Senin:
Kala itu kita pertama kali bertatap muka, aku melihat diriku berada di dalam dirimu.
Selasa:
Kita berjumpa lagi, aku melihat lebih jauh penuh kekosongan dan tersenyum.
Rabu:
Masih tetap berdekatan, aku menghadap barat engkau menoleh timur. Diam seribu bahasa.
Kamis:
Sama seperti kemarin, hanya kita berdua saja. Biarkan yang lain cemburu.
Jumat:
Malam yang sepi, tapi kita memiliki satu sama lain. Tanpa pernah saling mengusik.
Sabtu:
Tidak ada yang berubah, hanya ikatan yang makin erat. Meskipun aku tidak pernah membelaimu.
Minggu:
Kamu masih saja hitam, memantulkan kesan suram. Namun entah mengapa aku tidak bosan melihat lewat dirimu.
Wahai jendela di kamarku, sudah lama aku tidak melihatmu bermandikan sinar mentari.