Teorema yang Dangkal

Banyak orang bilang bahwa Tuhan itu bisa segalanya, Maha Kuasa. Selain itu Tuhan juga bisa di mana saja dan kapan saja. Secara mudahnya bisa dikatakan bahwa mampu untuk berada dalam banyak tempat dalam satu waktu yang sama.

Maka otak kecil milikku ini langsung menyimpulkan sebuah perhitungan atau teori, terserah apapun itu namanya.


Lalu, bagaimana kelanjutannya?

Tuhan itu sesuatu yang misterius. Tapi aku tidak akan membicarakan Dia sekarang, ataupun membahas masalah klise yang membuat para filsuf menjadi gila (baca: Tuhan yang menciptakan kita? Atau kita yang menciptakan Tuhan?) hingga saat ini masih belum terjawab juga. Kali ini aku hanya ingin berbagi sejenak tentang teori dangkal ini, sebuah pikiran yang berhasil menghantui diriku ini selama seminggu terakhir.

Bergerak ke elemen berikutnya, yaitu Omnipotence. Kekuatan yang tidak ada batasnya. Siapa yang pernah menganggap bahwa pikiran manusia itu mempunyai potensi yang tidak terbatas? Untuk yang percaya hal ini, maka bisa diasumsikan bahwa manusia itu sendiri memiliki elemen ini. Pikiran manusia, akal dan logika yang selalu melewati batas untuk menemukan batas yang baru kemudian dilewati lagi... begitu seterusnya. Evolusi.

Akan sangat lugu apabila kita menyimpulkan bahwa manusia itu Tuhan, karena elemen yang berikutnya belum tentu manusia bisa memenuhinya.

Omnipresence alias berada di banyak tempat secara bersamaan. Sampai sekarang aku masih belum menemukan manusia yang mampu memiliki elemen ini. Walaupun jaman sekarang sudah canggih, aku bisa berada di benua seberang dan di sini --- kamar kosanku yang kian lama kian sempit dan seperti kapal pecah --- sekaligus. Bagaimana caranya? Tentu dengan internet, menggunakan web cam untuk video conference atau perangkat lainnya yang lebih canggih. Aku bisa berkomunikasi dengan siapa saja yang aku inginkan. Namun, ketika aku melakukan hal ini aku hanya bisa bertukar informasi. Sampai saat ini masih mustahil untuk bayanganku --- sebuah gambar yang ditayangkan di monitor benua lain --- misalkan untuk memecahkan gelas yang terdekat. Sehingga, potensi bayanganku itu masih jauh dari potensi asli yang aku miliki di sini sekarang. Hal ini adalah kesia-siaan, setidaknya sampai muncul sebuah teknologi maha tinggi yang mampu untuk memberikan bayanganku potensi yang sama dengan diri asliku ini.

Aku terus saja memutar otak, mencari-cari. Apa ya di jagad raya ini yang bersifat omnipresence? Udara, di luar angkasa hampa! Hmm...

Sampai akhirnya aku menemukan jawaban yang tepat.

Sudah cukup basa-basinya yang begitu mutar-mutar dan tidak ada ujungnya, minim makna. Nihil barangkali. Biar aku jelaskan dengan penjabaran rumusnya saja.



Tuhan = Omnipotence + Omnipresence

Tuhan = Manusia + Omnipresence

Misterius = Manusia + Omnipresence

Misterius = Manusia + Kematian



Hanya kematian yang memiliki elemen Omnipresence, sampai saat ini hanya itu yang ada dalam pikiranku. Jikalau ada yang menemukan hal yang lain namun memiliki sifat elemen yang dibutuhkan, tolong dengan teramat sangat untuk memberikan orang bodoh yang satu ini pencerahan. Karena tidak ada mahluk yang sudah mati dengan sukarela kembali untuk menceritakan pengalamannya.