi alasannya buat kawin nanti. Paling deket-deket ini."
"Kasihan ya, gw turut simpati. Salam aja kalo ketemu, dari gw gt. Semoga cepat sembuh."

Awalnya aku bersimpati, sedih sekejap, berusaha merasakan apa yang dideritanya. Kemudian aku dan temanku itu berpisah karena ia masih ada janji dengan temannya yang lain untuk bergaul bersama. Namun ketika aku kembali sendiri lagi, perlahan-lahan memori itu muncul kembali dan aku mulai merasa kesal. Tidak nyaman dan kembali mengutuk-ngutuk pihak ke tiga itu. Sampai akhirnya aku berani bilang bahwa Tuhan itu Maha Adil. Lalu aku tersenyum begitu lebarnya dari ujung telinga satu ke yang lainnya saat itu juga, sendiri duduk di sebuah kafe seperti orang gila. Aku sangat bahagia sekali mengetahui bahwa ternyata diriku masih jahat. Terima Kasih wahai Penyebab Awal.

Tahun silih berganti, namun beberapa hal masih tetap sama. Dan sebaiknya tetap begitu.


P.S. :
Ah... jadi lupa. Sekaligus aku mengucapkan minal aidin wal faidzin, mohon maaf lahir batin, baik yang disengaja atau hanya karena keisenganku belaka.

Halal atau Haram?

Satu teguk...

Menurut ajaran kepercayaanku, minuman keras adalah sebuah hal yang diharamkan. Karena dapat merusak tubuh dan sesuai pepatah: 'di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat'.

Dua teguk...

Mengapa Tuhan menciptakan sesuatu yang bisa sangat merusak? Tentu saja aku percaya bahwa ada hal baik di balik semua itu, namun biasanya segala yang bersifat baik itu akan cepat pudar. Hilang perlahan ditelan gelapnya malam.

Tiga teguk...

Oh Tuhan, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Sebenarnya aku ingin sekali berdoa, namun saat ini aku sedang mabuk. Lagi-lagi menurut ajaran yang Engkau berikan kepadaku --- yang langsung diturunkan begitu saja lewat kedua orang tuaku, tanpa pertanyaan, tanpa persetujuan --- melarang untuk berdoa kepadamu disaat-saat seperti ini. Ah!

Empat teguk...

Jadi aku hanya ingin mencurahkan segala isi sampah di otakku ini, yang Engkau buat dan isi dengan begitu anehnya. Apakah segala sesuatu yang memabukkan itu haram? Jawab aku, wahai Yang Maha Kuasa!

Lima teguk...

Bagaimana dengan orang yang tidak percaya akan Engkau? Mereka yang menenggak minuman haram itu tanpa tahu akibatnya. Mereka yang bernasib sial karena tidak pernah mengetahui ajaran yang Engkau berikan. Apakah Engkau dengan mudahnya akan mencemplungkan jiwa mereka ke neraka yang paling dalam untuk terbakar selamanya, wahai Yang Maha Pemurah lagi Maha Pemaaf?

Enam teguk...

Tuhan, aku mengaku sebagai manusia yang penuh dosa. Tuhan, aku tidak bisa hidup tanpa diri-Mu. Tuhan, segala sesuatu ini ada di dalam kuasa-Mu. Tuhan, Engkau adalah Yang Maha Benar. Tuhan, aku membutuhkan-Mu, kasih-Mu, cinta-Mu dan juga hukuman-Mu. Tuhan, aku tidak bisa hidup tanpa-Mu. Oh Yang Maha Sempurna, aku mabuk akan segala sesuatu tentang-Mu... Apakah itu berarti aku adalah seorang manusia haram?

Tujuh teguk...

Jantung berdetak, serabut mati terikat. Hormon dan enzim menguap, kencing terasa manis. Rasa malu hilang, tidak takut apapun. Hati terkucil. Malas dan menjadi kurus, gila lalu lumpuh. Panca indera dicuri, kesadaran hilang. Pikiran berhenti, tak mampu menjawab. Beri aku lebih banyak Tuhan lagi.

Delapan teguk...

Surga.

London Elektricity - I Resign

London Elektricity, with the tune called I Resign. Probably Liane Carroll's mesmerizing voice. Enjoy! :)

Special thanks to afkmer for the upload. Well, here's the lyric:

These are the things that troubles us
These are the things that get in our way
This is the bubble bust in us
The state a play at the end of the day

This is our life going through my head
But the life that I live just right here instead
I could calculate the distance right between the two
If I leave right now I can make it through

I could thanks to you for all the say and I was wrong
I could thanks to me for sitting here far too long
I could thanks to all the people who believe in me
It's a shame I can do that to the living my resignation

Wishing have a chance to create a new life
Just from the things in this song is gonna be up night
I never know which way until the table turn
And I won't stick around until I get run

I resign from your control cause your system suck
I resign from my position in the back of the truck
I resign cause I don't wanna be a right hand man
And I'm never gonna beg to the living my resignation

You're the one who started this
You're the one who gave me away

Na na na na na na na na
Na na na na na na na na

I wanna start with my resignation
At the end of the day


Kandang Kukang

Pada suatu hari, di sebuah kosan pada area kota kembang yang pernah menjadi lautan api. Aku melihat seekor kukang dikurung dalam kandang. Pertama kali aku melihat binatang itu sangat lucu sekali, dengan matanya berwarna hitam berbentuk bulat. Mempesona setiap jiwa yang langsung menatapnya. Bulu halusnya yang berwarna abu-abu. Cakarnya yang hitam panjang. Namun sayang, binatang itu pemalas dan sedikit bergerak. "Memang ia lebih aktif pada malam hari dan berisik mengganggu tidur para penghuni kosan," Begitu kata si penjaga kosan.

Aku terus memperhatikan setiap gerak geriknya dan seperti biasa, aku mulai berpikir tanpa henti. Seperti apa kukang itu pada waktu kecil? Siapa induknya? Dimana ia lahir? Bagaimana ia bisa sampai di kota? Dan mengapa si penjaga kosan tersebut membelinya di pinggir jalan lalu memeliharanya dalam sebuah kurungan kecil yang hanya patut dihuni oleh satu ekor burung?

Lama-lama aku merasa kasihan pada kukang itu, hidupnya hanya sebatas 40 x 30 x 30 dikelilingi jeruji dari kayu. Setiap harinya mungkin kebanyakan dihabiskan dengan tidur, atau memanjat kesana kemari, memutar layaknya 'motor trill' (baca: motor yang dipakai para pria macho hanya karena tidak mampu membeli Harley-Davidson) dalam pertunjukan 'tong setan' (baca: tong stand) yang ada di pasar malam tempat para muda mudi anak kampung sini saling mencumbu mesum kekasihnya masing-masing. Makanannya sedikit potongan buah-buahan sisa. Sedangkan minumannya lebih mengecewakan --- air tawar bening yang belum dimasak.

Kemudian aku berimajinasi, bagaimana kalau aku adalah kukang itu. Hidup pasti sangat membosankan. Tidur, bangun, garuk-garuk, memanjat kesana kemari, makan sisa buah yang kemungkinan besar sudah mau basi, minum air PAM dengan kualitas yang buruk lalu melihat burung terbang bebas di luar sana dengan penuh rasa iri. Sayangnya kukang tidak bisa menangis.

Pertanyaan terus berlanjut dalam benak, mengapa Tuhan menakdirkan dirinya untuk terjebak dalam kandang tersebut? Atau memang pada dasarnya ia ceroboh sehingga tertangkap lalu dijual seharga satu paket makanan di restoran fastfood ternama? Atau mungkin ia memang sengaja tertangkap agar hidup enak? Kalau alasannya yang terakhir, sungguh harga yang mahal untuk dibayar bagi sang kukang. Hidup sendiri dan terbatasi.

Bukankah Tuhan memelihara segala ciptaan-Nya? Memberikan kasih tanpa batas kepada semua mahluk-Nya? Lalu sebuah analogi absurd muncul. Apakah boleh kalau aku bilang bahwa sang kukang tersebut adalah sebuah peliharaan, maka berarti si penjaga kosan bisa diibaratkan sebagai Tuhan bagi si kukang tersebut? Karena yang memelihara adalah si penjaga kosan, yang memberikan makan dan minum adalah si penjaga kosan, yang mencuci kandangnya adalah si penjaga kosan, yang memandikannya adalah si penjaga kosan, yang mengelus bulu halusnya si penjaga kosan dan yang menentukan hidup mati kukang tersebut adalah si penjaga kosan --- selama sang kukang masih terpenjara dalam kandang kayu itu.

Pada akhirnya tiba juga pertanyaan yang paling memusingkan, kukang tersebut sudah pasti bukan si penjaga kosan yang menciptakannya. Tapi sebagian besar peran sebagai Tuhan bagi sang kukang juga sudah hampir terpenuhi. Jikalau si penjaga kosan itu pintar dan belajar biologi sebagai hobinya lalu menjadi ilmuwan gila, kemudian menciptakan kloning kukang tersebut dan memeliharanya dengan cara yang sama, bisakah si penjaga kosan disebut sebagai Tuhan? Apabila jawaban terakhir dari pertanyaan di atas adalah 'ya' dan 'bisa', maka siapa yang menciptakan si penjaga kosan tersebut?

Hal ini sangat membuat diriku berpikir terus menerus dan bertanya. Mengapa Tuhan menaruh kita di ujung bimasakti di planet terpencil? Mengapa Tuhan memberikan kita waktu yang sedikit di Bumi ini? Jauh lebih sedikit dibandingkan umur bunda bumi tercinta.

Semua itu masih belum mungkin terjawab sepenuhnya, sampai para homo sapiens benar-benar memahami bagaimana mereka bisa berada dalam posisi ini --- sebuah penempatan yang terkesan acak namun sebenarnya itu semua adalah bagian dari sebuah rencana besar yang meliputi seluruh jagad raya.

Setelah beberapa saat, akhirnya kukang tersebut berhasil kabur dari kandang kayunya. Ternyata ia mengunyah jeruji itu pelan-pelan setiap malam satu per satu, menelannya dan mengubahnya menjadi kotoran hingga akhirnya ia mampu menyelinap keluar menuju kebebasan. Keluar menuju sangkar yang lebih besar lagi dengan tanah yang hijau dan langit yang biru. Nama kukang itu Igor, sedangkan si penjaga kosan tampaknya sangat kecewa karena sibuk tertidur lelap setiap malam sehingga lupa untuk mengawasi peliharaannya.

Yeah

I don't need a drink,
I don't need to talk about things,
I don't need any excuse...
To stay awake with you.

From dawn,
Until sunrise,
I stay awake,
Just to keep my promise.

Because...
You are you.

I don't need anything,
I don't need any reason at all.



My promise,
Is just a lie.

Ironi

Kita hidup di dunia penuh ironi. Tidak percaya? Mau bukti?

Sepasang gadis dengan muka yang pas, berlaga menyanyi diiringi lagu yang aneh. Dilihat oleh seseorang, setelah itu menyebar bagai virus. Lalu semua memberi status baru. Seperti menang lotere, mendapat untung --- tertimpa durian runtuh sepuasnya --- ditambah beasiswa sampai lulus kuliah.

Bagaimana? Masih tidak percaya juga? Mau bukti lagi?

Seorang bocah laki-laki, memiliki jutaan penggemar. Hidup lebih dari cukup dengan pendapatan atas usahanya sendiri. Yang perlu ia lakukan hanya mengucap mantra sakti, "Tolong aku ya Allah!" --- Kemudian... esok harinya diberikan seragam sekolah gratis.

Kesimpulannya, ironi lebih dekat dengan nadi daripada hati nurani dan Tuhan.

Aku hanya menulis, tidak berharap dibaca.
Tidak tahu sastra maupun tanda baca.
Sudikah kamu mengerti?
Wahai ironi.

Angin Perkasa

Seandainya angin bisa berbicara, dengan segala desahannya yang lembut membuai jiwa. Niscaya aku pasti tidak akan bingung untuk menentukan kemana kaki ini melangkah. Tinggal mengikuti saja hembusannya yang damai, menuntun jiwa menuju surga di atas planet biru. Kemudian serentak semua terasa begitu indah, setiap daun yang jatuh ditopang oleh kasih sang angin. Lalu api dibuat menari oleh gerakannya. Air bersorak gembira oleh leluconnya dan tanah tertidur damai karena elusannya.

Anak angin yang setiap detiknya aku curi. Rasa dingin yang menerobos masuk hidung, tawarnya yang menuruni tenggorokan, melewati paru-paru dan menyatu dalam raga. Kemurniannya yang merasuki setiap sel dalam tubuhku. Wahai angin, terima kasih. Karena tanpamu, api milikku ini... akan padam. Aku berjanji akan terus menerkam dirimu tanpa ampun. Dan disaat engkau --- wahai angin yang bebas perkasa --- berhasil kabur, niscaya engkau membawa kehangatan.

Biarkan lingkaran terkutuk ini terus berulang, sampai tiba waktu dimana aku tidak lagi sanggup untuk merampok semua nyawamu. Saat jantung berhenti berdetak dan otak berhenti berdenyut.

Tetapi semangat ini akan terus hidup dan beranak pinak, setidaknya hingga semua pemangsa punah.

Ada Masa

Akan ada masa, dimana
Semua berbondong ke Timur
Untuk mencari Barat

Akan ada masa, dimana
Semua saling menyapa
Namun nihil menyentuh pesona

Akan ada masa, dimana
Semua yang berharga
Menjadi sia seketika

Akan ada masa, dimana
Semua merasa satu
Lalu genap berkunjung jua

Akan ada masa, dimana
Semua kilas beragam warna
Penuh arsir abu-abu

Akan ada masa, dimana
Sang waktu akan bosan menunggu
Kemudian ia lari memburu

-- Sendiri, kekal dan terus maju --

Akan ada masa, dimana
Semua terus tumbuh
Hingga menggapai kehancuran



Dan... Masa... Itu...
Telah... Tiba...

Evolusi

Ketika pertama kali
keajaiban terjadi. Jauh
lebih berharga daripada
mukjizat manapun.

Suatu
hal
yang
bernama
e v o l u s i ...

Seketika, semua berubah
dan mulai berpikir. Berjuang
menempuh jalan yang
panjang. Sedikit demi
sedikit. Satu langkah
lebih dekat untuk
menjadi
Tuhan.

Pemberian yang
tiada tara, menyatu
dengan Yang
Maha Agung.

Amin.

Jangan Bicara

Jangan pernah berbicara tentang Tuhan sekalipun di depan diriku. Jangan sok tahu menceramahi diriku dengan aturan-aturan yang ada. Mata ini bisa melihat, mana yang tercerahkan dan mana yang palsu. Maaf.

Jangan pernah sekalipun menunjuk diriku sebagai orang yang salah, ingatlah kawan... jari tengah, jari manis serta kelingking tetap mengarah padamu, ditambah lagi dua jari tengah milikku langsung ke wajahmu.

Jangan pernah bergaya seolah paling benar di depanku, aku tahu kawan... engkau tidak pernah kehilangan diriNya. Sehingga engkau tidak pernah berpikir, atau sekalipun menanyakan tentang segala sesuatunya. Padahal manusia adalah mahluk yang berpikir, sayang sekali kawan. Engkau menerima begitu saja diriNya, tanpa usaha. Menyedihkan.

Maka biarkan aku tetap dalam jalanku, dan engkau tetap dalam jalanmu --- menghimbau mereka yang lain untuk disingkirkan dari hadapanmu --- dengan kekerasan. Pada akhirnya aku akan malu dengan nama yang engkau pakai semena-mena kawan, nama murni yang suci namun engkau menggunakannya untuk membodohi mereka --- yang sama juga dengan dirimu kawan, sama-sama tidak bisa berpikir --- dengan iming-iming dosa dan hadiah tujuh puluh dua vagina gratis pada waktu yang telah ditentukan. Dan jikalau 1 hari sama dengan 24 jam di surga nanti --- wahai kawanku yang suci dan memakai sorban meneriakkan namaNya tanpa tahu Ia itu siapa, apa dan dimana --- maka engkau akan kelelahan melakukan Ménage à trois plus one setiap jam tanpa henti. Aku MENGUTUKMU! Dan Ia masih saja diam membisu.

Tapi tenang saja kawan, jika neraka itu ada. Aku pasti di dalamnya... dan aku berani bertaruh bahwa engkau nanti berada di lantai bawahku. Semoga selamat kawan!

Tomahawk - Until Dawn

Well, this one is so liquid and funk. Until Dawn by Tomahawk, please enjoy. Will be looking more for his tunes. :)

And send some chills to UltimoImperio for uploading this, nice one mate, cheers!


Who Is Right?

I'm wrong,
And so are you

But now,
Where's the truth?

I just believe in one thing,
That is...

I will never let you go.

Perfect Match

They're all said that a perfect match can be known by their dialog --- the sweet mutual conversation of lust between a couple. Then, suddenly I remembered the one that I have experienced well and still carved deep inside my head.
She said, "Can I kill you, later?"
I simply answer, "The pleasure is all mine."
Now, all of you can be the judges. But don't bother to speculate the future, the end is still yet to come. I even don't know it for myself.

Countour & Ill-Esha - Point Of No Return

This one is Countour and another Ill-Esha's voice, loving it! Tune called Point Of No Return. Such a moody tune, perfect for another hope of love. Please enjoy it. :)

Special thanks for miguelpl90 for the upload and gownomac also illeshadj for correcting me. Well here's the lyric (if there's another correction, due please comment):

One day you appeared
Right out of the sand from nowhere
And suddenly here
And there were no expectations

Taking my hand
Walking through sand
I didn't need much more
But soon every day
Your beautiful eyes were smiling at my door
And slowly that part of me
That I buried oh so deep
Started to break the chains
And wake from this endless sleep

Now it's out of hand
I've lost my command
And you'll never feel the same
Cause you are unconquerable
And I've already lost this game

Right here in my life
Wish I can freeze this moment
For some other time
When I sit alone on the edge of my bed

I just can't go on
When things are so out of focus
Will I ever learn
The more I love the more it burns
I reach the point of no return

Cause you see I don't stop
The truth people fall from any universe

A wandering heart
A world of apart

I wish that a place for rebirth


Kostum

Kita semua memakai kostum,

Kamu...
Serigala berbulu domba...

Aku...
Singa yang tertidur.

Dunia terus berputar dan berubah,
Namun pada akhirnya rimba yang menang.

Tenang saja sayang, semua akan baik-baik saja.

Karena kita sang pemangsa.

Order

Just a glimpse of truth,
If such thing could exist.

In order to find God,
You don't need another prophet nor another cult

In order to grasp God and Its power,
The absolute Thing of existence --- again, if such Thing could exist;

It start within yourself,
Hidden deep inside,
Thus simply...

You must lose Him/Her/It first.

Killing from the inside,
Such is the way of human nature.

Then you'll know that...
Everything is in order.

Tell me why there is the truth,
Why? Why? Why?

The Lion and The Hunter

Once upon a time, live a lion.
His neighbor is a hunter.
That night, he decided to visit his neighbor.

“Howdy hunter?”

“Howdy lion!”

“What’s your dinner?”

“Just a rabbit, they’re hard to find nowadays.”
--- The hunter complained.

“Oh I see.”

“What’s yours?”

“You, and the leftover of your meal.”

-------
"If a lion could talk, we could not understand him."
--- Ludwig Wittgenstein

Ini

Sendiri,
Memeluk sepi.

Berimajinasi,
Terkurung tanpa jeruji,

Murni,
Sebuah kreasi.

Tapi...

Yang mana yang asli?
Yang mana yang mimpi?

Di setapak jalan buntu ini,
Hanyalah sebuah ilusi...

Yang saling membuntuti,
Yang penuh rasa iri,
Yang mandiri,

Tanpa sebuah inti.


Namun tidak ada yang berani...
Menghayal untuk pergi.

Lagi dan Lagi

Malam ini seperti biasanya, aku sendiri. Duduk di depan layar laptop butut ini, untuk mulai menulis sebuah paragraf yang mungkin nanti tidak akan begitu berarti, tapi masih berguna untuk membunuh waktu.

Lagi dan lagi hari ini Bandung hujan, disaat itu terjadi semua terasa dingin. Mau bangun malas, mau pergi ke luar untuk cari makan juga malas. Untunglah cuaca lebih reda sekarang, yang tersisanya hanya tetes hujan yang jatuh perlahan --- seolah mereka menggantungkan hidup mereka di atas genting dan melawan takdir, menolak untuk mengikuti hukum gravitasi --- namun mereka semua tahu bahwa itu adalah tindakan sia-sia.

Sudah berapa lama kita bersama? Aku yang bodoh lupa akan hitungan sederhana semacam ini, maaf. Beberapa orang bilang bahwa setiap kegiatan yang kamu cintai niscaya tidak akan pernah membosankan, makanya sebagian dari wirausaha melakukan bisnis mereka sesuai dengan minat dan hobi masing-masing. Aku? Ah... mungkin bisa dibilang hobiku tidak bisa menghidupi diriku di masa depan nanti.

Sisa keringat langit masih saja terus jatuh, tiap tetesnya membuat suara yang berbeda. Sementara mahluk-mahluk lain sibuk terlelap dalam mimpi, lupa untuk memuja rembulan. Dan ia, masih terlihat sangat cantik... meskipun cahayanya hanya sebuah hasil rampasan. Sayangnya aku tidak bisa melolong malam ini dan itu bukanlah sebuah alasan melainkan fakta belaka.

Alasan... hmm...

Apakah alasan itu? Yang jelas semua orang memiliki alasan masing-masing dan selalu berbeda satu sama lain. Beberapa orang tidak suka dengan apa yang dinamakan sebagai alasan, karena itu hanyalah sebuah usaha untuk menunjukkan ketidak-mampuan seseorang atas kepercayaan yang telah diberikan serta melepas tanggung jawab kewajiban kepada sesuatu yang kosong... sang alasan itu sendiri. Sekarang aku sedang mencari di Google tentang asal mula alasan namun hasilnya tidak ada yang sesuai dengan apa yang aku cari. Lalu aku mencari di wikipedia, dan inilah hasilnya...
Alasan adalah proses penyampaian kesimpulan dari data. Alasan terdiri atas bukti (data), tuntutan (kesimpulan) dan pemikiran yang membenarkan gerakan dari data menuju kesimpulan.
Terbukti bahwa Google bukan Tuhan dan terkadang Wikipedia tidak hanya berisi informasi palsu. Dari definisi di atas sebuah alasan terdiri atas kumpulan bukti-bukti. Jika seseorang mempunyai sebuah alasan namun tidak memiliki bukti, berarti kesimpulannya adalah pembohong --- dan aku menuntut agar itu menjadi benar. Namun apalah arti benar? Aku sendiri sampai sekarang tidak yakin betul akan definisi, konsep maupun arti sebuah benar maupun kebenaran yang aku miliki. Yang aku rasa, aku hanyalah seorang manusia... yang senantiasa berbuat dosa, sadar akan dosa tersebut dan terus melakukan dosa itu karena tidak pernah merasa puas dan itu semua terasa asik teramat sangat.

Jadi, apa inti dari tulisan ini? Ah... aku tidak tahu. Sial! Seharusnya aku mengerjakan skripsi tetapi entah mengapa rasanya berusaha untuk mengumpulkan niatnya saja sudah sia-sia. Lalu apa hubungannya dosa dengan alasan? Dan yang lebih penting lagi, apa hubungannya dengan aku, diriku dan maksud dari semua tulisan ini?

Mari kita putar balik itu semua 3 tahun silam...

Aku hidup sendiri karena pilihan. Tidak pernah mempercayai siapapun karena telah kalah dalam pertarungan yang bernama cinta, dan... berakhir dengan pengkhianatan. Air susu dibalas air tuba. Dalam kesendirian itu, aku terus mencari dengan setengah hati. Karena aku tidak pernah mengenal kata menyerah dan aku tahu betul bahwa kesempatan selalu ada.

Sampai pada saat itu, aku bertemu dengan dirimu dan seketika aku jatuh. Cinta pada pandangan pertama, begitulah orang biasa bilang untuk mencari vagina gratis dengan membodohi gadis belia dibawah umur... toh siapa pula yang mau menerima resiko untuk terjangkit penyakit menular seksual. Yah... mulai melantur, maaf.

Mungkin karena para betina disaat itu semuanya terlihat jelek sehingga mataku berbelanja. Tapi itu semua adalah takdir yang memanipulasi diam-diam agar aku sadar akan sosok cantiknya dirimu.

Yang pertama kali aku lihat adalah rambutmu itu, seperti kuning mentari. Matamu yang bening besar dan senantiasa berbinar. Gigimu yang rapi, bukan seperti gigi wanita modern saat ini yang rapi karena alat bernama kawat atau 'behel', tidak sayang... aku ahli dalam menilai wanita, dan aku tahu gigimu itu murni rapi karena genetika sehat dan kuat. Lalu badanmu, kalau para playboy menilai dari skala 10 kamu mungkin mendapat skala 8 --- tapi ingat! Itu dulu... itu dulu sayang, sebelum kamu sial bertemu denganku dan mengurangi nilai itu sebanyak kurang lebih 1 sampai 2 poin.

Tapi memang dasarnya aku ini selalu pasif, kalau pemain bola mungkin aku lebih dipuja daripada Saint Iker. Hanya menunggu tanpa aksi... dan pertemuan itu berakhir tanpa hasil.

Setelah itu aku senantiasa bermimpi akan dirimu, meskipun kebanyakan disaat aku terbangun aku tidak ingat akan mimpi itu. Toh... aku terbiasa tidur tanpa mimpi, hanya murni kegelapan dan itu mendamaikan.

Waktu terus berputar dan setelah beberapa saat akhirnya pertemuan diadakan kembali. Aku berharap cemas agar kamu datang juga. Tapi aku memang manusia pemalas, aku telat bangun! Hasilnya, aku hanya bisa menjabat tanganmu dan sekedar basa-basi biasa seperti homo homini lupus lainnya.

Untunglah seorang sahabat memberiku sebuah informasi yang berharga, bahwa kamu akan melanjutkan kuliah di kota yang sama dengan aku menghabiskan masa mudaku penuh hura-hura, berfoya-foya layaknya tiada hari esok.

Waktu kembali berjalan.... dan pertemuan berikutnya kembali diadakan. Saat itu, aku yang bermimpi untuk mendapatkan dirimu, aku tidak tanggung-tanggung untuk melakukan aksi pendekatan. Kamu tertangkap!

Memang dasarnya aku manusia paling beruntung sedunia, sedikit usaha... hasil telah tercapai. Kala itu, kita berdua senantiasa bersama menghabiskan masa. Teman-temanku mulai mempertanyakan kemana aku pergi dan senantiasa menghilang. Mereka semua tidak tahu, aku merahasiakannya... sampai akhirnya kamu dengan cerewet minta untuk mengenal semua temanku dan aku menurut seperti anjing yang setia kepada majikannya.

Waktu tidak pernah lelah untuk berjalan ke depan, begitu pula dengan romantika yang kita miliki. Sampai saat ini, aku masih mengganggap aku beruntung karena ternyata rumahmu di kampung tidak jauh dari rumahku di kampungku. Yang lebih mencengangkan lagi adalah, seprai kamar tidurmu --- kuning dengan hiasan bunga berwarna merah --- yang merupakan hadiah dari ibumu ternyata... aku juga memilikinya sama persis di tempatku dan juga berupa hadiah dari mamaku.

Aku tidak pernah menyatakan cintaku kepadamu, karena aku tahu itu hanya sebuah formalitas. Jangan anggap aku juga menentukan tanggal resmi ikatan kita, terlalu merepotkan. Terlebih lagi untuk mengingatnya karena kamu tahu aku ini pelupa... apalagi ditambah dengan kebiasaan hidupku sehari-hari. Akhirnya kamu menyerah dan tidak memusingkan akan hal itu lagi.

Kita sepakat untuk bersama. Sekian.
Tapi...

Kamu tahu betul, kan? Semua pria bajingan diluar sana... disaat mendekati seorang wanita pasti akan berlagak seperti pangeran dan berbaik hati. Hingga akhirnya mendapatkan apa yang ia inginkan, memainkan wanita itu sesuka hati lalu melupakannya. Begitu pula denganku, sayangnya kamu sial... karena aku lebih brengsek daripada bajingan-bajingan itu.

Waktu akhirnya berbicara... Romantika kita hanya seperti sebuah jadwal pelajaran di sekolah tinggi dahulu. Kira-kira seperti ini:

Senin - Berkelahi dan bertikai
Selasa - Berkelahi dan bertikai
Rabu - Berkelahi dan bertikai
Kamis - Berkelahi dan bertikai
Jumat - Berkelahi dan bertikai
Sabtu - Berkelahi dan bertikai
Minggu - Istirahat

Dan pekan berikutnya terulang kembali dari awal seperti playlist iTunes yang berisi lagu-lagu basi. Pertanyaannya adalah, kenapa kita berdua tahan?

Aku keras kepala, kamu jauh lebih keras kepala. Pada akhirnya aku hanya berpura-pura mengalah untuk menang. Terjebak dalam lingkaran setan. Sampai sekarang...

Kemarin, seperti biasa --- tidak seperti pasangan kekasih yang lain --- ritual weekend kita adalah perang! Kamu senang dan aku menikmatinya...

Berakhir pula seperti biasa, aku membunuh batinku dan kamu menangis. Maka terjawab sudah apa hobi dan minatku, yaitu: membuatmu menangis. Dan jikalau para praktisi sok pintar wirausaha itu berkhotbah untuk membuat usaha yang sesuai dengan hobi, silahkan praktisi itu memutar otak untuk mencari uang dari hobiku yang satu ini.

Setiap kamu menangis, kamu memaksa agar aku menjanjikan agar tidak membuatmu sedih dan meneteskan air mata lagi. Dengan brengseknya aku senantiasa pura-pura lupa dan mengingkari janji itu. Ya sudah...

Aku senantiasa menyia-nyiakan dirimu, membuatmu sedih dan menangis berulang kali yang bahkan bisa menyaingi jumlah tetesan hujan malam ini, mematahkan hatimu setiap waktu, menggagalkan rencanamu dan membuatmu ikut merasakan virus kegelapan yang aku miliki hingga akhirnya kamu benar-benar ingin bunuh diri. Namun akhirnya...

Aku tidak pernah bisa melepaskan dirimu meskipun sekuat tenaga aku mencobanya, dan kamu... tidak bisa meninggalkan diriku dan senantiasa mengikuti jejak kelam milikku ini.

Aku terkutuk dan kamu terkutuk. Mungkin, memang kita berjodoh.
Siapa yang tahu?

Biarkan waktu yang menjawab, kita hanya bisa berusaha sebaik-baiknya. Akhir kata...

Aku mencintaimu, teramat sangat. Sampai ingin membunuhmu, lalu menghidupkanmu kembali seperti boneka ciptaan Dr. Frankenstein, mencintaimu sepenuh hati lagi lalu mencabut nyawamu kembali dan terus berulang lagi.

Sabar, ya? Sayang... mungkin ini memang sudah jalannya, menghancurkan satu sama lain.

Terima kasih sayang, untuk segalanya --- termasuk pizza yang tadi kamu bawa ke tempatku untuk kita makan bersama-sama sebagai dinner. Aku masih memanipulasi dirimu karena mimpimu untuk tumbuh tua bersamaku, mari kita berusaha sebaik-baiknya. Tuhan tidak usah ikut campur!

Solely

Image: Define: Authority:
The supreme being, far superior
from us all. A sole ruler, alone and
trust only himself. He smiles every time,
valiant, shine, honest, witty, grace, and brave.
From hero to zero, his orders are just. Committed
to no one, in every of his absence will make him more
valuable. The crown on his head, wear a robe with dignity.
Mutual truth is that he also put on a silky tunic, hid deep inside.

All Is Happy

No matter how hard you try,
You can't please everybody...
Making everyone happy...
It's futile.

But,



You can always kill them all.

Just be true to yourself,
Hopefully the path will reveal itself.

Enough said.

Ellie Goulding - Starry Eyed (Jakwob Remix)

Well, normally I don't listen to dubstep unless it's a cool tune. This one is an exemption. This great bizarre bass effect truly drugged me. The soothe Ellie Goulding's voice and the Jakwob remix is perfect sync. Enjoy, Starry Eyed. If you don't believe me, try listen to the original song. Oh.. I almost forgot, try max your volume and blow your eardrums! Hysteria! Next thing we're touching. :)



Special thanks for paulie12986 for the upload.

Satu Minggu

Senin:
Kala itu kita pertama kali bertatap muka, aku melihat diriku berada di dalam dirimu.

Selasa:
Kita berjumpa lagi, aku melihat lebih jauh penuh kekosongan dan tersenyum.

Rabu:
Masih tetap berdekatan, aku menghadap barat engkau menoleh timur. Diam seribu bahasa.

Kamis:
Sama seperti kemarin, hanya kita berdua saja. Biarkan yang lain cemburu.

Jumat:
Malam yang sepi, tapi kita memiliki satu sama lain. Tanpa pernah saling mengusik.

Sabtu:
Tidak ada yang berubah, hanya ikatan yang makin erat. Meskipun aku tidak pernah membelaimu.

Minggu:
Kamu masih saja hitam, memantulkan kesan suram. Namun entah mengapa aku tidak bosan melihat lewat dirimu.

Wahai jendela di kamarku, sudah lama aku tidak melihatmu bermandikan sinar mentari.

One Liner, Not!

HEAVEN
........
T
(h)
i
s
-
I
s
-
N
o
t
........
A
........
O
n
e
-
L
i
n
e
r
-
M
e
s
s
a
g
e
-
J
(u)
s
t
........
A
........
C
o
l
u
(m)
n
........
(A)
........
S
i
n
g
l
e
-
O
b
j
e
c
t
-
W
i
t
h
-
I
t
s
-
O
w
(n)
-
S
o
l
i
t
u
d
e
........
HELL

Untuk Hari ini

Kemarin, aku telah menulis:
Titik

Hari ini, aku sedang menulis:
.

Besok, aku mau menulis:
Titik.

Lusa adalah kemarin,
Semua tetap penuh tanya.

Kembung

Di tangan kanan pegang iPhone 4G
Di tangan kiri genggam Blackberry

CDMA sudah ketinggalan jaman --- Berdebu usang,
Sendirian di gudang

Minum terus sampai melebar kembung
Jangan dibuang jadi kencing! --- Sayang.

Perut seperti gelembung
Dasar manusia kacung

Minum terus sampai mual melintir
Jangan dilepeh jadi muntah! --- Mubazir.

Hm... --- Ah! aku lupa sampai mana

(Clak Clak Clak)

Maaf,
Liurku terbit.

Masalah

Oh tuhanku, Allah.
Kenapa ada masalah?
Masya Allah

Oh tuhanku, Allah.
Kenapa ada masalah?
Masya Allah

Oh tuhanku, Allah.
Kenapa ada masalah?
Masya Allah

Solusi pergi
Teka teki berkunjung lagi
Jawaban senantiasa sembunyi
Awalnya memang harus begini
Akhirnya semua jadi misteri

Menengok ke kanan, bertemu kiri
Meneropong depan, belakang menghampiri
Semuanya berubah tanpa henti
Mungkinkah termasuk nasib surga dan neraka, nanti?

Oh tuhanku, Allah.
Masya Allah!

Disaat aku sendiri,
Engkau terisolasi

Alhamdulillah.

Dua per Tiga Malam

Malam itu aku teriak sekeras-keranya, pita suaraku bergetar dengan pedih. Banyak orang bilang bahwa dinding memiliki telinga dan pintu mempunyai mata. Ternyata mereka salah.

Angin dingin merangkul penuh kehangatan. Bau malam yang hanya bisa dicium oleh orang yang mencintai kegelapan. Jangkrik mengunci mulut, kunang-kunang enggan berkilau. Tidak ada bulan perak, jangan harap ada bintang. Awan sudah seperti nila, yang ada hanya kelam.

Seperti seekor serigala yang lahir untuk menyendiri, keluar dari kelompoknya. Untuk bertualang, mencari sesuatu --- entah apa itu --- lalu menjemput kematian. Aku di sini duduk bersama imajinasi. Menarik nafas dan menghitungnya. Menghembuskan nafas dan menjumlahnya. Batin berperang damai sekali. Seandainya mentari tidak pernah ada, pastilah semua akan berbisik penuh ketakutan kemudian saling meraba mesum. Lalu aku bosan...

Aku mengaum, mengusir hantu-hantu kesepian. Melolong riang karena sendiri. Menghela cepat karena senang. Aku tenggelamkan kepalaku, rasanya seperti neraka. Panas membara di dalam, dingin kebas di luar.

Arrrrrrrrrrgh! Ah!

Aku teriak sekencang-kencangnya. Gelembung menjadi mayat, mengapung lepas dari ikatan. Pita suaraku bergetar, tembok bak menggigil. Namun sayang...

Dinding ternyata tuli dan pintu terlahir buta, yang tersisa hanyalah perih mengiris bahagia. Surga dalam 2x3, tepat dua per tiga malam. Saatnya serigala tidur. Selamat tinggal matahari.

Ciuman Maut

"Bukan pipiku yang kau cium, melainkan jiwaku," Itulah kalimat pamungkas yang engkau lontarkan dari bibirmu. Dengan wajah lugu andalanmu dan mata itu --- berbinar bagaikan danau terpencil yang memantulkan bayangan mentari --- telah berhasil menyekap seluruh batin hina ini. Hanya dalam beberapa kedipan, aku terperangkap. Aku yang menyerang, aku yang kalah. Ah... bodoh! Senjata makan tuan.

Memori itu masih aku simpan baik-baik di ruangan spesial, tersembunyi di balik lipatan-lipatan otak yang paling dalam. Seandainya kenangan itu seperti sebuah gambar atau foto yang bisa kita simpan baik-baik, pelihara dalam almari lalu kunci rapat-rapat agar tidak hilang, lalu mengambilnya sesuka hati disaat yang tepat untuk bernostalgia... maka hidup akan jauh lebih mudah. Sayangnya pikiranku tidak berfungsi seperti itu, justru disaat-saat yang tidak tepat semua itu terulang kembali dalam benakku, sebuah film pribadi yang tidak jelas jadwal tayangnya. Siksaan yang menyenangkan. Ah... lagi-lagi aku memang bodoh!

Aku masih ingat sepotong puisi sampah yang aku berikan --- setelah engkau berhasil merampok jiwaku --- kepadamu tulus dengan hati gombal:
"Aku memiliki dua pipi,
dan hanya satu jiwa...

Engkau telah merebut semuanya,
mencambuk keduanya dengan telapak tanganmu,
dan merebut yang lain... tanpa modal dan usaha."
Dan engkau hanya tersenyum lucu. Aku yang bodoh? Atau memang racun itu manis? Aku tidak tahu. Aku hanya mengerti untuk berada di sisimu dan mengaitkan kasar dengan lentik, kepalanku dengan genggamanmu. Kebodohanku masih saja dipelihara baik-baik, terkunci rapat dalam almari yang entah aku lupa dimana letaknya.

Namun semalam, seperti biasanya... aku mencoba untuk mencuri kembali jiwaku, sembari mengambil alih batinmu. Sekali dayung dua pulau terlampaui dan dengan dayung itu aku menepuk dua burung sekaligus, mereka mati dan aku menyelam, minum air lalu mencari bangkai mereka untuk dijadikan piala dan tidak lupa untuk meninggalkan kencing.

Aku berusaha menyerang pipi empuk yang merah merona seperti bakpau hangat di hari yang dingin. Murah memang ciumanku, namun kebahagiaan tidak selalu harus memiliki harga selangit. Bukankah begitu, sayang?

Aku mengecup pipimu...
rasanya asin.

Itulah ciuman maut yang pertama kali aku berikan kepadamu kemarin. Ciuman yang mempertaruhkan segalanya dalam beberapa detik, namun... tetap senjata makan tuan dan cinta itu ternyata rasanya asin.

DJ Die & Ben Westbeech - Get Closer (Lovers Mix)

Well this one is an easy listening, DJ Die and Ben Westbeech did it. This tune called Get Closer. I really love the piano loops, sick! Hope you enjoy it as much as I do. Beware tough, this one is a pussy magnet! There's another version --- Rockers mix... but I like this one better, and special thanks to OriginalNuttah93 for the upload.

This is the lyric:

I've never felt your love so clearly
Get all excited when your near me
You are the one I love you dearly
Let's get a little bit closer baby
And should I see your inner beauty?
Sometimes it used to just to confuse me
You are the one I love you truly
So come a little bit closer baby
Cause I feel your love so clearly --- You know you want to
You will be forever near me --- Baby all I want is you!
Your the one I love you dearly --- Oh I love you dearly
So excited when your near me



Even

If there's a sun, a moon... in the after-world,
To keep man made concept ticking eternally,
For sheer pleasures and pains together, forever... and ever,
And God allows it.

Then...
The moon will look the same in the heaven and hell,
As pale as it can get, silver and lonely.

Also...
Even the sun that rise and set in hell,
Will be the same as the one in heaven --- an everlasting beaut.

I believe it,
I know it's true,
Let God do the rest.



I will be waiting.

Waktu Lama Tak Bersua

Halo Waktu, apa kabarmu hari ini? Bagaimana kemarin? Engkau sedang merencanakan apa untuk besok? Boleh aku mengenang masa lalu bersamamu? Boleh aku menggandeng tanganmu sekarang? Dan boleh aku mengintip sekilas masa depan lewat matamu?

Sudah lama aku tidak sadar akan hadirnya dirimu, walaupun engkau senantiasa bersamaku selama ini. Maafkan aku yang bodoh ini, karena tidak setia, karena selalu berpaling hati demi yang lain, karena aku lemah, karena aku tidak bisa bertahan selamanya.

Waktu, aku ingin membunuhmu, wahai kekasihku yang manis. Berbagai cara telah aku lakukan, namun tidak ada yang berhasil. Terkadang engkau sangat cepat melaju, meninggalkan diriku sendiri. Terkadang engkau pelan-pelan merangkak di belakang punggungku dan bersiap-siap untuk menusuk penuh balas dendam.

Wahai waktu, kekasihku yang indah. Engkau selalu berhasil menjebak diriku, meskipun aku berlari kabur ke arah yang tak pasti. Engkau selalu dapat menemukan diriku, meskipun aku bersembunyi di tempat yang paling terkutuk --- palung laut tergelap di angkasa raya yang gugur ditelan lubang hitam --- dan kembali memeluk diriku dengan dingin yang menusuk.

Aku selalu berjalan, namun engkau diam saja. Wahai Waktu, kekasihku yang suci. Jikalau aku mati, akankah kita dapat bersatu?

Saskia dan Seto

Di sebuah ruang makan yang dipenuhi barang-barang antik abad pertengahan. Seorang wanita memeluk sendu. Namanya Saskia. Ia menangis, air matanya mengalir seperti embun pagi yang mengayun jatuh di atas daun talas. Apa yang membuatnya sedih?

Saskia duduk di ruangan itu, tepat berseberangan dengan Seto. Nafasnya masih terisak-isak dan perlahan mulai mengucapkan kalimat-kalimat yang berasal dari lubuk terdalam hatinya.

Saskia:
Mau dibawa kemana hubungan kita?

Seto:
(Tetap duduk diam dan tersenyum)

Saskia:

Seto masih saja duduk diam dan tersenyum. Tidak peduli akan dunia. Sementara Saskia masih sedih dan marah, emosinya kalang kabut, semuanya bergabung tanpa kejelasan... seolah air dan minyak bisa bersatu.

Saskia:
Jawab! Mengapa hanya diam saja dan tersenyum seperti biasa.
CEPAT JAWAB!

Emosi saskia meledak, seperti gunung berapi tidur yang tiba-tiba memuntahkan jeroan magma. Ia masih saja tetap menggebrak-gebrak meja. Kaca meja itu mulai perlahan retak. Piring-piring merasa akan menjadi korban berikutnya, mereka menggigil ketakutan. Sendok dan garpu memilih untuk pura-pura mati. Kepalan Saskia mulai memerah namun ia tetap tidak peduli dan masih saja terus menggebrak meja, semakin lama semakin keras.

Brak brak brak! Brak brak brak! BRAK!

Akhirnya kaca meja itu pecah, kepalan Saskia terluka. Darah merah perlahan menetes keluar dari kulitnya, namun semua rasa itu tetap tidak bisa melampaui luka hatinya. Sementara Seto masih saja tetap tidak peduli akan dunia, duduk tenang sembari tersenyum... senyum yang lebar sekali penuh kesenangan seolah hidupnya memang selalu damai.

Saskia memang seorang wanita yang keras kepala, tidak peduli akan rasa sakit di tangannya, ia tetap melanjutkan untuk menggebrak meja itu. Memukulnya seolah ia adalah musuh terbesarnya, tanpa belas kasihan, tanpa ampun, tanpa menarik nafas untuk beristirahat dan kian lama isakannya mengeras.

Brak brak brak! Brak brak brak! BRAK! BRAK! BRAK!

Kali ini piring memilih untuk bunuh diri jatuh ke lantai, pecah berkeping-keping. Sendok dan garpu tetap tak bergeming, masih saja pura-pura mati di atas lantai. Seto masih saja duduk diam dan tersenyum, sepertinya memang ia sudah jauh dari dunia ini. Memandang lurus ke arah Saskia, tatapan kosong seolah tiada siapapun di depannya.

Saskia akhirnya lelah. Isak tangisnya belum berhenti, air matanya belum habis dan luka di hatinya semakin melebar... jauh melebihi perih di kedua kepalan tangannya. Tiba-tiba...

BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK!

Terjadi gempa! Piring, sendok dan garpu dengan kecutnya mencoba merangkak keluar tempat terkutuk itu. Saskia tersadar seketika, dengan cepat ia mengangkat tubuh Seto yang kecil namun gempal. Segenap tenaga entah dari mana muncul begitu saja, ia menggendong Seto. Membawa Seto seperti seorang ibu yang melindungi buah hatinya dekat-dekat di dada.

Saskia:
Untunglah! Kamu tidak kenapa-kenapa kan, Seto?

Seto tetap terdiam seribu bahasa dan masih saja tersenyum, matanya tetap bening hitam dan penuh ketenangan. Saskia menghela nafas, mengusap kepala Seto, lalu mengecup keningnya yang lucu. Jemari lentiknya membelai bulu-bulu halus berwarna coklat. Tubuh Seto memang dipenuhi bulu-bulu coklat tua yang halus dan lembut, memang begitulah ia diciptakan. Boneka beruang coklat peninggalan almarhum kekasih Saskia.