Malam itu
Hanya ada
Sepasang jiwa
Yang seirama
Meskipun seluruh
Dunia diam-diam diam
Menanggapi atas
Persatuan mereka
Namun nyatanya
Bau kebencian malas bersembunyi
Dan amarah kian meramai
Malam itu
Hanya ada
Sepasang manusia
Yang bersama
Terkait karena
Takdir yang bermain
Pisau tanpa gagang
Meskipun seluruh
Alam baka diam-diam diam
Menanggapi atas
Kebersamaan mereka
Namun nyatanya
Hangat rindu tak sabar menanti
Dan dendam kian menjemput
Malam itu
Sepasang mahluk
Yang saling bersentuhan
Dan takdir
Yang masih bermain
Dengan pisau tanpa gagang
Yang kian runcing
Dengan gemerincing tawanya kembali
Mengusik mereka
Hingga cerita ini berakhir
Dengan sebuah adegan sederhana
Keduanya memandang tanah, lalu...
Yang satu menyapa
(Yang lain memalingkan mata.)