Ironi

Kita hidup di dunia penuh ironi. Tidak percaya? Mau bukti?

Sepasang gadis dengan muka yang pas, berlaga menyanyi diiringi lagu yang aneh. Dilihat oleh seseorang, setelah itu menyebar bagai virus. Lalu semua memberi status baru. Seperti menang lotere, mendapat untung --- tertimpa durian runtuh sepuasnya --- ditambah beasiswa sampai lulus kuliah.

Bagaimana? Masih tidak percaya juga? Mau bukti lagi?

Seorang bocah laki-laki, memiliki jutaan penggemar. Hidup lebih dari cukup dengan pendapatan atas usahanya sendiri. Yang perlu ia lakukan hanya mengucap mantra sakti, "Tolong aku ya Allah!" --- Kemudian... esok harinya diberikan seragam sekolah gratis.

Kesimpulannya, ironi lebih dekat dengan nadi daripada hati nurani dan Tuhan.

Aku hanya menulis, tidak berharap dibaca.
Tidak tahu sastra maupun tanda baca.
Sudikah kamu mengerti?
Wahai ironi.