Dan kamu
Malaikat yang
Jatuh terasing
Di dalam pelukan
Bunda bumi
Berdiri
Kesepian
Di puncak
Menara bangkai
Gigi gajah
Dagu mendongak
Namun mata
Berkaca
Dan aku
Ingin menghampiri
Memanjat mendekati
Sayang terlalu
Curam dan lebih
Berbahaya dari
Duri mawar
Maka aku
Duduk diam
Terus menunggu
Di samping bangunan
Laknat itu
Sesekali aku
Mencoba mengetuk...
Tidak ada jawaban.
Lalu berusaha
Mendobrak kasih
Dengan asa, tetapi...
Gerbang terlalu kokoh
Terkunci rapat
Dengan gembok
Pemisah dua
Dunia serupa
Bulu sayap yang perlahan jatuh,
(Matahari membuta.)
Manusia
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Percaya bahwa hidup selamanya, beranggapan bahwa esok matahari selalu akan terbit. Sementara diam-diam takut detik berikutnya tamu tak diundang datang mengetuk pintu dan menagih hutang kehidupan.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Melihat, mencium, meraba, mencicip, mengucap, mendengar segala yang ada. Namun detak jiwa sendiri yang bergema merongga, tidak terasa.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Memberikan senyum dan mengulurkan jabat tangan sembari yang lainnya bersembunyi di balik punggung mengepal dengan urat-urat kejang.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Sibuk teliti mengurusi yang di depan mata. Lalu acuh dan lupa untuk membasuh cermin yang tertutup debu.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Meneteskan air mata hangat yang jatuh bebas menerjun dari pipi hingga dagu. Tetapi hati tertawa bahagia melihat sengsara bukan miliknya.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Kebebasan untuk segalanya,
(Yang tidak mengenal makna gratis.)
Percaya bahwa hidup selamanya, beranggapan bahwa esok matahari selalu akan terbit. Sementara diam-diam takut detik berikutnya tamu tak diundang datang mengetuk pintu dan menagih hutang kehidupan.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Melihat, mencium, meraba, mencicip, mengucap, mendengar segala yang ada. Namun detak jiwa sendiri yang bergema merongga, tidak terasa.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Memberikan senyum dan mengulurkan jabat tangan sembari yang lainnya bersembunyi di balik punggung mengepal dengan urat-urat kejang.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Sibuk teliti mengurusi yang di depan mata. Lalu acuh dan lupa untuk membasuh cermin yang tertutup debu.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Meneteskan air mata hangat yang jatuh bebas menerjun dari pipi hingga dagu. Tetapi hati tertawa bahagia melihat sengsara bukan miliknya.
Apa yang membuat kita sebagai manusia?
Kebebasan untuk segalanya,
(Yang tidak mengenal makna gratis.)
Blame (feat. Alex Mills) - Alright (Bring Me Down Again)
Blame is such a good producer, too bad the limelight isn't his. Maybe later. Well in this tune Alex Mills' voice have such a good fill, suited perfectly. IMHO, better than the original. Alright (Bring Me Down Again), here we go!
Lyric:
I'm gonna be alright
I listen to advice
Actions walk away
You see I should think twice
Something make me stay
I put my trust in you
So do the things you do
I wish I knew
That it would all won't through
You bringing me down
Now I'm in hurt, alright
You bringing me down
Said "I'm hurt," alright
You bringing me down
Now I'm in hurt, alright
Then I turn around
I give you everything
Don't say I didn't try
You took my heart and soul
Now we life a lie
And now I won't forgive me
I can feel the heartbeat
So tired to break free
Then I'm gonna make you see
Bercinta
Hari ini aku bercinta
Dengan matahari
Seketika pelukan hangatnya
Mengubahku menjadi
Kristal debu
Lalu aku jatuh.
Esok harinya aku
Masih bercinta
Dengan hujan
Dan tangisannya
Setiap sentuhan
Membasuh
Jiwa usang ini
Lalu aku bangun.
Lusanya aku
Tetap bercinta
Dengan tanah
Setiap kecupnya
Membangkitkan
Apa yang tersisa
Lalu aku tumbuh.
Tunas hijau kecil
Baru
Dan lugu
Mencari apa
Yang belum aku cicipi
Lalu angin datang, mengajak bercinta.
Aku pasrah menerima
Bunga kembali
Mekar kemudian
Terbang kabur,
Entah ke labuhan mana,
(Ia menculik segala.)
Dengan matahari
Seketika pelukan hangatnya
Mengubahku menjadi
Kristal debu
Lalu aku jatuh.
Esok harinya aku
Masih bercinta
Dengan hujan
Dan tangisannya
Setiap sentuhan
Membasuh
Jiwa usang ini
Lalu aku bangun.
Lusanya aku
Tetap bercinta
Dengan tanah
Setiap kecupnya
Membangkitkan
Apa yang tersisa
Lalu aku tumbuh.
Tunas hijau kecil
Baru
Dan lugu
Mencari apa
Yang belum aku cicipi
Lalu angin datang, mengajak bercinta.
Aku pasrah menerima
Bunga kembali
Mekar kemudian
Terbang kabur,
Entah ke labuhan mana,
(Ia menculik segala.)
Batu Bisu
Di atas gundukan kafan
Dia berdiri dengan gagah
Para lalat bergurau
Hingga lupa diri
Hanya satu penonton, batu bisu
Penuh torehan luka entah siapa
Apa lagi
Yang perlu
Dilihat...
Tidak ada.
Apa lagi
Yang kamu
Lihat di seberang
Sana?
(Juga tidak ada -- Tak perlu pura-pura tahu.)
Dia berdiri dengan gagah
Para lalat bergurau
Hingga lupa diri
Hanya satu penonton, batu bisu
Penuh torehan luka entah siapa
Apa lagi
Yang perlu
Dilihat...
Tidak ada.
Apa lagi
Yang kamu
Lihat di seberang
Sana?
(Juga tidak ada -- Tak perlu pura-pura tahu.)