mewarnai

tiga dekade lebih satu tahun berlalu
terus setia dari masa ke masa
mencari warna-warna nyata.

tiap kali mentari terpejam
aku mewarnai malam
menjadi putih dengan
asap-asap manis nikotin.

agar para bintang dan bulan
batuk-batuk ramai berirama
membunuh sunyi di kepala.

amin.

tidur

tiap tengah malam aku
baringkan sisi tubuhku
di atas ranjang waktu
yang kian rimbun ditimbun salju

kupeluk erat lutut-lututku
dan katupkan mata, mencoba
mengingat bagaimana rasanya
tidur dalam rahim ibuku.

amin.

pelangi

sayangku,
darahmu merah
nanahku kuning

sayangku,
hitam bagimu, putih bagiku
putih bagimu, hitam bagiku

sayangku,
santailah sejenak, berbaringlah bersamaku
pejamkan cemburu di kedua coklat matamu
dan biarkan candu manis mimpi bertamu,
sampai lahir aneka pelangi yang beradu

datang dan pergi,
datang dan pergi,
datang dan pergi,

terperangkap di dalam gelap kepala kita sendiri

sayangku,
tak perlu ambil pusing dan tak perlu malu
cepat sekap aku dalam dekapmu
agar api rindu melahap malam-malam sendu

sayangku,
untuk apa ada warna-warna semu?
padahal hidup cukup untuk berpadu madu
hingga kita menjadi abu-abu abu.

amin.

faith

when i am with you,
we stay up all night.

when you're not here,
i can't go to sleep.

be patient where you sit in the dark,
the dawn is coming.

in the blackest of your moments,
wait with no fear.

i know you’re tired but come,
this is the way.

it’s your road and yours alone.

others may walk it with you,
but no one can walk it for you.

these pains you feel are messengers,
listen to them.

know that one day,
your pain will become your cure.

the cure for pain is in the pain.

the wound is the place where the light enters you.

what hurts you,
blesses you.

darkness is your candle.

why do you stay in prison when the door is so wide open?

if all you can do is crawl,
start crawling.

only from the heart can you touch the sky.

you have within you more love than you could ever understand.

do not feel lonely,
the entire universe is inside you.

the beauty you see in me is a reflection of you.

amen.


p.s.
words are a pretext.
it is the inner bond that draws one person to another, not words.

kanopi

matahari menyeringai, membuat langit bolong
kita berdua duduk berlindung di bawah ketiak kanopi
berbagi momen ketika gelas-gelas perlahan berkeringat

aku mengintip kedua matamu dan menelan ludahku
senyumanmu merekah, pupilmu menganga
melahap semua bayanganku yang terbius kamomil.

semua itu fakta, bahwa ternyata aku masih tidak mengerti
akan cinta. maka bersabarlah, dan terus ajari aku
hingga romantisisme reinkarnasi di kolong tubuhmu.

amin.

connor pearson - why (prod. by sam gellaitry)

why do we fight when we know we're all the same?
this world's on fire and there's no need to feed the flame
this isn't the time, this isn't the place
so why do we fight? brothers and sisters all the same

just ask the question why
i'll tell you i don't know
we're running out of time
i thought that you should know.


bukan urusanku

"aku sayang kamu, dan
aku tidak mau kamu mengalah, tapi
aku juga tidak mau kalah."

itulah paragraf penutup
surat cinta pertama 
yang aku terima.

sayang,
rambutmu pirang atau rambutmu hitam
matamu tetaplah dedaunan ek di musim gugur.

sayang,
kulitmu susu atau kulitmu kopi
hangatmu tetaplah mentari pagi di musim semi.

sayang,
bukan urusanku,
kalau hatiku retak

sayang,
bukan urusanku,
kalau jiwaku runtuh

dan sayang,
bukan urusanmu pula,
kalau aku hancur lebur

untuk manisnya senyumanmu.

maka bumi hanguskan jembatan-jembatan itu
biarkan abunya ditimang arus sungai hingga mengawang,
agar di malam-malam yang sepi,
para hantu tak lagi bisa melintas,
dan mengetuk pintu kamarmu kembali.

amin.

saksama

jatuh cinta berjuta rasa
ada rindu bila tak jumpa

jatuh cinta berjuta rasa
ingin selalu mesra berdua

jatuh cinta berjuta rasanya
biar siang biar malam terbayang wajahnya

jatuh cinta berjuta rasanya
biar hitam biar putih manislah nampaknya

itulah sabda para paruh baya
yang ditinggal pergi kekasih mereka

sedangkan jiwa kita masih muda, begitu pula
dengan cinta kita, yang cuma punya dua rasa:

antara aku menjilati punggungmu dengan saksama
atau kamu mencakar punggungku tanpa ruang sisa

bisa juga keduanya di waktu yang sama, meskipun langka
seumpama nirwana terperangkap di tengah-tengah kita

sayang, maafkan aku yang belum piawai menelan derita.
bersabarlah sebentar lagi, esok lusa kita mekar sempurna.

maka biarkan nafsu dan kata-kata mutiara hijrah ke alam baka
agar kita berdua merdeka dari racau rayuan yang fana.

cukup mata kita saja
yang berbicara.

amin.

berdua bertualang

di luar hujan, dan kita terjebak

bantalmu basah, celanamu basah.
mulutku basah, pikiranku basah, jauh
sebelum deras rintik menggendong segala resah.

di luar hujan, dan kita terjebak

kita berdua bertualang di rimba pelukan
mencari harta karun yang terpendam di ketiak selimut kusut
nyalakan perapian di hati, mencoba membunuh sepi

di luar hujan, dan kita akhirnya terbebas

berdua mandi dalam celupan kasihnya
dan kita tidak akan pernah kering lagi
oh, betapa beruntungnya kita, utuh menjadi manusia.

amin.

kumat

aku bukan binatang jalang
cuma kelakuanku saja, yang sedikit mirip,
itupun kadang-kadang, kalau sedang kumat.

aku juga tak mau hidup seribu tahun lagi
pasti aku akan gila ditelan bosan dan sepi
ditinggal pergi orang-orang yang disayang.

aku cuma mau cepat-cepat pulang
dibakar api hingga kembali safi.

amin.

dissecting your heart (and thought)

:for e.e. cummings

he carries (your heart) with him
he is never without it

he fears no fate
he (wants) no world
and it's you are whatever a moon has always meant
and whatever sun will always sing is you

here is (the deepest secret) nobody knows
and this is the wonder that's keeping the stars apart

he carries your heart

he carries it in his heart
anywhere he goes you go, his dear;
and (whatever) is done by only him is your doing, his darling

for you are his fate, his sweet
for beautiful you are his world, his (true)

here is the root of the root and the bud of the bud
and the sky of the sky of a tree called (life);
which grows higher than soul can hope or mind (can hide)

he carries it in his heart.

(amen).

sayang sayat sayung

makam makan makna
imaji imbit impresi
ruhban rujah rubian
amanah amputasi ambisi
ninitowok ninabobo nimfomania
duafa duel duka
arloji arih ari-ari

oblasi obral obsesi
luap lucut luka
gahara gagahi gaharu
api apas apati

visum visitasi visiun
indung incar inang
onani onyok ontologi
lapang labas lapar
ah, andaikan dunia tak perlu kata-kata.

amin.

aku ingin (2)

aku ingin mencintaimu dengan setia
seperti mentari, tak pernah lelah terbit dan tenggelam,
sampai sang kekasih berkata lain.

amin.

aku ingin

aku ingin mencintaimu dengan kata-kata
apa adanya, tiada metafora fana, suka bersama duka
hingga baka menjelma nyata.

amin.

apa itu puisi?


apa itu puisi?
apa puisi itu?

itu puisi apa?
itu apa? puisi?

puisi itu apa?
puisi? apa itu?

pesan
untuk
insan
supaya
ikhlas

amin.


lelap

bintang-bintang kerasukan kantuk
menatapmu tentram memejamkan mata.

nyamuk-nyamuk asik mengecup rona pipimu
laba-laba numpang berak pada lubuk telingamu
undur-undur nongkrong, mengudut di ubun-ubunmu

si cicak lembur, sibuk memijat putingmu
saking senangnya, buntutnya kabur lepas
menari sendiri di lipatan ketiakmu

semut-semut disiplin berbaris
mendaki bukit jemari kaki-kakimu yang langsing
mengerok daki-daki yang terselip di kuku-kukumu

rayap-rayap bergerombol, mondar-mandir
keluar-masuk, lubang anusmu yang sempit
khusyuk mencari harta karun yang sempat tertinggal

kecoak pun tak mau kalah, ia ikut nimbrung,
terbang, mendarat tepat di selangkanganmu
mencicipi setiap helai pubismu yang layu.

lalu, bagaimana dengan vaginamu?
tenang saja sayang, sudah aku simpan baik-baik
di dalam stoples bekas madu dan aku tutup rapat-rapat
agar manisnya awet selalu.

malam itu kamu hanyut dilahap mimpi
sampai lupa caranya untuk bangun.

amin.

memilih

kau berbisik:
rasa benci yang aku miliki
jauh lebih kuat, daripada
rasa sayang yang ada.

maka aku, lebih memilih
merasakan yang pertama, daripada
aku menjadi yang kedua
dan tak penuh memelukmu.

semoga waktu, menukar, posisinya.

amin.

resep rahasia

inilah resep rahasia asmara:

pertama, sembunyikan pisau, sendok, garpu,
anggur, madu, dan susu di laci dapur.

lalu pada malam minggu purnama,
duduk berdua dan habiskan waktu bersama
berbagi sudut meja, melahap sesajen jiwa.

semangkuk nasi pulen, seputih kapas dan selembut awan.
ditemani sepotong ayam polos, menawan, keemasan
dibalut kuning bangkai buah hatinya sendiri.
pelengkapnya, terong-terong gendut penuh memar
berjejer rapi, simetris diamputasi.

mereka berbaring pasrah,
menunggu giliran tekanan gigi takdir,
mengantri bergumul dalam satu mulut.

aroma kematian sungguh menggugah selera.

sesajen gugup beruap, saat tepat untuk dilahap, panas-panas
seperti hawa nafsu yang setia terbakar
oleh bara gembira lara kehidupan.

suap-suapnya menyajikan berbagai rasa
terkadang asin air mata, terkadang asam peluh
sesekali semanis selangkangan rindu.
semua demi tetes-tetes saliva
yang memberontak diusap sayang.

pastikan resep ini dijaga, disimpan dalam-dalam di hati
hingga diwariskan turun-temurun lewat pikiran
supaya gurih kasihnya senantiasa tumbuh sentosa
pada kita, anak, cucu, cicit, dan seterusnya.

jangan lupa paruh kecap dan kecup
di sela-sela lidah yang terkait,
agar para moyang tersenyum di alam baka.

wahai sesajen, terima kasih teramat sangat
untuk segala pengorbananmu.

amin.

itu-itu saja

puisiku ini biasa, baitnya sederhana
kosakatanya itu-itu saja, kalimatnya penuh dusta

maka janganlah dibaca, hanya
akan membuang waktu yang berharga

tak perlu mencari makna
tak perlu pura-pura peka

mata buta oleh pena fana
telinga sibuk berwacana,
teriak juga percuma
tinggal hati yang bicara

makananku metafora, citaku mencipta
pilihanku malakama, hidupku fiksi belaka
impianku telah tiada, realitaku fatamorgana
setiap nafasku dosa, semua tetesku doa

pikiranku mengembara, jiwaku membara
asik mengantri di gerbang neraka
semua tawa jenaka menjelma niskala
ampunanmu akhir segalanya

wahai sang maha raja,
maafkan seluruh hamba

amin.

gadis kecil

burung hantu asik mendengkur
lampu-lampu di kamar tutup usia
bentang tirai rangkul rapat jendela
cahaya coba selinap masuk.

ada hawa bersimpuh di wajahku
penuh desah bisik, ia periksa nafsu:
apa kamu sayang aku?

maka gigit putus jari manis ini
biarkan anggur mengalir deras
cicipi, hingga jiwa lepas landas
tenggak habis, jangan ada sisa.

gaung erang sahut-menyahut
peluh mengucur, lahir anak tanya:
apa kamu cinta aku?

maka koyak dua dadaku dan musnahkan ragu
ambil cermin yang bersemayam, intiplah
ada seorang gadis kecil berbunga ungu
yang senyum kasihnya setulus mentari.

pesulap paling piawai ialah sang waktu,
yang mengubah gadis menjelma ibu,
yang menukar pertanyaan menjadi pengertian.

amin.

menua

malam ini sang bulan
menggugurkan daun-daun coklatnya
yang kian lama kian menua.

bagaimana bisa? kamu protes,
di bulan tidak ada angin!
apalagi pohon! lanjutmu.

ah, malangnya nasib kita sebagai manusia.
tiap-tiap jiwa dipaksa hidup tanpa pilihan
dan terus terjebak dalam realita.

amin.

kamarku (3)

aku hanya ingin menjadi setetes
air yang jatuh dari langit
dengan pasrah, mencium
sebongkah batu karang.

kemudian aku pecah,
lalu aku hilang, dan
kembali pulang.

hidup cuma sebatas ini.

amin.

pagi ini

pagi ini, di kamar mandi
aku bingung sendiri.

yang mana ingus? yang mana dahak? yang mana mani?
semuanya hangat menempel erat di lantai.

pagi ini, di kamar mandi
aku linglung kembali.

aku ambil segayung air dan mendorong mereka
berenang ke mampat selokan yang sama.

pagi ini, di kamar mandi
aku merenung lagi.

apakah aku akan mengalir di atas sungai?
akankah aku berakhir di laut mati?

pagi ini, di kamar mandi
najis pikiranku mengendap murni.

amin.

rakus

malam ini tidak ada,
maka hilangkan segala
perasaan.

gelap telah lenyap
kosong telah musnah
sunyi telah hancur

semuanya habis dilumat waktu
yang juga telah jadi mayat.

kamu begitu rakus, hingga
seluruh lubang hitam yang ada
di jagat raya, tak mampu
penuh mengisi perutmu.

sudah kembali saja ke tempat asalmu
di balik cermin, dan berdiamlah di sana
sampai mawar mekar dan nafasmu habis,

baru kita bisa kembali menjadi satu.

amin.

dirimu

akhirnya aku kehabisan metafora
untuk menggambarkan betapa
manisnya dirimu, jiwa dan raga.

setiap kali memandang parasmu
senyuman muncul dipancing waktu,
imaji tersekap selamanya di pikiranku.

kamu sudah utuh, kamu telah padu,
aku penuh acuh, kamu sungguh dirindu.
aku tidak mau melewatkan dirimu lagi dan menjadi buntu.

maka pasrahkan dirimu dikuasaiku,
ikhlaskan aku bulat-bulat melahapmu
agar tak ada lagi yang namanya sendu.

biarkan bait-bait ini saling berseru
dan memaksa cinta untuk cemburu
pada kamu dan aku, yang hangat bersatu.

amin.

meraung

akhir minggu, tengah malam menjelang
berganti hari, senar-senar gitar meraung
ratusan kaki bergetar mengetuk lantai yang bergoyang
ruangan dilahap asap, jutaan pikiran lepas, bergaung.

sepasang manusia dipeluk bait, jemari saling terkait
panggung panas, punggung basah, berdua mandi keringat.

tidak perlu lagi kata-kata
yang sudah kehilangan makna
relakan kuping dipenuhi irama
biarkan mata yang berbicara

lirik lalu tersenyum, ia datang menyapa:
my jinji don't you cry, this world out of time.

dan bibir kemudian bertanya:
siapa bisa menaklukkan waktu?

dada terbuka, hati menjawabnya:
sang kekasih.

amin.

menempel

senin, selasa, rabu
kamis, jumat, sabtu
minggu, semua terasa sama, satu
dan cepat berlalu, jika tak ada kamu di sampingku.

mahluk-mahluk yang senang menempel,
menginjak punggung kaki, memeluk paha,
bergelayutan di punggung sembari mencakar dada,
berdiri tegak di pundak, duduk diam mengeram pada ubun-ubun
semua juga terasa sama, satu dan cepat berlalu
tahun demi tahun mereka datang dan pergi tanpa tahu malu
setelah gagal mencuri kehangatan yang sudah padu.

di depan cermin, aku menghirup nafas dalam-dalam
kemudian mengeluarkan pelan segalanya agar ditelan malam.
tersenyum melihat wajah lama yang tak lagi dikenal
bait ini belum usai, tak perlu buru-buru, tak ada yang kekal.

wahai kamu yang lama bersemayam di dalam sana,
yang sudah lama tidak keluar dan bermain gila.
selama ini, apakah kamu masih haus?
atau sudah terbiasa untuk tidak minum lagi?
atau jangan-jangan kamu sudah mati tahun lalu?

semoga saja.

sedangkan untuk para mahluk yang menempel
jangan terlalu lama posesif denganku, bisa-bisa nanti aku
jadi kalap dan melahap habis eksistensi kalian.

aku cuma ingin kamu yang menempel di dalamku.

amin.

malam terakhir

sayang,
aku hanya laki-laki maniak
yang terkurung nafsu ragawi.

sayang,
jiwamu mengundangku datang
izinkan aku melahap gulitamu, seluruhnya
hingga aku hancur tanpa bekas.

agar cahaya bisa menyusup masuk
lewat segala retak yang ada padamu,
menyambung semua yang patah,
dan memenuhi segala yang kosong.

temani aku, sayang,
sampai malam terakhir hidupku.

itu saja cukup.

amin.

diikat waktu

wajah purnama, wajahku, dan wajahmu
dalam momen ini, semua diikat waktu.

matamu jauh lebih berkilau daripada cermin.
senyumanmu berhasil menakuti sepi agar pergi.

aku kehilangan kata-kata
pikiranku dipenuhi kosong

yang tersisa hanya insting, untuk mencuri
nafasmu, layaknya tak ada esok.

pada tiap hembusannya, mengakar
dalam-dalam di setiap sudut otakku.

detak jantungku memberontak malu
nadi-nadiku mabuk menggigil geli.

malam ini bulan membuang mukanya,
merelakan kita berdua terlena ciuman.

tuangkan seluruh dosa-dosamu ke dalam diriku.

amin.

bagaimana bisa (2)

bagaimana bisa aku menjadi mataharimu,
kalau kamu lebih rindu
pada gelap yang bersemayam di dadamu.

bagaimana bisa aku memeluk jiwamu,
kalau kamu melindungi segala candu
yang bernaung dalam setiap sudut kepalamu.

bagaimana bisa aku jujur mengecupmu,
kalau kamu masih mengecapku
dengan seluruh label kemunafikan lidahmu.

maka lepaskanlah segalanya, sayang.
musnahkan percaya, relakan idaman.
jangan lagi menengok ke belakang,
jatuhlah sedalam-dalamnya, hingga
kamu temukan kamu, terperangkap
dalam labirin misteri tatapanku.

dan jika muram kembali menyapa,
panggil namaku, tiga kali, tanpa henti, dalam hatimu,
niscaya aku akan datang dan mengusap bayangmu.

lalu bersembunyilah di balik punggungku,
sampai waktu tersipu malu,
membawa pergi semua trauma masa lalu.

amin.

matematika

matematika itu cepat.
satu ditambah satu sama dengan dua,
dua ditambah dua sama dengan empat.

matematika itu sederhana.
tak perlu pusing memikirkan perkalian dan pembagian,
yang penting tahu artinya kekurangan.

matematika itu tak pernah pincang.
ia akan selalu jujur dan seimbang.
sisi kiri setara sisi kanan, tak ada lagi bimbang.

matematika itu mudah.
maka janganlah kamu terlena pada formula masa depan,
dan jangan juga tenggelam dengan hasil masa lalu.

matematika itu nyata.
ada angka dalam setiap kehidupan.
ada angka pula setelah kematian.

berapa umurmu? berapa istrimu? berapa kekasihmu?
berapa mantanmu? berapa temanmu? berapa gajimu?
berapa pahalamu? berapa dosamu?
berapa nafas yang sudah kamu curi hari ini?
berapa butir nasi yang telah musnah dilahapmu?
berapa nyawa yang telah diambil untuk menopang dirimu?

akhirnya matematika itu sia-sia,
dan angka menjadi tak bermakna,
hingga kamu mengenal akrab apa itu nilai nihil.

amin.

tunggu

terus sayati jiwamu dengan masa lalu
agar seluruh dunia tahu, bahwa kamu
hidup, di pelukan candu, diperkosa sendu.

tunggu bulan berganti rupa, agar lukanya sembuh.
jangan lupa berdoa, supaya tidak kembali kambuh.
dan semoga, bait ini menjadi mantra yang ampuh.

sesungguhnya kita adalah sebongkah
daging sekarat yang selalu dikerat rindu.

nyatanya, kita hanyalah sebuah
kenangan yang akan tenggelam dilahap waktu.

amin.