resep rahasia

inilah resep rahasia asmara:

pertama, sembunyikan pisau, sendok, garpu,
anggur, madu, dan susu di laci dapur.

lalu pada malam minggu purnama,
duduk berdua dan habiskan waktu bersama
berbagi sudut meja, melahap sesajen jiwa.

semangkuk nasi pulen, seputih kapas dan selembut awan.
ditemani sepotong ayam polos, menawan, keemasan
dibalut kuning bangkai buah hatinya sendiri.
pelengkapnya, terong-terong gendut penuh memar
berjejer rapi, simetris diamputasi.

mereka berbaring pasrah,
menunggu giliran tekanan gigi takdir,
mengantri bergumul dalam satu mulut.

aroma kematian sungguh menggugah selera.

sesajen gugup beruap, saat tepat untuk dilahap, panas-panas
seperti hawa nafsu yang setia terbakar
oleh bara gembira lara kehidupan.

suap-suapnya menyajikan berbagai rasa
terkadang asin air mata, terkadang asam peluh
sesekali semanis selangkangan rindu.
semua demi tetes-tetes saliva
yang memberontak diusap sayang.

pastikan resep ini dijaga, disimpan dalam-dalam di hati
hingga diwariskan turun-temurun lewat pikiran
supaya gurih kasihnya senantiasa tumbuh sentosa
pada kita, anak, cucu, cicit, dan seterusnya.

jangan lupa paruh kecap dan kecup
di sela-sela lidah yang terkait,
agar para moyang tersenyum di alam baka.

wahai sesajen, terima kasih teramat sangat
untuk segala pengorbananmu.

amin.

itu-itu saja

puisiku ini biasa, baitnya sederhana
kosakatanya itu-itu saja, kalimatnya penuh dusta

maka janganlah dibaca, hanya
akan membuang waktu yang berharga

tak perlu mencari makna
tak perlu pura-pura peka

mata buta oleh pena fana
telinga sibuk berwacana,
teriak juga percuma
tinggal hati yang bicara

makananku metafora, citaku mencipta
pilihanku malakama, hidupku fiksi belaka
impianku telah tiada, realitaku fatamorgana
setiap nafasku dosa, semua tetesku doa

pikiranku mengembara, jiwaku membara
asik mengantri di gerbang neraka
semua tawa jenaka menjelma niskala
ampunanmu akhir segalanya

wahai sang maha raja,
maafkan seluruh hamba

amin.