Mimpi Aneh

Suatu hari, aku bermimpi dalam tidurku. Dalam mimpi itu terdapat 2 ruangan yang hanya dibatasi oleh satu pintu, aku melihat seseorang (raut mukanya tidak terlihat dengan jelas) sedang duduk di sudut suatu ruangan yang gelap, lembab. Lalu aku melihat di sisi depan ruangan itu, terdapat pintu, dari sela-selanya keluar cahaya yang memancar dengan lembut, penuh kehangatan.

Pada saat itu dia terlihat hanya memeluk lututnya, memandang terus ke arah pintu tersebut dengan penuh rasa penasaran. Anehnya adalah, aku dapat mendengar apa yang sedang dia pikirkan saat itu.

“Hey, apakah kamu tidak penasaran dengan apa yang ada di balik pintu itu?” bilang pikirannya terhadap dia dalam mimpi itu. Namun yang kulihat adalah, meskipun dia terlihat sendiri dan kesepian, tetapi di dalam ruangan itu dia merasakan kenyamanan yang luar biasa, kedamaian tanpa akhir, sepertinya dia bisa bersantai tanpa beban. Seperti janin yang berada di dalam rahim, hanya tertidur dengan pulasnya, tak memikirkan segala hal yang ada di dunia luar hingga tiba saatnya dilahirkan.

“Ayolah, apakah kamu tidak berani mencoba untuk melihat apa yang ada di balik pintu itu?” bujuk pikirannya. Lalu aku melihat, dia tersenyum kecil, entah apa maksud di balik senyumannya itu. Kemudian aku melihat dia mulai tergoda dengan bujuk pikirannya itu. Aku melihat dia melepas pelukannya terhadap lututnya. Mulai mencoba untuk berdiri, perlahan-lahan mulai berjalan mendekati pintu misterius itu.

“Cepat buka! Kamu ingin lihat kan? Aku sudah tidak sabar ni!” pinta pikirannya. Setelah itu aku melihat dia mencoba mengetuk pintu itu, setelah beberapa saat, tetap tidak ada jawaban. Dia mencoba untuk membuka pintu itu. Namun terkunci. Tak bergeming.

“Kita dobrak saja! Kamu pasti bisa! Kamu kuat! Ayo berusaha!” paksa pikirannya. Kemudian, aku melihat dia mulai mendobrak pintu itu, dengan bahu, dengan tendangan, terus berulang-ulang melakukan kegiatan itu dengan segenap tenaga. Akhirnya terdengar bunyi patahan. Pintu itu akhirnya roboh, engselnya rusak parah, tak ada harapan untuk membuat pintu itu dapat berfungsi kembali.

Dia mulai memasuki ruangan itu, aku melihat apa yang dia lihat. Ruangan itu sangat terang, seperti setiap sisi tembok ruangan itu di dalamnya terdapat ribuan bintang yang bersinar. Bahkan bayangannya hampir tak memiliki harapan untuk menemaninya dalam ruangan itu.

Sinar dari ruangan itu, mulai memenuhi ruangan yang lain, ruangan yang gelap itu perlahan-lahan mulai terisi dengan cahaya. Lalu aku melihat dia dengan kagum memandang seluruh ruangan penuh cahaya itu. Perlahan-lahan, dia mulai mendekati salah satu sudut ruangan itu. Menyentuh hangatnya tembok ruangan itu. Kemudian dia mulai duduk, kembali memeluk lututnya. Memejamkan matanya.

Setelah beberapa saat, dia kembali membuka matanya, aku melihat dia mulai termenung, sinar matanya mulai memancarkan kesedihan yang mendalam. Lalu aku mendengar dia berkata, “Aku tidak menemukan kedamaian dalam ruangan ini, pikiranku yang bodoh telah mengajakku ke tempat terkutuk ini.”

Kemudian dia berlari, menuju ruangan yang satunya. Namun sayangnya, ruangan itu sudah tak seperti sedia kala. Ruangan itu telah dipenuhi oleh sinar. Kulihat dia bingung, memutar pandangannya ke seluruh ruangan. Akhirnya, dia mendekati pintu itu. Mencoba mengangkatnya, namun dia tak mampu. Lalu aku mendengar dalam batinnya “Kalau aku tidak menuruti pikiranku yang dipenuhi nafsu, mungkin aku akan tetap bersantai dalam ruangan gelap itu.”

Akhirnya, dia menghela nafas panjangnya. Dalam kondisi sedih, putus asa, tanpa harapan. Dia menyesal. Mulai memukul pintu itu, mulai menampar dirinya sendiri, namun tak ada air mata yang menetes. Aku melihat dari atas, hanya mencoba ikut merasakan kesedihan yang dia hadapi.

Setelah itu, dia berteriak dengan keras, melihat ke atap ruangan, memaki kebodohannya sendiri. Aku begitu kaget! Karena pada saat itu yang kulihat adalah raut wajahku sendiri.

Kemudian aku terbangun dari mimpiku.
Bertanya-tanya tentang apa arti dari semua ini pada diriku sendiri?

Catatan: Cerita lama juga.