persembahan

ibuku dulu kepalanya hitam

matanya juga tak kalah kelam


lalu aku datang

lewat lubang miliknya

yang paling basah


aku merengek-rengek

ingin menelan segala emas di dunia

sebagai ganti sebuah keberadaan


melihat itu ibuku tersenyum

cepat-cepat ia menyumpal

bibir kecilku dengan keras putingnya

hingga seluruh gurihnya tak bersisa


sekarang kepala ibuku putih

setiap helai rambutnya dipeluk malaikat


gurih-gurih itu telah disulap waktu

menjadi banjir merah-merah

yang tak pernah bisa keluar

lewat ujung-ujung mata


amin.