menanam

wahai kekasihku
lambung kecilku tak akan pernah cukup
untuk menampung segala pengorbananmu
demi memperpanjang nafasku sendiri

wahai kekasihku
kedua tanganku adalah mangkuk kosong
yang diam-diam engkau sambung
garis-garis di tiap telapaknya

wahai kekasihku
dengan kemurahanmu, aku adalah seutas debu
dengan kemurahanmu, aku menanam sebiji zarah
dengan kemurahanmu, aku menuai milyaran bintang

amin.

menyusup

di dalam dada ini
ada samudra rindu
yang gelombangnya bergejolak
tak mengenal waktu

dan karena aku adalah
mahluk yang sangat lemah
maka buih-buih ombaknya
seringkali menyusup keluar
di kedua ujung mataku

amin.