perak bulan

malam muram temaram, awan-awan berlalu-lalang
tangan angin mengelus rambut halus mereka,
kristal-kristal di langit kembali bening,
perak bulan mekar sempurna, gulita musnah.

di kepalaku kata-kata terus reinkarnasi,
aku hantamkan mereka ke tembok akalku
satu per satu tubuh mereka tercerai-berai,
bangkai-bangkai huruf berhamburan di lantai.

aku sapu segalanya ke sudut terdalam pikiranku
pelan-pelan semua menjelma lapang,
yang tersisa, berdiri sendiri di tengah, tinggal
alif.

amin.