bayanganku

aku mencintai hujan,
namun hujan selalu menginginkan tanah,
dan tak pernah sekali pun ia berpaling.

penuh kesal kuinjak-injak tempatku berpijak,
dengan kedua kaki mungilku, karena aku
belum juga menyatu dengannya.

tanah pun bersedih,
dengan sabar menumbuhkan jutaan pohon rindang,
mengadukan rindunya pada langit.

langit melihat dan tersenyum,
sembari setia membelai awan-awan.
mereka semua terus berlalu-lalang tanpa meninggalkan jejak.

terkadang awan pun bisa cemburu penuh malu,
ketika pasir memupuk kasih sejati dengan laut.
saat itu tubuhnya seketika dipenuhi jingga.

aku di sini sendiri, memandang itu semua silih berganti,
merasakan angin yang sibuk menari,
bersama bayanganku yang tak tergoyahkan nirmala.

amin.