Nihil Itu Kosong

Apakah arti dari sebuah nihil?

Nihil memiliki sebuah nilai, meskipun itu hanya sesuatu yang kosong. Apa jadinya kalau jagad raya ini sudah penuh dengan segala isinya, tanpa ada ruang yang tersisa? Sehingga semuanya saling memakan satu sama lain untuk mencari ruang.

Kosong itu perlu. Untuk diisi sebuah materi, untuk diberikan hal tertentu... dan yang lebih utama lagi adalah untuk dibuat menjadi sesuatu.

Apa jadinya kalau nihil itu sama dengan satu? Ya... aku tahu, tiada hanya menciptakan ketiadaaan. Namun, tanpa tiada... tidak ada yang namanya sesuatu.

Aku memuja kekosongan, karena itu suatu hal yang sangat sakral. Bagiku, menurutku.

Benak berbicara kepada akal bahwa kosong itu adalah suatu hal yang murni. Emosi menghipnotis perasaan dan menyatakan bahwa nihil itu adalah kesempurnaan.

Jadi, apa kesimpulannya?

Aku tidak tahu, jiwaku kosong. Selalu rakus akan memakan segalanya dan tetap menjadi hitam. Gelap sepanjang masa, tanpa pernah menjadi sesuatu... serta tetap selamanya setia menjadi kosong penuh kenihilan yang memiliki secuil nilai kecil.

Ah... bukankah ini semua hanya sebuah realita? Atau ilusi? Ketika indera mengecap segalanya dan menganggap itu semua kenyataan, serta diperkuat oleh pandangan mahluk-mahluk lain yang sependapat dan merasakan pengalaman yang sama.

Lalu, aku akan bertanya...

Apakah realita dan hidupmu itu kenyataan?
Sedangkan, apakah realita dan hidup orang buta itu yang sebenarnya?
Atau orang tuli, bisu maupun yang kebas atau dengan jiwa yang kelam ini.

Mana yang merupakan kenyataan sebenarnya? Realita yang paling murni, jujur?

Keduanya? Atau tidak keduanya sama sekali.

APAKAH DUNIA YANG ENGKAU LIHAT SEKARANG SAMA SEPERTI YANG ORANG LAIN LIHAT? APAKAH ORANG YANG DAPAT MELIHAT MEMILIKI DUNIA YANG SAMA DENGAN ORANG BUTA? APAKAH ORANG YANG DAPAT MENDENGAR MEMILIKI DUNIA YANG SAMA DENGAN ORANG TULI? APAKAH ORANG YANG DAPAT MERASAKAN SEGALANYA MEMILIKI DUNIA YANG SAMA DENGAN ORANG YANG KEBAS?

Ah... lagipula kita ini hidup masing-masing. Serta mimpi selalu terlihat lebih nyata dan indah daripada rutinitas. Semoga saja engkau tidak bermimpi buruk malam ini...

Jikalau iya dan memang. Toh rasa takut itu, keringat dingin yang mengucur serta detak jantung yang memacu semakin cepat tiap detiknya pasti akan membangunkan dirimu. Entah menuju apa...

Ilusi atau kenyataan?

Hanya orang yang paling bodoh menganggap bahwa akal pikiran, jiwa, emosi serta otak manusia bisa dipahami sepenuhnya. Sungguh suatu kebohongan yang nyata.

Terakhir...

Aku...

Benar-benar...

Benci...

Akan...

Sesuatu...

Yang...

Bernama...



Sempurna.