Ciuman Maut

"Bukan pipiku yang kau cium, melainkan jiwaku," Itulah kalimat pamungkas yang engkau lontarkan dari bibirmu. Dengan wajah lugu andalanmu dan mata itu --- berbinar bagaikan danau terpencil yang memantulkan bayangan mentari --- telah berhasil menyekap seluruh batin hina ini. Hanya dalam beberapa kedipan, aku terperangkap. Aku yang menyerang, aku yang kalah. Ah... bodoh! Senjata makan tuan.

Memori itu masih aku simpan baik-baik di ruangan spesial, tersembunyi di balik lipatan-lipatan otak yang paling dalam. Seandainya kenangan itu seperti sebuah gambar atau foto yang bisa kita simpan baik-baik, pelihara dalam almari lalu kunci rapat-rapat agar tidak hilang, lalu mengambilnya sesuka hati disaat yang tepat untuk bernostalgia... maka hidup akan jauh lebih mudah. Sayangnya pikiranku tidak berfungsi seperti itu, justru disaat-saat yang tidak tepat semua itu terulang kembali dalam benakku, sebuah film pribadi yang tidak jelas jadwal tayangnya. Siksaan yang menyenangkan. Ah... lagi-lagi aku memang bodoh!

Aku masih ingat sepotong puisi sampah yang aku berikan --- setelah engkau berhasil merampok jiwaku --- kepadamu tulus dengan hati gombal:
"Aku memiliki dua pipi,
dan hanya satu jiwa...

Engkau telah merebut semuanya,
mencambuk keduanya dengan telapak tanganmu,
dan merebut yang lain... tanpa modal dan usaha."
Dan engkau hanya tersenyum lucu. Aku yang bodoh? Atau memang racun itu manis? Aku tidak tahu. Aku hanya mengerti untuk berada di sisimu dan mengaitkan kasar dengan lentik, kepalanku dengan genggamanmu. Kebodohanku masih saja dipelihara baik-baik, terkunci rapat dalam almari yang entah aku lupa dimana letaknya.

Namun semalam, seperti biasanya... aku mencoba untuk mencuri kembali jiwaku, sembari mengambil alih batinmu. Sekali dayung dua pulau terlampaui dan dengan dayung itu aku menepuk dua burung sekaligus, mereka mati dan aku menyelam, minum air lalu mencari bangkai mereka untuk dijadikan piala dan tidak lupa untuk meninggalkan kencing.

Aku berusaha menyerang pipi empuk yang merah merona seperti bakpau hangat di hari yang dingin. Murah memang ciumanku, namun kebahagiaan tidak selalu harus memiliki harga selangit. Bukankah begitu, sayang?

Aku mengecup pipimu...
rasanya asin.

Itulah ciuman maut yang pertama kali aku berikan kepadamu kemarin. Ciuman yang mempertaruhkan segalanya dalam beberapa detik, namun... tetap senjata makan tuan dan cinta itu ternyata rasanya asin.

DJ Die & Ben Westbeech - Get Closer (Lovers Mix)

Well this one is an easy listening, DJ Die and Ben Westbeech did it. This tune called Get Closer. I really love the piano loops, sick! Hope you enjoy it as much as I do. Beware tough, this one is a pussy magnet! There's another version --- Rockers mix... but I like this one better, and special thanks to OriginalNuttah93 for the upload.

This is the lyric:

I've never felt your love so clearly
Get all excited when your near me
You are the one I love you dearly
Let's get a little bit closer baby
And should I see your inner beauty?
Sometimes it used to just to confuse me
You are the one I love you truly
So come a little bit closer baby
Cause I feel your love so clearly --- You know you want to
You will be forever near me --- Baby all I want is you!
Your the one I love you dearly --- Oh I love you dearly
So excited when your near me



Even

If there's a sun, a moon... in the after-world,
To keep man made concept ticking eternally,
For sheer pleasures and pains together, forever... and ever,
And God allows it.

Then...
The moon will look the same in the heaven and hell,
As pale as it can get, silver and lonely.

Also...
Even the sun that rise and set in hell,
Will be the same as the one in heaven --- an everlasting beaut.

I believe it,
I know it's true,
Let God do the rest.



I will be waiting.

Waktu Lama Tak Bersua

Halo Waktu, apa kabarmu hari ini? Bagaimana kemarin? Engkau sedang merencanakan apa untuk besok? Boleh aku mengenang masa lalu bersamamu? Boleh aku menggandeng tanganmu sekarang? Dan boleh aku mengintip sekilas masa depan lewat matamu?

Sudah lama aku tidak sadar akan hadirnya dirimu, walaupun engkau senantiasa bersamaku selama ini. Maafkan aku yang bodoh ini, karena tidak setia, karena selalu berpaling hati demi yang lain, karena aku lemah, karena aku tidak bisa bertahan selamanya.

Waktu, aku ingin membunuhmu, wahai kekasihku yang manis. Berbagai cara telah aku lakukan, namun tidak ada yang berhasil. Terkadang engkau sangat cepat melaju, meninggalkan diriku sendiri. Terkadang engkau pelan-pelan merangkak di belakang punggungku dan bersiap-siap untuk menusuk penuh balas dendam.

Wahai waktu, kekasihku yang indah. Engkau selalu berhasil menjebak diriku, meskipun aku berlari kabur ke arah yang tak pasti. Engkau selalu dapat menemukan diriku, meskipun aku bersembunyi di tempat yang paling terkutuk --- palung laut tergelap di angkasa raya yang gugur ditelan lubang hitam --- dan kembali memeluk diriku dengan dingin yang menusuk.

Aku selalu berjalan, namun engkau diam saja. Wahai Waktu, kekasihku yang suci. Jikalau aku mati, akankah kita dapat bersatu?

Saskia dan Seto

Di sebuah ruang makan yang dipenuhi barang-barang antik abad pertengahan. Seorang wanita memeluk sendu. Namanya Saskia. Ia menangis, air matanya mengalir seperti embun pagi yang mengayun jatuh di atas daun talas. Apa yang membuatnya sedih?

Saskia duduk di ruangan itu, tepat berseberangan dengan Seto. Nafasnya masih terisak-isak dan perlahan mulai mengucapkan kalimat-kalimat yang berasal dari lubuk terdalam hatinya.

Saskia:
Mau dibawa kemana hubungan kita?

Seto:
(Tetap duduk diam dan tersenyum)

Saskia:

Seto masih saja duduk diam dan tersenyum. Tidak peduli akan dunia. Sementara Saskia masih sedih dan marah, emosinya kalang kabut, semuanya bergabung tanpa kejelasan... seolah air dan minyak bisa bersatu.

Saskia:
Jawab! Mengapa hanya diam saja dan tersenyum seperti biasa.
CEPAT JAWAB!

Emosi saskia meledak, seperti gunung berapi tidur yang tiba-tiba memuntahkan jeroan magma. Ia masih saja tetap menggebrak-gebrak meja. Kaca meja itu mulai perlahan retak. Piring-piring merasa akan menjadi korban berikutnya, mereka menggigil ketakutan. Sendok dan garpu memilih untuk pura-pura mati. Kepalan Saskia mulai memerah namun ia tetap tidak peduli dan masih saja terus menggebrak meja, semakin lama semakin keras.

Brak brak brak! Brak brak brak! BRAK!

Akhirnya kaca meja itu pecah, kepalan Saskia terluka. Darah merah perlahan menetes keluar dari kulitnya, namun semua rasa itu tetap tidak bisa melampaui luka hatinya. Sementara Seto masih saja tetap tidak peduli akan dunia, duduk tenang sembari tersenyum... senyum yang lebar sekali penuh kesenangan seolah hidupnya memang selalu damai.

Saskia memang seorang wanita yang keras kepala, tidak peduli akan rasa sakit di tangannya, ia tetap melanjutkan untuk menggebrak meja itu. Memukulnya seolah ia adalah musuh terbesarnya, tanpa belas kasihan, tanpa ampun, tanpa menarik nafas untuk beristirahat dan kian lama isakannya mengeras.

Brak brak brak! Brak brak brak! BRAK! BRAK! BRAK!

Kali ini piring memilih untuk bunuh diri jatuh ke lantai, pecah berkeping-keping. Sendok dan garpu tetap tak bergeming, masih saja pura-pura mati di atas lantai. Seto masih saja duduk diam dan tersenyum, sepertinya memang ia sudah jauh dari dunia ini. Memandang lurus ke arah Saskia, tatapan kosong seolah tiada siapapun di depannya.

Saskia akhirnya lelah. Isak tangisnya belum berhenti, air matanya belum habis dan luka di hatinya semakin melebar... jauh melebihi perih di kedua kepalan tangannya. Tiba-tiba...

BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK! BRAK!

Terjadi gempa! Piring, sendok dan garpu dengan kecutnya mencoba merangkak keluar tempat terkutuk itu. Saskia tersadar seketika, dengan cepat ia mengangkat tubuh Seto yang kecil namun gempal. Segenap tenaga entah dari mana muncul begitu saja, ia menggendong Seto. Membawa Seto seperti seorang ibu yang melindungi buah hatinya dekat-dekat di dada.

Saskia:
Untunglah! Kamu tidak kenapa-kenapa kan, Seto?

Seto tetap terdiam seribu bahasa dan masih saja tersenyum, matanya tetap bening hitam dan penuh ketenangan. Saskia menghela nafas, mengusap kepala Seto, lalu mengecup keningnya yang lucu. Jemari lentiknya membelai bulu-bulu halus berwarna coklat. Tubuh Seto memang dipenuhi bulu-bulu coklat tua yang halus dan lembut, memang begitulah ia diciptakan. Boneka beruang coklat peninggalan almarhum kekasih Saskia.

Utah Jazz - Take No More

Utah Jazz is also one of the top liquid DnB artist out there (definitely also in my fave list). This tune called Take No More. Great guitar, bass and piano tune. Enjoy this magnificent creation, when you feel depressed and can't think about anything beside all those pessimistic feelings and evils... hope this help. Just don't go mad. Cheers. :)

Here's the lyric:

People...
Evil people

How could be so bad?

My mind is broken...
My heart feels so sad

I just can't take no more.

I can't take, I can't take, I can't take...



P.S. Special thanks for MrSuicideSheep for uploading this.

It's Logical

The logic of love, some already knew it while others still trying to figure it out. Some say think with your head, while others trying to persuade you listen into your own voice a.k.a hearts or intuition or guts or whatever. Well, I believe (and I'll tell you for free)...

As far as I know... (here it comes)
The logic of love is illogical.
As simple as that.

And I don't know about how is yours. Hopefully you can find a better answer than this shitty babbling.

Madmen & Poets (feat. Keri Greenaway) - Rainy Day

Madmen & Poets did it again! Very nice tune, sadly I can't hear the lyric well even though Keri Greenaway's voice is beautiful due to the echoing (and soothing effect). Liquid for the win of course! By the way, I really recommend you to buy the Scandinavian Sunday album if you prefer liquid and jazzy tunes. Kudos to that album.

Thanks to dnbGRADD for uploading this. Here's the lyric:

So many nights
That I lay wake and wondered why
After all that we've been through
Tears on my pillow
Deep in through the night
And all we do is like you falsify
You know it's true

It's been so long now
And I feel the change

You make me so mad
Oh lord what must I do?

Such a rainy day
I always feel I'm trying to change your drop roused way
And I feel well I feel so blue
I'm gonna make a stand
Make you try to understand
I'm screaming out on top of my voice
Am I get in through to you?
Must I really cry?
Cause you're only say goodbye
Do you really think we can hold this thing together?

Let the rain come down



P.S. The lyric is hard to find, so due please humbly correct me if something is wrong.

Perjuangan dan Perjuangan

"Teman kakek memanjat dengan semangat untuk menurunkan bendera kompeni, kakek berjaga-jaga dibawah. Namun pada saat ia menggapai bendera, malang benar pundaknya ditembus peluru. Akhirnya ia bergelayutan menggenggam bendera itu dengan satu tangan, lalu perlahan-lahan robek. Tepat memisahkan warna biru dari merah dan putih. Memang dasarnya susah mati setelah jatuh dari ketinggian seperti itu, kakek langsung menghampirinya. Ia hanya tertawa lalu berkata: "Dan perjuangan atas nama bendera merah putih dimulai sekarang!" Untunglah ia dan kakek berhasil kabur dari kompeni-kompeni itu."

Dan itulah cerita terakhir yang aku ingat dari almarhum kakek tentang perjuangannya dan memori itu masih menempel jelas dalam benakku saat ini dan pada saat itu kakek duduk di sofa panjang dengan bantalan hijau lumut dan sekarang sudah mulai keropos berkarat dan sekarang aku duduk di sini dari tadi memikirkan tentang arti perjuangan.

Apa itu perjuangan? Kenapa ada perjuangan? Bagaimana caranya berjuang? Di mana perjuangan ditemukan? Kapan waktu yang tepat untuk berjuang? Siapa yang berjuang?

Dan seribu satu pertanyaan yang lain muncul cepat sebelum pertanyaan-pertanyaan sebelumnya terjawab dan aku bingung harus bagaimana menghadapi hidup ini yang penuh dengan pertanyaan namun baru sedikit saja yang berhasil dijawab dengan melakukan banyak pemisalan dan sampailah pada tulisan bodoh ini.

Dan aku masih duduk di bangku beranda ini sendiri dan matahari tadi masih terbit di Timur dan tetap tenggelam di Barat dan sekarang bulan sudah menyapa penuh sepi dan ayam sudah tidak lagi berkokok dan jangkrik mulai bernyanyi dan orang-orang tadi masih sibuk dengan urusan duniawi dan sekarang mereka sudah terlelap masuk ke dalam alam mimpi dan jalanan tadi hinar binar dan sekarang jalanan hanya remang disapu oranye sinar lampu dan bintang-bintang di langit tadi masih bersembunyi takut dan sekarang mulai bermunculan seperti semut mencium gula dan aku masih terus duduk di sini berpikir dan aku tetap menghembuskan nafas nikotin manis masuk dari mulutku keluar lalu masuk kembali lewat hidungku kemudian keluar lagi lewat mulutku dan aku masih belum tahu semuanya tentang perjuangan.

Dan bumi masih setia berputar dan detik jarum jam masih setia menari dan hari masih terus berganti dan para manusia belum bosan untuk berkembang biak dan beberapa masih saling mengasihi satu sama lain dan beberapa lebih memilih untuk mengepalkan tangan dan menghantam satu sama lain menguji siapa yang lebih keras dan semuanya kembali lagi terus menerus dan semua itu berulang-ulang lagi dan lagi dan lagi...

Dan beberapa masih saja mengeluh dan beberapa yang lain tetap bangga berpuas diri dan beberapa masih saja berkicau dan beberapa yang lain diam-diam mengumpulkan emas dan beberapa masih saja terus meminta dan beberapa yang lain pura-pura memberi dan beberapa masih tersenyum sinis dan beberapa yang lain menangis karena bahagia dan kamu... masih saja berjuang untuk membaca tulisan ini dan aku harap kamu juga berjuang untuk menemukan arti hidupmu dan aku hanya bisa membantu lewat paragraf-paragraf omong kosong ini dan berdoa dan mengucap "Semoga beruntung."

Dan sungguhlah benar bahwa perjuangan tidak pernah berakhir dan beberapa malah belum memulainya dan semua itu hanya masalah waktu dan pilihan dan sampai akhir jaman itu semua tidak akan berubah kecuali perubahan yang terus menerus dan iblis beserta anak-anaknya masih diperbudak menggoda manusia dan para malaikat masih terpaksa berdoa dan tuhan masih saja diam mengamati terlalu malas untuk ikut campur tangan dan sungguhlah itu semua benar.

Dan perjuangan dalam diriku sudah dimulai dari dahulu dan sampai sekarang perjuangan itu belum berakhir dan misalkan perjuangan itu telah selesai karena mencapai tujuannya niscaya akan muncul perjuangan yang baru lagi dan manusia semenjak lahir berjuang melawan hutang bernama kematian dan memang tercipta untuk berjuang baik untuk kepentingan sendiri maupun kepentingan orang lain dan perjuangan memang selalu terus ada seperti virus yang berevolusi dan perjuangan tidak mengenal kata menyerah untuk bertahan hidup dan untuk beradaptasi dan untuk bermain sebagai tuhan dan mencari tuhan dan mungkin saat itu terjadi tuhan tidak akan malas lagi dan kita semua menunggu itu semua terjadi dan semuanya kembali menjadi hening seketika...

Dan yang tersisa sekarang tinggal abu ditiup angin dan aku kembali menyalakan sebatang lagi dan aku masih terus berpikir tanpa lelah seperti kelinci dengan baterai super dan aku berkhayal seandainya asap nikotin manis itu bisa berbicara untuk menjawab semua pertanyaanku maka hidup akan lebih mudah dan sungguhlah itu semua bohong karena yang bisa menjawab hanya diri sendiri dan selesai sudah tugasku untuk malam ini.

Idola

Bergaya orang suci,
Memakai peci,
Dengan gelar haji.

Sembunyi dibalik podium
Mengucap salam
Berbagi kalam

Ia teriak:
"Aku bohong! Aku bohong! Aku bohong!"

Dentum kepalan menyentak jantung

Umat mengangguk serentak
Kembali menuju kotak masing-masing
Menusuk tepat kening pemimpin imaji

Senyum, sinis, puas... berhasil.

Tiga Pilar

Mahluk berkaki tiga, buruk lebih bentuknya
Satu jiwa, tersisa tinggal tanpa sudut

Ah... jujur, lidah membelah bercabang dua

Cerita Tentang Si Empat

Di suatu dunia imajinasi, hiduplah seorang mahluk yang dikucilkan. Kedua tangannya bersudut, demikian pula dengan kedua kakinya. Karena dua ditambah dua sama dengan Empat.

Begitulah ia terus hidup, mahluk-mahluk yang lain menganggap dirinya pembawa sial. Bentuknya memang aneh dan dianggap mengundang kematian.

Sungguh malang, mengapa ada mahluk sesial itu?

Seperti biasa, Empat pergi berkelana. Karena tidak ada seorangpun yang mau menjadi temannya. Ia pergi mencari teman, namun karena ia bodoh dan menerima nasib begitu saja... niscaya apa yang dipikirkan maka akan selalu terjadi penuh pembenaran.

Empat melangkahkan kaki-kakinya yang bersudut, menginjak rumput-rumput hijau yang masih bermandikan dengan embun. Empat memang biasa untuk bangun sangat pagi, oleh karena itu para ayam tidak sempat berkokok, sudah lebih dulu mati karena kalah cepat dengan si Empat.

Empat jalan kesana-kemari, lurus namun tidak mempunyai arah tujuan yang pasti. Rumput-rumput hijau yang tadi diinjak olehnya perlahan-lahan menjadi gersang dan kaku. Embun-embun sudah lari terbirit-birit karena ketakutan.

Tidak ada awan yang mau melindungi Empat dari sengatan panas matahari, meskipun bintang itu sedang menghilang karena takut bertatap mata dengan si Empat. Udara tidak berani bertiup apabila ada Empat di dekat mereka, lebih baik diam daripada terkena sial.

"Huhuhu... semuanya menjauhi diriku, kata mereka aku ini sudah sama dengan mati." Empat terus mengeluh dalam setiap langkah pengembaraannya.

Tapi siapa yang mau mendengar keluhannya?

Kedua tangannya yang bersudut tidak memiliki indera pendengaran, kedua kakinya yang bersudut lebih sibuk lagi membawa malapetaka kesana-kemari. Oh! Empat malangnya nasibmu. Hidup sendiri karena terbiasa, sungguh suatu kutukan! Tapi rasa rindu akan mahluk lain untuk berada di sampingnya telah menggerogoti jiwanya yang sepi.

Ah... kan masih ada bayangan yang setia menemani Empat berkelana, bukan?

Kamu bodoh! Ketika Empat lahir ke dunia, hanya dengan tangis rengekannya... seketika itu bayangan miliknya buru-buru pamit ke alam baka meninggalkan dia sendirian.

Siapa orang tua Empat?

Tidak ada yang tahu sampai sekarang. Mungkin yang menciptakan Empat terlalu serakah, sehingga mati ketika ada niat untuk menciptakan Empat.

Lalu bagaimana Empat lahir?

Ah.. sudah aku bilang, tidak ada yang tahu bagaimana ia lahir. Empat hanya tahu berkelana mencari arti keberadaannya.

Kenapa Empat bernasib sangat sial?

Halah... aku tidak tahu. Berhentilah bertanya dan nikmati saja narasi omong kosong ini.

Empat terus berjalan, sampai akhir jaman. Membawa teror dalam setiap langkah dari kedua kakinya yang bersudut. Membawa malapetaka dalam kedua telapak tangannya yang bersudut. Membawa ketakutan dalam dirinya, kepada dirinya sendiri.

Wah, kenapa Empat hidup sampai akhir jaman?

Aduuuh! Bertanya terus, bikin pusing saja!

Empat terus hidup, sampai semua orang mau menjadi temannya.

Kok... jawabannya tidak nyambung?

Sok pintar kamu! Dengarkan dan kunci lidahmu.

Ketika semua mahluk tidak lagi takut akan Empat. Ia mungkin dapat menyeringai bahagia mengalahkan sudut-sudut yang ada pada dirinya, serta kerinduannya akan rasa sepi menyendiri --- yang jauh lebih menyeramkan daripada dikurung dalam kotak kayu lalu ditimbun di bawah tanah --- telah hilang, maka...



Malaikat Kematian juga rela untuk menjadi sahabatnya.

Catatan: Ditulis untuk memenuhi Janji jumat tanggal 4 Juni 2010.

EZ Rollers - Mousetrap

Well this one is an oldskool classic DnB, I really love it. EZ Rollers made this tune called Mousetrap. Enjoy the satisfying vocal and classy guitar riff. That time, all the pioneers are always pushing into limit and beyond. :)

Special thanks to Kerrrrrrrrr for the uploads. Here's the lyric (if there's correction please comment, I don't know if my hearing is right):

Change out, takes sound
You and me can mash on
In my mission

What makes you think you better are
Take a glance at mirror awhile
Why the jumping to the fire?
Is better to fight this way, better in my domain

Speaks like when is all you need
Look at you and look at me
Go ahead irritated, graduate, speak your mind
But help the fight one more time please

Never count and never starve
Want to scream, intention draws
Never know what the whether finds/minds
But I'm totally up to you, ready to fight with you

Danger lights ahead
Will strike your head
The danger of fight and fighting all

Totally up to you


Delapan Ruas Jalan Kemuliaan

Ada delapan jalan menuju mulia, tiap tahap berbeda. Suatu jalan tengah penuh kepasifan namun senantiasa aktif. Inilah tahap-tahapnya:
  1. Pandangan Benar
  2. Pikiran Benar
  3. Perkataan Benar
  4. Perbuatan Benar
  5. Pencarian Benar
  6. Usaha Benar
  7. Kesadaran Benar
  8. Meditasi Benar
Demikian ia berkata dalam mimpiku sembari duduk dengan tenang dibawah sebuah pohon besar. Tapi apa yang benar? Apa yang salah? Bagaimana cara memulainya? Selalu melihat ke dalam terlebih dahulu, kemudian terdampar penuh kekecewaan begitu menggapai yang ada di luar. Mengapa hanya ada 8? Ah... yang aku tahu, sekarang ini semua manusia punya pembenarannya masing-masing. Sungguh benar-benar merepotkan.

Maaf, jalanku bukan jalan tengah. Jalanku sangat bercabang dan menyesatkan. Lain kali kita bertemu lagi dalam mimpi.

#03

seandainya dunia ini hanya dipenuhi dengan kuburan manusia, maka tentu saja kedamaian sunyi yang senantiasa diimpikan oleh semua mahluk pasti akan terwujud. mungkinkah? aku tidak tahu.

tapi akhir kahir ini lebih baik diam saja, mendengar melihat lalu mengunci lidah. sepertinya itu akan lebih baik. sudah cukup perang aku lihat dimana=nmana semuanya hanya meninggalkan debu, bukan lagi darah. ini sudah jaman modern satu langkah saja teknologi bisa membuhi hanguskan semuanya. disaat itulah nanti bari kita semua akan seirama dalam rengek tangisan.

antara membenci yahudi atau aku yang masih bodoh belum sampai tahap itu untuk memahami pemikiran mereka? seandainya hitler masih hidup. tapi aku juga benc hitler karena ia yang pertama kali menyetujui peneliatian akan rokok yang mengakibatkan hasil peningkatan kewaspadaan kesehayan kpd org-org sekitar... untung masih ada yang lain yang asik-asik.

pj 5oeqllqj qeq kq;qm ;qom eq4o[qeq w3,q ,34qwq 3bnq4 5qnpq ada [erasaan itu sama skali. sial. ya sudahlah aku belum menyerah kok untuk semua itu, toh satu buah bgunung bisa diciduk ramai-ramai lalu dipindahkan. itulah semua artinya, baiki menghancrukan atau membangun. persetan! tapi jauhi apatis. back to skripsi!