Remah Remah Malam

Ini adalah beberapa potongan tulisan kecil yang biasanya tiba-tiba muncul di malam hari. Kalau tidak cepat-cepat ditulis bisa hilang. Sayang juga kalau hanya mengendap dalam sebuah folder. Semoga bisa menghibur dan membawa manfaat. Maaf tidak disunting karena saya sedang malas. :)

---


apalah arti menjadi kuat
kalau waktu jua yang mengubah semua
kembali menjadi sedia kala

apalah arti menjadi lemah
kalau waktu jua yang membuat semua
tumbuh lalu hilang seketika

---

malam ini
jantungku berdebar
jiwaku berkobar
benih cinta telah kusebar
tinggal bersabar
menunggu waktu untuk mekar

malam ini
semuanya sempurna

---

dia memang secantik angin
dan aku seperti api yang tak sabar melahapnya

apakah ini suratan takdir seorang jantan
yang nantinya akan terperangkap jebakan cinta

aih, kasihan.

nasib menari bahagia, Tuhan yang menggenggam senarnya.

---

sendiri dipenuhi sedih
dua mata menatap kosong
sendiri dipenuhi sedih
tak ada ingat sayang

sendiri dipenuhi sedih
dengan dada yang membara
sendiri dipenuhi sedih
badan sakit jiwa tersayat

sendiri
dipenuhi
sedih

menggenggam refleksi
memeluk bayangan

---

seekor anjing pun berhak mendapatkan jalan yang hangat di trotoar
anjing yang jauh lebih disayang daripada tuannya,

anjing!

---

dengan kekangan yang kuat
aku melepaskan segala belenggu

menahan kebebasan
demi sesuatu yang penuh

kepuasan, murni kepuasan, kepuasan seutuhnya
pencapaian puncak tertinggi

kejujuran dari segala yang ada
kemurnian, jernih bagai air yang menetes dari langit
yang pertama, dan terakhir

semoga saja. amin.

---

tidak ada yang namanya penyesalan
karena selalu melihat ke depan

tidak ada mata di belakang kepala
tetap terus melangkah maju

tidak ada pula kata menyerah
lebih baik mati, daripada diam pasrah

---

memang benar papan itu seperti cermin
yang tak pernah buram
merefleksikan yang sejati

jujur, begitu saja
dan setia, sampai nafas terakhir

sabar sayang,
tak perlu tergesa-gesa...

aku masih belum siap.

---

hari itu bersamanya
hanya berdua

kala matahari yang cantik berseri
mendaki gunung tinggi hijau nan asri

tidak ada yang lebih indah lagi
daripada peluk hangat bumi pertiwi

dan kedua bibirnya yang semerah jambu
muncul tanpa henti, dalam setiap waktu
memenuhi segala sudut pikiranku

---

hujan sore ini membawa sendu
bersama dentuman tanah
dan harmoni tepukan dedaunan
menenangkan hati yang sepi

aih, semoga besok hujan datang kembali

---

besok gendang perang akan ditabuh
matahari akan marah
semangat tempur membara

semoga saja menang
dan mendapatkan keabadian

yang pertama
dan terakhir

bulan yang baru

---

di atas langit masih ada langit
dimana bintang bernaung menari

ternyata aku masih lemah
belum ada apa-apanya

sampai kapan ini semua bertahan?

mungkin besok matahari tak akan terbit

---

kehidupan akan terus berjalan
meskipun nafasmu telah habis terbuang

kematian akan selalu menunggu
meskipun kelopak matamu terbuka kembali

dan dimanakah kebenaran yang sejati?
dalam dunia yang fana ini

dan dimanakah kebahagiaan yang murni?
dalam tawa yang penuh kepalsuan ini

*hahaha... hahaha!*
(hiks hiks hiks, hiks hiks hiks)

---

dan dia terus berputar tanpa henti
seperti gasing yang menari dengan satu kaki

tangan kirinya memeluk bumi
dan tangan kanannya menggapai langit

kemana tuhan akan memberi petunjuk kepadanya?

berputar-putar putar-putar...

---

malam ini adam bertanya:

"hari ini kita akan makan apa?"

hawa menjawab:

"aku ingin buah itu."

dan sisanya takdir yang bercerita
hanya sebuah permainan kecil penuh keseriusan
oleh Yang Maha Besar

permainan kilat yang kita anggap sepele

---

sahabat lama
datang kembali
dengan senyum baru

berbagi kenangan usang
mencari impian bersinar

aku ingin pergi
bersama lagi, menggapai cita

---

ingin aku memetik mahkota bunga
sebagai yang pertama
dan semoga yang terakhir pula

tak akan aku biarkan layu karena dahaga
berupaya penuh sekuat daya yang ada
semampuku, untuk selama-lamanya

---

dua jiwa menyatu dalam satu malam
sebuah ikatan perjanjian hingga nafas terakhir

apakah ini yang namanya cinta?

terus bertahan...
sampai waktu memungut sisa-sisanya.

---

bulan penuh abu
gurun kering seratus windu

sama seperti hatiku
penuh sepi dan sendu