mengingatmu setelah vaksin corona

o kekasih


siang ini di rumahmu

tersisa aku di tengahnya


sementara wajahku ini

tetap setia dipeluk masker


tadi khatib berwasiat

bahwa wabah ini akibat

ulah tangan kita sendiri


mengingat itu membuatku

hampir ketiduran lagi


usai kembali merayu dirimu

lubang pantatku berubah

menjadi sangkakala


nadanya meraung ke segala penjuru

memantul-mantul mengisi kepala


untunglah tidak ada yang tepuk tangan

atau ikut berjihad mencicipi


dan kipas angin di samping namamu

masih saja terus menggeleng-geleng


o kekasih


sesungguhnya aku hanyalah

sebongkah wadah yang kotor