kebun hatimu

rambut perakmu disepuh waktu
gigi-gigimu lompat indah dari gusi
dadamu yang dulu ranum, sekarang telah lelah
keriput di kedua ujung matamu menyubur
perutmu dilipat-lipat oleh tangga rumah
tumitmu retak dijarah jarum nasib

tapi engkau terus menanam bibit sabar
tiap malam setia memanggil nama-nama kekasih
yang tak pernah kau lupa urutannya
hingga akhirnya kebun hatimu tumbuh lapang
dipenuhi anggur kasih sayang

maafkan anakmu ini
yang baktinya sepanjang korek api
semoga aku nanti tidak membakar habis
hutan mimpimu.

amin.