kertas

wahai selembar kertas putih yang baru lahir kemarin pagi,
belum ada secuil debu yang sempat mengecupmu,
engkau masih seputih kapas dan selembut sutra.

malam ini pinjamkan aku daun-daun telingamu,
untuk mendengar segala jenis kicau racau siulanku.

korbankanlah seluruh sudut-sudut tubuhmu,
untuk ku rajah dengan tinta hitam
yang gelapnya bertindih-tindih,
hingga engkau berteriak-teriak karena kegagahanku.

jadikan semua keringatku mengendap.
biarkan juga seluruh air mataku tumpah ruah.
kumpulkan semuanya pada sebuah bak,
agar aku bisa mandi dan bernyanyi di dalamnya.

maafkan aku dan bayanganku,
yang senantiasa memaksamu
menjadi saksi bisu yang setia.

maafkan pula sang waktu,
yang terus menerus tanpa henti
menggerogoti kenangan aku dan kamu.

amin.