simulasi

aku seperti jarum yang terjebak dalam simulasi waktu

terus menari, berputar-putar pada porosnya

hingga semua kembali
selesai

ke awal mula



amin.

utuh

kenapa perasaan ini selalu muncul
ketika matahari sudah terbenam
dan hujan menghampiri

aku yang selama ini
diam-diam rindu
untuk pulang ke pangkuanMu

selama 28 tahun
dalam kebanyakan malam
aku terus bertanya:
kapan? kapan? kapan?

"mungkin, kapan-kapan."
jawabku sendiri

ternyata aku yang bodoh
tak mengerti atas luasnya
cinta kasihMu yang tak terbatas

seperti elang laut pengelana
dengan sayap-sayapnya yang terbuka sempurna
ditimang tiada henti oleh rahmatMu
hingga bisa bermimpi di atas awan

begitu pula dengan kehidupanku
dan saudara-saudaraku di muka bumi ini
yang selalu berada dalam dekapanMu
hingga kami semua tertidur nyenyak
karena rasa nyaman tiada tara

jika benar-benar tiba saatnya nanti
maka bangunkanlah kami
dengan hangatnya ciumanMu
agar jiwa-jiwa kami kembali
utuh menjadi satu



amin.

memang aku ini sama

kalau memang aku harus buta
hingga bisa melihat kebenaranMu
maka ridhailah aku

kalau memang aku harus tuli
baru bisa mendengar petunjukMu
maka ridhailah aku

kalau memang aku harus kebas
supaya bisa merasakan kasihMu
maka ridhailah aku

aku ini sama seperti yg lain
tak mau mati dilupakan
dan ingin hidup selamanya

aku ini sama seperti yg lain
tak pantas masuk surga
namun takut terjebak dalam neraka

aku ini sama seperti yg lain
tak sabar menunggu untuk pulang
tapi tak tahu ke mana arahnya



amin.

seperti nafas

hidup itu seperti nafas

tidak selalu memberi
tidak pula selalu menerima

hidup itu seperti nafas

tidak selalu menggenggam
tidak pula selalu melepas

hidup itu seperti nafas

biarkan yang panjang menjadi panjang
biarkan pula yang pendek tetap pendek

hidup itu seperti nafas

adakah mahluk
yang terus menerus menarik nafas
tanpa menghembuskannya kembali?



amin.

berkelana

bukan yang pertama
bukan pula yang terakhir
hanya berada di tengah-tengah
sementara

matahari terbit dan tenggelam
bunga-bunga mekar dan layu
ombak pasang dan surut
awan-awan datang dan pergi

meskipun nafasku tetap di sini
terus terpenjara
namun jiwaku setia
berkelana

sebelum tidur
sepuluh menit lagi
selamat malam

semoga bermimpi indah
tentang kampung halaman
keabadian

yang hilang untuk kembali



amin.