Lidah

Selama ini aku terus berkelana
Dalam perjalanan untuk mencari
Sesuatu yang bernama kebenaran sejati
Yang paling satu

Tapi aih, apalah gunanya aku berkeluh maupun berkisah
Dikala lidahku sendiri masih bercabang dua.

Aku hanya ingin bermandikan cahaya pertama
Yang putih merona, dengan sendu hangatnya

Aku rindu, pada ia, yang pertama dan terakhir
Aku bermimpi dikasihinya
Sayang, jiwaku kembali dilepas dari genggamannya
Dan mentari gembira membawaku kembali ke alam fana