Kisah Para Tikus

Tikus, seekor binatang menjijikkan. Berbulu hitam lebat, bergigi seri dua tonggos dengan ekornya yang seperti cacing. Semenjak dahulu kala, senantiasa para mahluk seantero jagad raya memusuhinya. Jikalau mereka bisa dimusnahkan dengan mudah, meskipun rantai makanan akan terputus dan terjadi ketidak seimbangan di dunia yang berakhir pada kehancuran semuanya. Aku akan tetap rela! Selama binatang penyebar penyakit itu musnah tanpa sisa sekalipun, tanpa bangkai, tanpa fossil. Sehingga para arkeolog di masa depan tidak akan tahu apa yang namanya itu tikus.

Dari jaman dahulu, tikus telah membawa manusia banyak sekali kerepotan dan musibah. Mulai dari gagal panen hingga pes. Persetan! Mati saja kalian wahai tikus pecundang... namun tetap ditakuti oleh yang lain.

Tikus selalu saja berkeliaran di malam hari, seperti maling yang mencuri-curi. Tapi aku tahu bahwa tikus juga mahluk hidup, mereka butuh makan dan memberi makan anak-anaknya. Tapi tikus tetap saja mencuri, jika saja aku bisa memotong kaki-kakinya.

Seorang petani (Pak Tani) menyatakan perang dengan mereka, mencoba segala cara untuk menumpasnya. Melepas ular di sawah, tapi tikus lebih cepat lari kabur karena ular tidak punya kaki. Kemudian Pak Tani mulai memasang jebakan-jebakan.

Dimulai dari jebakan minyak yang dilumuri pada tiang-tiang lumbung padi, namun cakar para tikus lebih tajam untuk memanjat seperti ninja. Mereka lebih gigih untuk mencari makan bagi keluarganya, bagi anak-anak mereka. Berharap padi yang dicuri itu bisa memberi makan sampai generasi-generasi berikutnya. Dasar tikus, culas!

Merasa itu semua tidak berhasil, Pak Tani menciptakan sebuah perangkap baru. Perangkap jepit, untuk memancing para binatang terkutuk itu. Para tikus tahu bahwa rasa keju lebih enak daripada beras dan lebih bergizi. Meskipun mereka hanya tikus kampungan tetapi sesekali mereka semua pernah berbondong-bondong pergi ke kota untuk menjarah keju dan daging, jikalau lumbung Pak Tani sudah kosong melompong.

Suatu hari seekor tikus tertangkap, ekornya terjepit. Tikus gendut yang kurang sigap menghindari serangan jepit perangkap. Ia takut mati. Dengan cepat ia menggigit putus ekornya sendiri, sebelum pergi ia masih menyempatkan diri untuk memakan ekornya sendiri. Dasar rakus! Setelah selamat, ia pulang dan menceritakan apa yang terjadi kepada keluarganya. Seperti gossip di dunia manusia, tikus-tikus juga lebih cepat menyebarkan informasi. Sehingga tidak ada lagi tikus yang mempan terjebak dalam perangkap kuno itu.

Pak Tani kebingungan, mengapa keju bisa hilang namun tidak ada tikus yang berhasil terjebak. Ia memutuskan untuk mengubah jebakannya menjadi sebuah kerangkeng.

Lain waktu, ada seekor tikus bodoh. Ia kelaparan karena tidak berhasil mencari makan selama 2 malam. Perutnya keroncongan, indera penciumannya hampir kebas. Namun takdir berkata lain, ia menemukan sepotong daging. Tanpa berpikir panjang, tikus itu berlari mengendap-endap untuk mencuri. Setelah cakar-cakar kecilnya menyentuh sepotong daging itu, tiba-tiba sebuah pintu tertutup. Lalu terjebak dalam kerangkeng. Memang dasar tikus, susah dibasmi. Tikus itu dengan tenang melahap sepotong daging itu, kemudian menggerogoti kerangkeng tersebut, dan berhasil kabur. Sialan!

Pak Tani bingung, bagaimana cara membantai ras pengerat itu. Pak Tani berpikir keras. Hasilnya sebuah ciptaan baru, perangkap rahasia.

Malamnya, dua ekor tikus yang bersahabat berkunjung ke lumbung petani. Mereka telah bersahabat lama, setelah para induk meninggalkan mereka. Mereka menjaga satu sama lain, yang satu berbadan besar yang lain bertubuh kecil. Perlahan-lahan mereka waspada dengan segala jebakan yang dipasang. Sampai pada akhirnya, mereka menemukan selembar kertas terbaring di lantai. Kertas itu dibubuhi oleh sebuah cairan aneh, namun ditengahnya terdapat segunung beras, sepotong keju dan daging tebal.

"Ciiiit cit cit cicicicicit," Tikus berbadan besar berkata.

"Cit, cit cit cicicicit?"

"Cit... cit cit cit. CIT!"

"Cit cit cicit."

Mendengar perintah tikus berbadan besar, sang tikus bertubuh kecil dengan cepat berlari menuju tumpukan umpan tersebut. Ternyata itu semua adalah lem keras! Tikus bertubuh kecil tak mampu melepaskan diri, cakarnya yang mungil dengan tenaga yang lemah tidak dapat merobek kertas lem tersebut.

"Cit? Cit?" Tikus bertubuh kecil kebingungan dan bertanya.

"Cit.... cit. Cit. Cit. Cit.... cit."

"CIIIIIIIIIT! CIIIIIIIT!"

Setelah meminta maaf, tikus berbadan besar pergi meninggalkan sahabatnya. Kembali pulang ke sarang tanpa hasil, tapi ia tidak lupa untuk menceritakan peristiwa itu kepada anak dan istrinya. Tidak perlu menunggu satu hari, seluruh komunitas tikus di negeri itu sudah mengetahui jebakan lem. Sehingga tidak lagi mempan. Terima kasih untuk pengorbanan tikus bertubuh kecil.

Pak Tani penasaran, mengapa jebakannya mudah sekali tidak berpengaruh. Cukup dengan waktu sebentar, kemudian semua menjadi sia-sia. Pak Tani kembali memutar otak, dan membuat jebakan baru. Perangkap apakah itu?

Kali ini empat ekor tikus bersaudara yang berburu mencari pangan. Mereka pergi ke lumbung padi Pak Tani yang biasa mereka kunjungi tiap malamnya. Mereka benar-benar kaget, ada segunung keju dan daging tergeletak begitu saja di lantai. Keempatnya langsung bersorak kegirangan "CICICICICICICIIIIT!"

Tikus yang paling muda merasa tidak perlu terburu, karena tikus itu tahu sopan santun terhadap saudara-saudaranya. Ia sendiri menunggu para saudaranya berpesta pora, mengharapkan sisa-sisa makanan untuk dirinya.

Namun apa yang terjadi?

Ketika mereka asik melahap sesajen yang diberikan oleh Pak Tani, beberapa saat kemudian... saudara tertua mulutnya berbusa, kakak kedua kejang-kejang, kakak ketiga lari tanpa tahu arah menubruk sana sini dan akhirnya denyut jantung mereka semua berhenti.

Tikus bungsu bingung, apa yang terjadi? Untung tikus bungsu itu pintar. Penasaran, ia perlahan mencium bau sesajen-sesajen tersebut. Ternyata memang ada yang aneh dari baunya, tidak seperti biasa. Lalu tikus bungsu bergegas lari pulang kembali ke sarang, menceritakan kepada ayah ibunya secara mendetail.

Sekarang, semua tikus sudah mulai waspada dan berhati-hati. Mereka mencium dahulu segala yang akan dimakannya. Jebakan racun sudah tidak mempan lagi. Itu semua adalah cerita masa lampau tentang pertempuran para tikus dengan Pak Tani.

Di masa kini, semua itu telah berubah. Tikus telah menjadi lebih pintar, lebih ganas dan lebih rakus. Dahulu kala tikus hanya mampu untuk menguras sisa-sisa beras yang tercecer di lumbung padi petani. Sekarang... tikus-tikus itu mengorek segala isi sampah dan memakannya, setelah puas pergi ke dapur dan memakan yang lain. Jika masih belum kenyang juga, mereka pergi ke supermarket dan menggerogoti segala makanan ringan yang ada.

"Ahhh.... bagaimana cara memusnahkan tikus?"

Tikus modern sudah anti dengan segala jenis jebakan. Berlari-lari tengah malam keluar masuk rumah orang, memakan segala sesuatu tanpa batas. Persetan! Merekapun sekarang berani keluar sarang di siang hari untuk mencuri.

Tikus sudah menjadi mahluk yang menakutkan, berbadan besar. Kucingpun akan lari ketakutan. Cicak sudah menjadi cemilan untuk sarapan mereka. Jikalau mereka semua lapar karena tidak ada lagi yang bisa dimakan, serta berada dalam posisi tersudut... mereka akan berbondong-bondong keluar untuk memangsa para buaya!

Kapan tikus akan hilang dari negeri ini? Tikus-tikus yang menggerogoti hati nurani bangsa ini. Tikus musuh abadi Pak Tani, tikus yang selalu mencuri. Namun apa daya... ketika diburu, sudah terlebih dahulu kabur. Begitu tertangkap malah diberikan kenyamanan dan mereka mampu menggerogoti jeruji untuk keluar bertamasya. DASAR TIKUS!

Dimensiku

Di sebuah ruang tanpa dinding pembatas. Penuh kegelapan yang pekat, kelam melapisi kelam. Aku sendiri disana, tempat pribadiku yang terisolasi. Berdiri namun seperti terbang sambil duduk tertidur. Setiap aku kembali selalu saja ada yang berbeda muncul. Entah apa yang menanti di dalam sana, dan itu selalu membuatku penasaran.

Di kala itu, waktu aku kembali... untuk mencari sesuatu yang aku sendiri tidak mengetahuinya. Keadaannya masih sama, hanya sebuah ruang hampa. Lalu perlahan muncul berbagai bintang kecil dengan warna-warna yang berbeda. Mereka semua terlihat sangat indah, memancarkan warna-warna kehidupan dunia dan akhirat.

Ungu, merah, hijau, jingga, kuning dan ratusan ribu warna lain. Menari-nari di depanku. Beberapa ada yang berpijar terus tanpa henti, yang lain berpijar sebentar lalu hilang seperti kembang api di langit pada malam akhir tahun. Aku penasaran, sesungguhnya mereka itu apa?

Lalu, tiba-tiba beberapa berusaha untuk menyentuhku. Aku merasakan sebuah sengatan listrik yang mengejutkan ditambah rasa hangat di hati ini. Seberkas memori terpampang dalam pikiranku, entah itu memori siapa. Seorang anak kecil yang sedang bermain ayunan, menertawakan kebahagiaan tanpa beban.

Kemudian sebuah bintang berwarna merah dengan cepat menembus kepalaku. Tubuhku panas, membara. Memori kali ini adalah seorang pria paruh baya yang memaki seluruh tetangganya, lalu ia membantai seluruh isi desa. Dari kakek nenek sampai para balita, semuanya telah menjadi mayat. Aku gemetar melihatnya dan memutuskan untuk menjaga jarak dari bintang-bintang yang lain.

Mungkin para bintang kecil itu adalah perwakilan segala pengalaman hidup manusia, arwah gentayangan. Padahal aku tidak percaya pada sesuatu yang bersifat mistik seperti mereka. Kalau sudah mati ya mati saja, hitam. Ketika aku memikirkannya, tiba-tiba mereka semua bergerombol mengeroyok diriku yang kecil ini. Aku berlari, namun apa daya... langkahku seperti siput dalam dimensi itu. Aneh! Mengapa aku tidak bisa mengontrol dimensiku ini.

Jutaan bintang itu berusaha masuk kedalamku, merasuki sampai ke ujung sumsum tulang belakang. Aku hanya terengah-engah. Beberapa ada yang hanya sekilas menembus, yang lain telah berdiam dalam diriku. Hinggap seperti kutukan. Ataukah ini sebuah berkah?

Apakah karena mereka semua kesepian? Tidak mampu menyentuh satu sama lain. Tidak mampu berbicara dengan satu sama lain. Ah... kesendirian memang hal yang menakutkan. Atau mereka justru ingin bereinkarnasi di dalam diriku yang hina ini, sehingga mereka mencoba memaksa masuk kedalam nila hatiku yang penuh nestapa. Sialnya, aku juga tidak percaya akan hal itu.

Awalnya aku takut, lalu merasa nyaman dan membutuhkan mereka semua. Ingin aku menjadi sarang mereka, sebuah tempat bernaung bagi jutaan arwah penasaran. Lalu aku menyerahkan diriku sekali lagi, seperti sebuah sesajen. Menjadi korban untuk mereka.

"Ayo! Semua, masuk kedalam sini! Aku majikan kalian, aku ini pemilik dimensi ini! SEKARANG JUGA!"

Aku berteriak dengan keras, merentangkan tanganku setinggi pundak. Menahan nafas, menggigit geraham dengan keras dan mencoba bertahan melewati jutaan sengatan yang akan datang.

Arrrrgh, seperti disambar petir secara langsung. Mendekati kematian, semua memori hidup terlihat sekilas dalam pikiranku. Sayangnya, itu semua bukan kenangan milikku.

Ratusan berhasil masuk kedalam diriku, hatiku bersinar emas. Merasakan kehangatan mereka semua. Aku terpana, melihat diriku menjadi seperti mahluk asing luar angkasa, seluruh tubuhku kemudian bercahaya. Apakah aku telah menjadi matahari?

Aku tersenyum...

"Silahkan mencoba lagi wahai arwah gentayangan!"

Aku kembali bersiap, dan mereka mulai mencoba merasukiku kembali, para arwah yang tersisa. Jumlah yang tersisa masih berjuta-juta. Seluruh tubuhku kesemutan, gemetaran, tak mampu menampung mereka semua.

"Maaf... maaf. Maaf para bintang penghuni dimensiku."

... ... ... ... ... ... ... ...

"Wadahku ternyata belum cukup."

Seperti sebuah gelas yang berusaha menampung seluruh isi laut.



Sia-sia.

Mario Teguh, Rahma Azhari, Twitter dan Komentar

Gila gila gila gila gilaaaaaa! Tokoh kita kali ini adalah Mario Teguh sang motivator "teman-super-bagi-manusia-yang-merasa-dirinya-tidak-super-padahal-faktanya-semua-manusia-terlahir-sebagai-seorang-pribadi-yang-super-unik", Rahma Azhari sang model yang buah dadanya selalu tumpah kemana-mana (mungkin jaman sekolah dasar dulu---sewaktu mata pelajaran olahraga, nilai tes larinya selalu jeblok... maklum bawaannya berat, atau dia hoki mendapat guru olahraga cabul plus mesum sehingga nilainya sempurna? Entahlah), dan terakhir adalah burung biru banyak bacot yang mengumbar ocehan sumpah serapah para penghuni planet bumi ini.

Perihal tentang #MTOF No. 6 yang lagi heboh-hebohnya saat ini. Sampai muncul beberapa akun seperti MarioTeluh dan MarioSenduMatiGaya. Sebetulnya aku ingin menulis ini semenjak tanggal 21, namun terlalu malas. Berhubung tetap insomnia dan waktu senggang masih banyak, mari kita lanjutkan saja tulisan yang tidak jelas ini.

Jadi begini ceritanya, Mario Teguh (Om Mario) membuka akun Twitter dengan maksud yang baik. Untuk memotivasi banyak orang dengan mudah dan gampang karena memang Twitter sedang naik daun. Sayangnya hal untuk memotivasi orang sangat susah apalagi untuk merubahnya. Belum lagi faktor X dimana selalu saja ada halangan untuk berbuat baik, selalu saja ada cobaan berat yang menghadang. Apa boleh buat, berlian hanya bisa dipotong oleh berlian yang lain, bukan begitu Om Mario?

Apa sih isi #MTOF No. 6?

#MTOF 6. Wanita yg pas u/ teman pesta,clubbing,brgadang smp pagi,chitchat yg snob,mroko,n kadang mabuk – tdk mungkin direncanakan jadi istri.

Seketika setelah tombol update diklik kemudian dibaca oleh masyarakat, berbagai protes keluar. Esoknya muncul pihak pro dan kontra seperti biasa, basi!

Pihak kontra berpendapat bahwa itu sama saja menjatuhkan wanita, tidak semua wanita seperti itu, dan sebuah lembaga yang mendukung para wanita menganalisis bahwa Om Mario... dari pernyataan tweet-nya menganggap bahwa para wanita seperti barang.

Sedangkan pihak pro menyatakan hal itu (wanita doyan clubbing, dan seterusnya) adalah fakta dan Om Mario hanya berbagi fakta yang ada.

Entah para pihak kontra terlalu bodoh untuk mengerti, atau memang sifat defensive yang keluar saat itu juga karena merasa tersudut, tak mampu berbuat apa-apa dan selama ini gagal untuk membuka mata membaca pernyataan tersebut, tenggelam dalam self denial.

Aku di pihak mana? Ya, PRO DONG! Suami mana si yang mau punya istri jelek? Jasmani-rohani harus serba top, baik, dan benar dari segi wajah-penampilan-proporsi-performa. Tidak perlu munafik. Bagi para pria yang kontra... tidak perlu juga untuk berlagak sok suci menyelamatkan jiwa yang sedang kalang kabut dilanda kemarahan itu, kalian bukan nabi, kalian juga bukan superhero... atau jangan-jangan kalian adalah pihak korban yang tertipu, terjebak, terkurung, karena melihat sebatas dari luarnya saja? Makanya selalu uji coba dahulu sebelum melanjutkan ke jenjang berikutnya.

Salah satu pihak kontra adalah Rahma Azhari (Mbak Ah-Ma). Dia bilang bahwa tweet Om Mario itu rasis. Mungkin maksudnya sexis.... (sumber : klik aja)

Tapi ada juga #MTOF No. 7 yang isinya:

#MTOF 7. Pria yg pas u/ wanita #MTOF 6.tdk akn jadi suami yg setia n ayah yang menghebatkan anak2.

Jadi tidak termasuk kategori sexis. Sedangkan untuk dimasukkan kedalam kategori diskriminasi, mungkin masih bisa.

Mbak Ah-Ma pun diserang habis-habisan, karakternya dibunuh... meskipun sudah tidak ada lagi yang bisa dibunuh. Kasihan, mungkin ini termasuk kategori internet bullying-kah? Untung aku bully-proof! Silahkan baca saja komennya di sini. Atau jika kamu termasuk manusia modern yang maunya serba praktis saja, maka silahkan membaca beberapa komentar yang sudah disunting, dipilah-pilah sesuai kebutuhan di sini (special thanks untuk senior adikku yang merupakan seorang jawara blogger dari Yogyakarta yang-katanya-ganteng-tapi-aku-tidak-percaya-karena-ganteng-itu-relatif-dan-aku-tidak-bisa-menilai-ketampanan-pria-lain-karena-aku-bukan-seorang-penyuka-sesama-jenis). Lalu Mbak Ah-Ma melakukan klarifikasi dengan twitternya, bisa dibaca di sini. Entah siapa yang bodoh, wartawan detik-nya? Atau Mbak Ah-Ma? Atau mereka berdua? Aku tetap skeptis sampai sakaratul maut datang.

Tentu saja ada beberapa orang yang langsung memusuhi Om Mario dan menggelar arena perdebatan. Silahkan menonton video dibawah ini.




Dasar motivator! Emang jago ngomong! Mwahahaha!

Masalah yang akan dibahas tentu saja bukan itu. Masalah yang dibahas akan berbau manajemen, karena hanya ilmu omong kosong itu yang aku mengerti sedikit. Sehingga menyebabkan Om Mario memutuskan untuk menutup akun twitter-nya. Mungkin Om Mario pusing, sakit perut kemudian stress. Salah langkah. Mengapa?

Begini ya, menurut-pendapatku-yang-sangat-subjektif... Om Mario telah menghilangkan beberapa aset terbaik yang dimilikinya. Mari aku jelaskan secara bertahap.

Pertama. Kita semua tahu bahwa Twitter hanya mampu memberikan 140 karakter saja. Biasanya untuk menyampaikan pesan secara tepat saja sudah cukup rumit, karena perlu banyak singkatan-singkatan super gaul yang digunakan untuk menghemat tempat. Apalagi untuk memotivasi orang. Tapi masa sih, Om Mario... hal mudah seperti itu saja tidak kepikiran?

Kedua. Mengapa Om Mario memilih kalimat itu untuk dipublikasikan? Apakah tim manajemen yang dimilikinya tidak ada yang mampu memberi saran? Mengevaluasi terlebih dahulu? Menimang-nimang apakah publik bisa menerima ini dengan kepala dingin? Kalau iya, sini pekerjakan aku saja Om! Kalau itu opini pribadi, kenapa Om Mario tidak mempublikasikannya di akun twitter pribadi Om saja. Sah-sah saja kok untuk mengeluh dan beropini, toh isi Twitter hanya sekedar itu-itu saja, kalau tidak tentang seseorang jatuh cinta-putus cinta, lagi makan apa-kemudian berak warna apa, lagi dimana-bersama siapa, dan segala sampah lainnya. Sangat disayangkan Om, padahal konten dari Om sangat bernilai daripada RPM Konten!

Om itu motivator ulung, super sekali kalau boleh aku puji. Sebagai motivator-yang-dianggap-bijak-oleh-para-manusia-yang-tidak-merasa-dirinya-super, maka reputasi Om sudah menurun jauh dan kehilangan beberapa penggemar. Satu aset terbaik menurun nilainya, yaitu reputasi. Mungkin akan susah mengembalikan yang satu ini ke level asalnya. Satu aset yang lain lagi hilang, yaitu para-wanita-penggemar-mario-teguh-yang-hobinya-clubbing-begadang-sampai-pagi-chit-chat-yang-snob-merokok-dan-kadang-mabuk. Sayang, sayang, sangat super sayang! Karena biasanya tipe wanita seperti itulah yang lebih membutuhkan bantuan Om. Wanita tipe #MTOF-6 jauh lebih mudah untuk depresi dan tidak termotivasi. Hayo yang merasa, pasti marah deh kalau membaca ini. Hahahaha! Do that, and it will just prove that the theory is right. Tos dulu dong Om! Gimme five! Tapi Om... bagaimana Om Mario akan membantu mereka kalau mereka sudah siap pasang badan? Hehehe...

Om itu seorang yang baik hati, rela membantu orang lain dengan motivasi-motivasi Om yang terkenal. Atau lebih tepatnya... boleh aku bilang bahwa Om Mario adalah seorang penyedia jasa yang berupa motivasi. Kasarnya, Om... jualan semua omongan-omongan Om! Hukum bisnis masih sama dari dulu tidak berubah kok, keluarkan yang terbaik, sediakan yang terbaik, utamakan konsumen kemudian bohongi mereka agar tetap setia. Karena Om tidak memilah-milah omongan Om, hasilnya ya seperti sekarang ini. Kesalahan Om adalah... Om seorang motivator. Kalau Om adalah penjual obat kaki lima, tidak akan salah kalau sembarangan omong, serta apabila obatnya tidak manjur akan tetap santai karena lapak akan terus berpindah-pindah dari waktu ke waktu dan selalu ada orang bodoh yang termakan tipuan.

Tapi yang paling sangat disayangkan menurut pribadiku ini adalah mengapa Om menutup akun Twitter-nya? Om itu seorang yang menjual omongan-omongan, Twitter itu sebuah fasilitas yang bisa dijadikan sebagai ladang duit buat Om untuk merangkul sebanyak mungkin massa yang berminat. Seperti dalam sebuah pertempuran, Om memutuskan untuk mundur, kabur dan kehilangan suatu area. Ckckckckck....

Tenang saja Om, dunia masih terus berputar. Kadang diatas kadang dibawah. Lihat sisi baiknya saja, hilang beberapa klien dibalas dengan kekompakan tim fanatik Om yang baru. Win some, Lose some. Om kalah dalam pertempuran ini, tapi perang masih belum selesai. Salam super dari orang kuper (baca: kurang pergaulan) yang satu ini.

Untuk Mbak Ah-Ma, tidak perlu marah-marah. Setiap orang punya salah, Om Mario saja bisa salah kok. Jangan marah juga kalau baca tulisan ini dan jika bertemu denganku karena suatu kebetulan, nanti tolong jangan bekap aku dengan buah dadamu untuk melampiaskan kemarahanmu... nanti aku tidak bisa bernafas dan mati sekejap.

Buat para pembaca, kalau masih penasaran isi #MTOF yang lain bisa dilihat di sini. Serta beberapa curhatan Facebook Om Mario bersama istrinya bisa dibaca di sini, yang terakhir adalah sikap klarifikasi Om Mario bisa ditelaah di sini.

Untuk mengakhiri akupun memutuskan mengganti status Facebook di halamanku (supaya lebih eksis dan naik pamor), yaitu:

"Wanita yg pas utk teman clubbing & pemabuk—tdk mngkn direncanakan jd istri," kata Om Mario Teguh. Kalau kata aku sih enakan 'homses'.

Arah Perjalanan

Banyak orang bilang bahwa hidup ini adalah sebuah perjalanan. Aku selalu merasa pernyataan itu benar. Sebuah perjalanan yang berakhir di satu tujuan yang sama. Lalu semuanya akan menjadi lebih jelas tanpa bias.

Seperti manusia lainnya, aku... mahluk hina pejalan kaki di bumi biru ini, akan terus melakukan perjalanan dengan bantuan hasil ciptaan kreasi akal. Mengarungi laut, menyusuri rel, memacu jalan dan menembus awan. Semuanya menyenangkan, namun selalu ada si anak emas.

Pesawat terbang, burung besi besar. Setiap kali menaiki alat ini, aku selalu merasa seperti seekor burung yang sedang terbang namun terperangkap dalam ruang. Cepat sampai, cepat pula jatuh ke darat. Lagipula untuk menaikinya dibutuhkan persiapan yang cukup lama, mulai dari memesan tiket, mengantri, menunggu, menunggu, menunggu, masuk lalu melihat pramugari dan berfantasi liar. Kemudian menengok ke jendela untuk melihat segala dunia baru. Sayang, aku ini hanya mahasiswa pas-pasan yang malas keluar rumah.

Kapal laut, seonggok baja mengapung seperti paus tua yang tidak bisa menahan nafas untuk menyelam. Deru ombak yang terhempas membuat jiwa bergelora, terombang ambing di buritan. Persediaan air memang terbatas, namun selalu ada cara untuk memasak air dengan bantuan sinar dendam mentari serta jutaan ikan yang rela untuk dipancing. Jadi tidak perlu takut! Kecuali kalau engkau melakukan ekspedisi lalu menabrak sebuah gunung es dan mati tenggelam bersama cinta pertama. Bodoh! Besi lawan es, sudah jelas lebih kuat yang mana. Sayang, aku selalu benci melihat bekas muntah yang tercecer dimana-mana.

Kereta api, ulat bulu kaki seribu berlari sembari mengepulkan asap hitam. Harumnya dedaunan serta basahnya tanah memenuhi benak jikalau alat itu sedang melewati hutan dan gunung. Selalu berjalan dengan kecepatannya sendiri, tanpa gangguan... terus meluncur menuju stasiun berikutnya. Sayang tempat duduknya sempit, kelas ekonomi seperti kelas binatang dan berisik sehingga susah tidur, aku benci kepada pedagang asongan dan pengemis yang mengganggu tidur sejenakku di dalam gerbong.

Mobil, kuda mekanik hasil peradaban modern. Ini favoritku, karena memang perjalanan menggunakan mobil sangat menyenangkan. Melihat pemandangan apa yang ada di samping kiri kanan. Menyalakan AC jikalau matahari sedang berseri atau membuka jendela sekedar mencium hempasan kecepatan angin. Mendengar suara mesin atau menyalakan radio sebagai penghibur. Mengemudi atau menumpang, sama-sama nikmat. Tentu engkau juga bisa membantu menjadi seorang asisten pengemudi dengan selalu melihat lewat kaca depan sembari mengingatkan rute yang akan dilalui, tapi aku terlalu malas melakukan hal ini.

Jadi, apabila hidup adalah perjalanan...
Alat apa yang akan engkau pakai?

Berbicara tentang perjalanan, tidak akan lepas dari arah tujuannya. Percuma memakai alat apapun apabila kita tidak memiliki arah tujuan. Seperti kereta api yang berputar dalam lingkaran rel, kapal laut yang terus berlabuh tanpa tahu arah mata angin, pesawat yang diam di hanggar karena cuaca yang buruk atau mobil mengelilingi komplek rumah yang sama sebanyak sepuluh kali sampai bensin habis.

Arah selalu membingungkan.

Arah itu apa? Bagaimana arah muncul? Mengapa ada yang namanya arah? Siapa yang menciptakan arah? Kenapa ada arah? Dimana arah bisa ditemukan?

Jadi teringat percakapanku dengan seorang teman. Ia dianggap bijak oleh para adik angkatan. Waktu itu aku dan dia sedang mengobrol bersama para mahasiswa yang lebih muda di tempat nongkrong depan ruang jurusan, entah apa, lalu tiba-tiba ia bercerita tentang sebuah arah, perjalanan, dan pilihan hidup. Sayangnya cerita itu pernah aku baca, entah puisi, entah lirik, entah novel, entahlah... yang jelas itu kutipan dari seorang yang cukup terkenal, aku juga lupa siapa yang menuliskannya.

Inti cerita itu adalah:
Ada seorang manusia, yang terus melangkah di jalan setapak. Akhir dari perjalanannya, ia menemukan bahwa jalan itu bercabang. Kiri dan kanan. Setelah beberapa saat mengamati, ternyata ada bekas jejak langkah di tiap cabangnya. Di sisi kanan, ada banyak sekali jumlah jejaknya, jalanannya mulus dan tidak ada halangan. Di sisi kiri, ada jejak yang jauh lebih sedikit jumlahnya, jalanannya rusak dan penuh halangan. Meskipun keduanya sama-sama sebuah jalan, tentu Si Manusia tersebut akan bingung memilih yang mana.

Kedua jalan tersebut akan memberikan yang tak pasti, namun dilihat dari kondisinya tentu pilihan setiap orang akan berbeda.

Yang mulus atau yang rusak? Manakah yang akan engkau pilih?

Memang, sebutannya sebagai bijak dari pada anak bau kencur itu tidak salah. Ia pun menjawab sesuai teori. Sudah tentu yang dipilih adalah jalan yang rusak, karena lebih sedikit orang yang lewat situ, dan ia tidak suka main aman. Lebih menyenangkan, lebih berbahaya dan semua akan memberinya sebuah unsur kesenangan pribadi. Pemberontakan kecil dalam batinnya. Aku beri ia nilai 100 untuk jawabannya.

Aku hanya tertawa kecil melihat ia ceramah di depan anak baru gede yang sedang mencari jati diri. Kenapa? Karena itu jawaban standar dan teoritis. Aku bukan tipe seperti itu.

Mari lihat dari sisiku, dalam benak diriku dan analisisku. Dari aku. Dua jalan, kondisi yang bertolak belakang dan aku berada di posisi untuk memilih. Aku tidak mungkin akan putar balik menuju arah pulang lalu mati kebosanan melihat pemandangan yang sama lagi. Lalu aku akan pilih cabang yang mana?

Hmm... hmm... hmm....

Cabang yang mana ya? Kalau diteliti lebih lanjut, keduanya meninggalkan bekas tapak kaki para pengelana sebelum diriku. TIDAK SERU! Aku tidak akan memilih jalan kiri maupun kanan. Aku akan membuka cabang jalan baru, lalu meninggalkan jejak yang pertama. Agar pengelana yang datang setelahku, ikut tersesat bersamaku... atau menikmati serunya rute baru ini. Bagaimana?

Ah ya, setelah menentukan alat transport dan arah... silahkan menikmati hidup. Jadi mayat hidup atau menari setiap langkah dalam perjalanan. Semuanya kembali kepada intuisi dalam diri masing-masing.

Aku akan selalu menikmati perjalanan dengan mobil. Baik disaat surya berpijar, gerimis menangis, kabut memeluk... tidak peduli cuaca apapun, roda akan terus berputar. Tinggal pasang sabuk pengaman, berdoa lalu menikmati pemandangan atau tertidur dalam ketentraman yang nyaman. Sesekali aku akan menentukan arah, sama seperti jawabanku untuk cerita dari Si Bijak, tetapi mungkin lebih banyak akan diam tanpa harus menentukan. Biarkan misteri membuat jantung berdegup dengan kencang, biarkan rasa penasaran membawa imajinasi. Tanpa tahu kemana yang akan kita tuju, seperti masa depan yang penuh pertanyaan. Tidak usah pusing memikirkan apa yang akan terjadi, percayakan saja nyawaku kepada sang pengemudi.

Kemana semua perjalanan akan berakhir?



Hanya ada satu tujuan untuk kita semua, yaitu kematian.
Jadi nikmatilah perjalanan ini sesuai keinginanmu!

Non Puitik

Hey itik/Tidak perlu sok puitik/Memangnya bisa mengetik?//Toh nanti hasilnya pasti menggelitik/Lalu marah setelah dikritik/Dasar itik!//Sudah berhenti saja mengetik/Kemudian pecahkan barang antik/Mengusir rasa bosan memutik//Slash/Garis miring/Slash//Krik krik krik...//Mati termakan titik

DJ Marky & XRS feat. Stamina MC - LK (Carolina Carol Bela)

It was early 2004, I went to my buddy's house. We chill and enjoy what life had already offered us, i didn't know what has driven him at that time... he showed me this song.

Then I fell in love.

This is the first drum and bass song I heard, that randomly comes into my head, repeatedly playing inside my mind, until now... whenever the time is right. Hope you enjoy it as much as I do.

A timeless classic indeed!

The lyric :

We like it,
I like it,
You like it too!

Stamina MCs on wax for the movement crew
Say All I know is this tune tears up nuff venue
So anytime we're around this is what we do

It's the way
That we play this sound
It's the way
That we bring this sound to you

Hey Yo!

This is the way that I can best connect to you
Don't let the fighting and begin that healing
We all get times when we just don't know what to do
There ain't a day when I don't get that feeling

But about tonight, the vibe is right
And I'm damned if I can hold it any longer baby
Just for tonight, the vibe is right
And I'm damned if I can hold it any

Because...

It's the way
That we play this sound
It's the way
That we bring this sound to you

Now as I'm singing,
The party's swinging vibe
My DJ is bringing it loud,
Feeding energy from people in the crowd

And I...
You know we got it like this baby,
And I...
You know we got it like that baby

So yes I'm singing
The party's swinging vibe
My DJ is bringing it loud
Feeding energy from people in the crowd

And I...
You know we got it like this baby,
And I...
You know we got it like that rough track

E ela mora no meu peito
E eu moro vizinho a ela
E eu fico desse jeito
Pensando nos beijos nos carinhos dela

Hey Yo!


Bencinta

Tubuh kaku terpaku, berbaring tanpa sehelai benang menyelimuti. Tidak ada siapa-siapa. Dingin. Satu-satunya yang mampu menemaniku mungkin Putri Salju. Namun sayang kemarin ia telah mati, mencair... entah terbakar api cemburu atau hawa nafsuku terlalu panas untuknya.

Manusia selalu mencari kehangatan, meskipun tahu bahwa dirinya hanya seonggok tanah. Apa yang terjadi jikalau api membakar tanah? Arang menjelma menjadi abu, angin meniupnya bersama debu.

Mainkan sebuah Aria sebagai persembahan untuk iblis. Lalu biarkan para malaikat menghampiri dirimu untuk membantai tanpa belas kasih. Mengeringkan seluruh isi tubuhmu, meminum darahmu kemudian mengencingi mayatmu. Kata siapa malaikat itu pasti baik?

Aku selalu bingung bagaimana orang bisa mencintai Tuhan tanpa membencinya sekalipun. Bagaimana mereka bisa terus menerus mengutuk setan dan leluhurnya tanpa kenal lelah... sebagai penyebab segala rasa khilaf dan sumber dosa perbuatan mereka.

Cinta... cuih! Cinta kepada Tuhan, cinta kepada malaikat, cinta kepada iblis, cinta kepada alam, cinta kepada manusia lain, cinta kepada benda, cinta segalanya. Cinta tetaplah cinta, kemurniannya tak terbantahkan.

Dalam setiap hubungan cinta, selalu ada benci. Karena keduanya tak bisa hidup sendiri, seperti dua insan manusia yang dipersatukan dalam suatu ikatan yang dianggap suci. Benang merah penuh pengorbanan. Jikalau memisahkan diri menghasilkan cacat selamanya. Tidak peduli pihak mana yang benar dan salah. Tidak peduli apakah kamu berdiri, duduk... atau tidur.

Lalu bagaimana dengan mereka? Para pemuja Tuhan tanpa henti. Pernahkah mereka membenci Tuhan? Atau mereka terlalu takut untuk melakukannya? Atau mereka sendiri tidak yakin akan eksistensi-Nya?

Mencintai terlalu berlebihan, najis! Cinta tetaplah cinta, 5 huruf... C,I,N,T,A. Maka seperti seorang nabi yang menganggap Tuhan sebagai kekasih mereka, pernahkah para manusia terpilih itu membenci Yang Maha Mengasihi?

Cinta itu cinta, sudah berkali-kali aku bilang. Seperti racun dan obat sekaligus. Racun apabila ditelan melebihi dosis, niscaya akan dimuntahkan juga. Obat apabila terlalu sering diminum, akan menjadi tidak berguna. Silahkan bunuh diri... itupun kalau kamu mampu untuk menarik picunya.

Aku benci sekali dengan orang yang takut kepada setan maupun iblis. Aku juga benci kepada orang yang terlalu cinta kepada tuhan. Aku benci orang yang terlalu keterlaluan.

Jangan mencintai Tuhan kalau belum mampu untuk membencinya. Jangan pula menuhankan cinta kalau belum paham apa itu maknanya.

Aku bukan tanah, aku ini api.

Aku tahu diriku penuh dengan dosa dan taubat masih dalam perjalanan jauh, belum mampu untuk menghampiriku. Jangan salahkan aku, aku ini begini apa adanya. Jangan salahkan orang tuaku, saudara-saudaraku, teman-temanku, guru-guruku dan segala subtansi-substansi yang memenuhi pikiranku. Jangan salahkan apapun. Tidak perlu repot-repot untuk memadamkan diriku, Putri Salju saja menyerah. Aku ini api yang tetap membara diatas es. Kalau ingin tahu siapa yang harus disalahkan maka... salahkan Tuhan. Sang Pencipta yang telah menciptakanku seperti ini, Yang Maha Kuasa selamanya akan dendam kepada diriku. Namun aku percaya, Tuhan Maha Pemaaf.

Jangan samakan aku dengan para penipu itu, orang yang menyembah Engkau... namun masih takut kepada setan. Bukankah mereka ciptaan-Mu? Mengapa harus takut? Mengapa memposisikan setan dan Tuhan di level yang sama? Mati saja kalian para penipu berjubah, bersorban putih penuh ketombe!

Ah... Tuhan, nampaknya malam ini kita berada di pihak yang sama. Bagaimana dengan esok hari? Engkau saja yang menentukan, aku terlalu malas untuk berencana.

#01

sepertinya hari asok akan sibuk kemabli dengan segala rtuitnitas yang membsonsakan. mengapa semua ranghidup dengan terpaku pada aturan? ukankah tuhan sendiri mahluk yang tidak memikiki aturan. bebas segala dari aturan dan lebih baik lagi... tuharn itu membuat aturan tauira tak bermakna untuk hodup kita normal dan tentram seperti biasa. semua menjadi sama dan tanpa akornya semua kembali menjadi satu seperti adam tanpa hawa.

ah bingung tuhujuh keliling bagaimna a lagi aku harus mencari kemana dimana siapa kpapan apa bagaiaman saiapa? hahahaha mungkin aku suidah menjadi gila karena gila itu indah nikmt aisk dan menyenangkan. semuanya bisa menjadi nyata dalam fantasi liarku ini.

wanita dengan tuuh buah dada tuhaja mat tujuh tangan tujuh kaki tujuh sayao. teambutnya hanyua tujuh helai namun semuanya begiu cantik kaarena ia satu satunya mahluk yang diam dalam benakku saat ini. aku sendiri tidak tahju aku dimana.

aku benci sengan semua yang takut kepada setan. aku sendiri tak puna rasa taku. aku takut skepada diriku ini yang tiak memiliki srasa atakut. mungkin kutukan mungkin juga berkah. aku masih belum mendapatkan jawabannay.

Kemana Perginya Para Bintang?

Malam ini tidak ada sepercik cahaya di langit. Kemana perginya para bintang? Apakah mereka semua sudah tidak sudi lagi menemani kita para manusia yang hidup di masa kelam ini.

Para nenek moyang dahulu kala sering sekali melihat bintang untuk meramalkan apa yang akan terjadi di masa depan. Meskipun kita semua tahu bahwa tidak ada kepastian di waktu mendatang. Bintang, kemana kamu pergi malam ini? Aku rindu padamu seperti laron dengan sukarela mendatangi nyala lilin.

Malam ini sunyi, tidak ada kunang-kunang bercahaya, laron berterbangan, cicak merayap, nyamuk menggigit maupun jangkring menderik. Mereka semua tertidur nyenyak dalam pelukan dingin. Ah... Kemana perginya bintang? Aku mencari kesana kemari tak bertemu satupun jua.

Tanpa cahaya, apa jadinya hidup manusia? Kepekatan yang murni ini, tidak bisa membedakan yang mana bayangan dan yang mana kegelapan. Bintang, sedang apa dirimu malam ini? Mungkinkah kamu sedang tidur sehingga lupa untuk bersinar?

Malam ini begitu sepi, aku sendiri. Hanya bintang buatan manusia dengan remang yang rela bersama diriku dan segala galau risauku tanpa ujung. Untungnya aku masih memiliki dua kaki dan pikiran yang membara. Namun apabila hati merana, apa yang bisa dilakukan?

Nenek moyangku pernah berpesan:
"Setiap engkau kehilangan arah, lihatlah bintang nak. Niscaya engkau kembali melihat jalan pulang."

Tapi kemana sekarang aku harus melihat sekarang?

Bintang, oh... bintangku sang penunjuk arah. Kemana engkau pergi malam ini? Jangan tinggalkan aku sendiri dalam kegelapan.



Aku masih hidup, belum mati.

Bangga Indonesia? // Kompetisi Website Kompas MuDA - KFC

Tulisan ini dibuat sekedar iseng, sembari mengikuti lomba yang diselenggarakan oleh Kompas Muda.

Suatu hari temanku bertanya tentang apa yang bisa dibanggakan dari negeri kita tercinta ini, Indonesia. Aku bingung mau menjawab apa. Ternyata ia mengikuti sebuah lomba blog dan aku dipaksanya untuk ikut serta. Oleh karena itu tulisan ini dibuat, semoga saja bisa menjawab.

Memang tulisan ini dibuat akhir waktu dari periode lomba tersebut, karena memang aku kesulitan dalam mengungkapkan rasa bangga terhadap bangsaku ini sendiri. Jika melihat syarat dan penilaian dari lomba tersebut, maka blog ini akan jauh dari kemenangan. Karena apa? Aku malas mendesain, semakin sederhana semakin baik menurutku. Makanya aku memilih template standar yang diberikan oleh Blogger. Lagipula warnanya yang gelap akan baik untuk menghemat energi. Terutama disaat perusahaan listrik milik negara kita ini masih payah dalam memperkirakan kebutuhan listrik masyarakatnya.

Lalu bagaimana dengan syarat SEO-nya, aku sendiri masih belum begitu paham akan hal ini. Sewaktu aku mencari di Google tentang kata kunci lomba ini yaitu 'Kompetisi Website Kompas MuDA - KFC', hasil yang keluar dihalaman pertama tidak ada yang menarik perhatianku. Isinya hanya blog dengan rating SEO yang tinggi dimana tulisan-tulisan tersebut memuat kata kunci dalam jumlah banyak pada sebuah posting. Akupun memutuskan untuk mengetik 'Kompetisi Website Kompas MuDA - KFC' sebanyak tiga kali saja, karena aku tidak ambil pusing dalam syarat yang satu ini.

Hanya menulis yang aku anggap bisa, sehingga aku akan memfokuskan diriku di bagian itu saja. Meskipun segala tulisanku ini memuat hal-hal yang tidak penting.

Sudah cukup basa-basinya. Mari kita mulai saja menuju inti dari tulisan ini.

----------------------------------------------------------------------------------

Apa yang Bisa Dibanggakan dari Indonesia?

Ketika aku pertama kali menerima pertanyaan semacam itu, aku pusing tujuh keliling dalam menjawabnya. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak menjawab terlebih dahulu dan mulai mencari-cari jawaban teman atas pertanyaan yang sama. Mulai dari merubah status Yahoo Messenger (YM), sampai mengubah status update di Facebook yang menanyakan hal ini. Segala cara aku lakukan untuk mengetahui sebanyak mungkin jawaban teman-temanku.

Setelah beberapa hari, banyak sekali masukan yang aku dapat. Namun entah kenapa jawaban mereka masing-masing tidak ada yang menyentuh nuraniku. Memang disitulah masalah utamanya.

Rasa bangga akan sesuatu itu bersifat sangat subjektif, dan rasa banggaku akan Indonesia ini masih sangat kecil dan bisa dibilang tidak jauh dari kenihilan.

Seorang anak presiden bisa bangga akan ayahnya, namun sang anak tersebut belum tentu bisa melakukan apa yang telah dicapai sang ayah. Rasa bangganya menurutku belum murni, tapi aku sendiri juga tidak tahu... karena kembali lagi ke teori awal, rasa bangga itu sifatnya personal. Penuh emosi yang tumbuh dalam diri. Alasan dan sebab aslinya hanya diketahui oleh individu itu sendiri. Belum tentu orang lain paham dan ikut merasakan.

Apa yang bisa aku banggakan akan negeriku yang tercinta ini? Sumpah mati aku bingung harus menjawab apa. Memang banyak orang bilang negeri kita ini kaya, tapi kenapa rakyatnya masih miskin? Apa karena bentuk geografis daerahnya yang berupa kepulauan terbesar di dunia? Sehingga sulit untuk melakukan pemerataan. Atau memang bangsa kita ini masih muda? Umurnya saja belum ada satu abad. Ibarat seorang manusia, Indonesia ini masih balita. Perlu dimanja kiri kanan dan dibantu untuk berdiri.

Rasa banggaku akan tanah airku ini muncul darimana?

Salah seorang temanku menjawab dengan pernyataan pasaran, "Indonesia itu kaya akan budaya". Temanku yang lain menjawab, "Cuma di Indonesia ada Borobudur". Jawaban-jawaban seperti ini aku anggap klise, terutama bagi diriku sendiri.

Aku tidak hapal dengan seluruh nama-nama daerah di negeriku yang tercinta ini, aku juga tidak mengenal seluruh adat suku budaya yang ada. Dulu aku pernah menghapalnya sekedar untuk lulus ujian waktu duduk di bangku sekolah dasar, kalau sekarang... aku sudah tidak ingat lagi. Aku juga tidak bisa melakukan pentas berbagai macam tarian daerah, karena pria sejati tidak menari. Jangan harap aku untuk menyanyikan lagu-lagu daerah! Disamping aku tidak hapal dengan liriknya, suaraku juga sangat sumbang tanpa nada. Aku memang kurang lihai dalam hal-hal kesenian. Jadi aku tidak bisa bangga akan Indonesia karena berbagai macam budaya yang ada.

Borobudur adalah salah satu tempat pariwisata terkenal yang dulunya termasuk dalam deretan papan atas salah satu keajaiban dunia. Bagaimana nasibnya sekarang? Aku sudah lama tidak pergi ke sana. Aku tidak bangga akan Borobudur, aku tidak ikut membangunnya. Aku juga tidak ikut memeliharanya, aku cuma sekedar datang dan berkunjung untuk menikmatinya dikala liburan. Numpang foto sebentar, numpang makan. Kemudian melihat orang berpacaran sembari mereka melakukan aksi vandalisme dengan mengukir nama mereka masing-masing diantara gambar hati yang jelek dengan harapan cinta mereka akan abadi seperti prasasti sejarah ini. Hal-hal seperti itulah yang membuat diriku juga tidak bisa bangga akan Indonesia karena Borobudur.

Bagaimana dengan berbagai macam kekayaan alam, flora fauna yang terhampar luas di tanah tumpah darahku ini? Memang kekayaan alam kita itu sangat banyak jumlahnya, namun siapa yang menikmatinya? Jumlah keunikan flora fauna yang ada juga sangat banyak, namun siapa yang sibuk memeliharanya? Siapa yang panik ketika Orang Utan semakin langka? Apakah orang Nusa Tenggara sibuk memikirkan nasib setiap ekor Komodo yang hidup? Siapa yang sibuk mengamati mereka, para flora fauna kekayaan Indonesia ini? Setahuku, spesies-spesies baru yang ditemukan di negeri kita ini... biasanya pertama kali diteliti oleh orang asing, dan mereka pula yang menentukan apakah spesies ini baru atau tidak. Mungkin karena para peneliti kita sibuk dengan hal yang lain, aku tidak begitu tahu.

Seorang temanku yang sekarang sedang menuntut ilmu di luar negeri berkata bahwa bangga akan Indonesia itu perlu. Aku dan dirinya bercakap-cakap lewat YM. Alasan bahwa ia bangga kepada Indonesia karena itu budaya yang ia miliki. Ia merasa harus menunjukkan eksistensi dirinya kepada para bule tersebut. Mau tidak mau ia harus belajar tentang negerinya, budayanya dan segala tetek bengek lainnya supaya ia mempunyai jati diri. Mungkin lebih tepatnya ia sedang mengalami krisis jati diri sehingga melakukan hal itu. Sayangnya aku ini mahasiswa pas-pasan, belum pernah sekalipun pergi keluar negeri. Jadi aku tidak pernah bisa memahami bagaimana rasanya di posisi temanku itu. Lagipula akan terdengar munafik ketika seseorang mencintai budaya negerinya ketika ia di negeri orang lain, namun ketika ia kembali pulang... balik lagi ke asal, yaitu acuh dan tidak peduli. Sungguh ironis.

Pancasila, UUD '45, Sumpah Pemuda. Ketiga hal tersebut aku tidak begitu menghayatinya. Sungguh rasa nasionalisku ini begitu kecil. Sila ke 4 dari Pancasila, terkadang aku terbata-bata menyebutkannya. UUD '45, aku tidak hapal semua pasal-pasalnya. Sumpah Pemuda, kalau aku sudah tua bagaimana? Dari semua prinsip kehidupan bernegara kita, masih sangat sedikit sekali orang yang mengamalkannya dalam kegiatan sehari-hari. Seperi pelajaraan PMP atau PPKn jaman dahulu, ketika ada pertanyaan... yang harus kita lakukan adalah menjawab sesuai dengan norma. Namun pada kenyataannya masih banyak orang yang membuang sampah sembarangan, tidak pada tempatnya. Begitu pula diriku yang terkadang membuang puntung rokok sembarangan. Aku masih belum bisa bangga akan Indonesia dengan alasan ini.

Aku tahu bahwa seluruh masyarakat Indonesia kebanyakan adalah orang yang sangat kreatif. Mengapa? Karena masyarakat kita ini pintar untuk mencari segala sesuatu yang murah sampai dengan yang gratis. Masyarakat kita sangat pintar untuk melempar tanggung jawab kepada kambing hitam. Masyarakat kita sangat kreatif dalam mencari jalan untuk bermalas-malasan akan tetapi tetap dibayar. Serta masih banyak berjuta-juta hal kreatif lainnya yang dihasilkan oleh sumber daya manusia bangsa Indonesia. Karena tabiat-tabiat seperti ini, aku tetap belum bisa bangga akan Indonesia. Untungnya aku bukan termasuk tipe orang kreatif semacam itu.

Selain itu masyarakat Indonesia juga pintar. Banyak sekali pemuda-pemudi yang berhasil memenangkan berbagai macam olimpiade pendidikan. Sedangkan masyarakat yang lain termasuk pintar dalam membawa diri, menyembunyikan perasaan, berkata manis dan tenggang rasa. Sungguh lagi-lagi sangat disayangkan bahwa aku ini mempunyai kemampuan bersosialisasi yang buruk serta memiliki otak yang berkecukupan, meskipun aku tidak pernah menjadi juara satu di kelas. Jadi bangga Indonesia atas dasar ini juga belum pas untuk diriku.

Lalu, apa yang bisa dibanggakan dari Indonesia?
(Yang sesuai dengan nurani hati busuk milik diriku)

Pertama, aku menulis tulisan ini dengan Bahasa. Aku bangga akan hal itu. Aku juga sering mengajak temanku yang berasal dari luar negeri untuk belajar Bahasa. Orang Amerika dengan sombongnya berbicara menggunakan bahasa English dimana saja ia berada, sehingga bahasa itu berhasil menjadi suatu kebudayaan efek globalisasi. Setiap orang wajib belajar bahasa itu. Kalau orang bule bisa melakukan hal itu, mengapa aku tidak? Aku akan selalu menggunakan Bahasa jikalau sempat dan ada rejeki untuk bepergian keluar negeri. Untuk sementara ini, aku bangga akan tulisanku dengan bahasa Indonesia!

Kedua, sekarang jaman sedang susah. Jauh dari lubuk hatiku, perasaanku bilang bahwa nasib Indonesia ini susah melulu. Tapi mengapa orang-orangnya masih betah dan mampu bertahan hidup? Jawabannya adalah para mahluk yang bernaung di negeri kita tercinta ini semuanya tahan banting, kuat menghadapi krisis. Apapun itu bentuknya, manusia Indonesia akan tetap bertahan seperti kecoak. Aku bangga sebagai manusia Indonesia yang tahan akan berbagai macam krisis! Aku masih hidup hingga sekarang dan telah melewati berbagai periode krisis, dari krisis moneter hingga krisis global.

Ketiga, aku dilahirkan disini. Di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mau tidak mau aku akan bangga dengan Indonesia. Karena ini sudah takdir. Aku tidak mungkin mengecat rambutku menjadi pirang dan terkesan kampungan, aku lebih suka warna hitam rambutku yang ikal ini. Kulitku yang coklat menawan sehingga tak perlu takut kepada sinar mentari. Serta banyak sekali gadis manis eksotis di negeri ini yang biasanya dicuri oleh bangsa asing, dibawa kabur ke negeri mereka!

Berbicara soal takdir... Takdir, ya? Setiap kali aku membahas mengenai hal ini selalu membuatku tertawa sinis dalam hati.

Kalau aku punya kesempatan sekali saja bertemu dengan Tuhan, kemudian Yang Maha Kuasa bersedia memutar kembali waktu sebelum aku dilahirkan di negeri ini. Lalu, Tuhan memberikan hadiah kepadaku untuk memilih mau dilahirkan dimana...

Aku akan meminta agar Yang Maha Pemberi melempar dadu untuk menentukan pilihanku. Setidaknya aku bisa memerintah Tuhan untuk sekali saja. Tapi...

Tuhan pasti sudah mengatur dadu itu, sehingga akan muncul sesuai kehendaknya. Jadi peristiwa barusan tidak berguna sama sekali.

Alasan paling rasional adalah aku manusia terpilih yang lahir di negeri ini. Tuhan memilih kita semua untuk hidup negeri yang indah ini dan Tuhan punya alasan dibalik itu semua. Yang harus kita lakukan adalah hidup dengan sebaik mungkin!

Seorang bijak pernah berkata:
"Jangan tanyakan apa yang bisa negara berikan kepadamu, tetapi tanyakan kepada dirimu apa yang bisa kamu berikan kepada negara."

Resapi ungkapan tersebut. Renungi tiap kalimatnya yang berisi pemikiran fantastis dari seorang yang hebat. Kemudian tanyakan kepada dirimu sendiri dalam hati. Kemudian... setelah pertanyaan itu terjawab, baru rasa bangga yang murni akan negeri yang kita sayangi dan cintai ini akan muncul. Kemudian rasa bangga itu akan beranak pinak seperti Kapitan Pattimura seiring dengan berjalannya waktu. Dimulai dari satu... lalu menjadi seribu, puluhan ribu, ratusan ribu hingga jutaan.

Mari kita berusaha dengan kemampuan kita masing-masing untuk memajukan bangsa ini dengan sebaik mungkin. Ingat! Kita semua adalah manusia terpilih!

Ternyata Tetap Terpaksa

Bagi yang belum tahu alasan kenapa diriku menjadi pria yang bejat, bajingan, brengsek silahkan membaca ini terlebih dahulu.

--------

Lagi-lagi sebuah peristiwa yang dialami olehku dan rekan kriminalku itu. Akhir minggu kemarin aku dan ia setuju untuk meluangkan waktu bersama. Rencana kami adalah makan siang di sebuah mall ternama yang sudah pasti dipenuhi 'anak baru gede' jaman sekarang. Dimana lagi selain di Paris Van Java (PVJ).

Kami berdua adalah mahasiswa pas-pasan, tidak memiliki kendaraan pribadi. Sehingga kemana-mana kami harus bersabar menunggu tabiat sang supir angkot. Tidak lupa faktor cuaca juga harus diperhitungkan, karena pejalan kaki selalu terkena siraman genangan air yang disebabkan oleh kendaraan berlalu-lalang dikejar waktu.

Peristiwa ini terjadi ketika aku dan ia baru saja turun dari kendaraan milik masyarakat. Cuaca masih menangis pelan. Tidak ada yang membawa payung. Kami berdua terpaku diseberang jalan ragu untuk menyebrang karena di depan parkiran pintu masuk mall itu sedang mengalir banjir, lebarnya setengah lajur dan kedalamannya cukup untuk membuat tikus got mati tenggelam. Aku malas menyebrang karena malas cuci kaki, sedangkan ia malas menyeberang karena malas mencuci jeans favoritnya itu. Akhirnya kami berdua memutuskan untuk menunggu di halte.

Disela-sela waktu menunggu aliran air bah mini itu untuk mereda, banyak sekali orang yang berpapasan melewati kami, sibuk dengan kesibukan mereka masing-masing yang tidak jelas apa kesibukannya. Banyak orang yang kami lihat dan observasi, ada beberapa manusia berteduh sama seperti kami lakukan, penjual gorengan yang tidak habis-habisnya menawarkan produk, penjual pulsa yang sibuk bergosip dengan penjaga warteg sebelah, penjual koran yang tertidur, satpam di seberang jalan yang sibuk memainkan tongkat lampunya, supir angkot yang terus menerus mengepulkan asap nikotin manis sembari menunggu calon penumpang.

Tibalah saat itu...

Ada empat mahluk yang ikut berteduh sementara, apakah mahluk itu? Engkau biasa menemukan mereka di lampu merah sedang menyanyikan lagu populer saat ini. Bedanya adalah... mereka semua pria 'macho', lelaki tetapi memakai pakaian wanita dan berdandan seperti perempuan. Ototnya jauh lebih kencang daripada tangan mungilku, mungkin kalau berkelahi dengan mereka... saat itu juga aku bisa habis dimakan hidup-hidup oleh kawanan buas itu.

Mereka mulai menyanyi, menawarkan jasa mereka dengan genit. Menggoda para manusia yang sedang berteduh di halte itu. Meminta receh untuk membiayai hidup mereka esok hari. Segala goyangan maut mereka tampilkan, dilengkapi dengan senjata 'kecrekan' yang bisa digunakan untuk memukul pingsan maling. Ah... tidak, jadikan senjata itu untuk membunuh perampok kapak merah.

Lalu dimana anehnya dari cerita ini?

Setelah mereka cukup mendapatkan uang, mereka melanjutkan petualangan ke tempat lain. Kemudian perbincangan bodoh mulai keluar dari mulut rekan kriminalku.

"Kasian banget si lo nissss!"

"Ha? Kasian napa si?" Aku kebingungan.

Aku tidak seperti beberapa temanku yang phobia akan banci atau bencong. Setiap temanku yang phobia apabila dalam kondisi yang aku alami, mungkin yang mereka lakukan hanya ada tiga kemungkinan: bersembunyi, kabur atau berdiri mematung sambil terkencing-kencing di celana. Sedangkan aku tetap santai tenang. Aku netral saja, pasif.

"Iya kasian gila diri lo nyet!"

"Sumpah gw bingung abis. Maksud lo paan emang?" Aku kembali memperjelas pertanyaanku.

"Lo sadar ga sih?"

"Sadar! Sadar apaan?"

"Lo ga nyadar ya? Di halte ini, semua cowo tadi digodain ama tu bencong-bencong. Lo doang yang kaga!"

"Sialan!" Aku hanya bisa mengumpat.

"Lo ama banci aja ga laku, ga ada yang mau godain. Malang banget nasib lo nis hahahaha."

Gila, aku sadar saat itu juga. Sama bencongpun diriku tak laku juga. Entah bagaimana nasib percintaanku ini di masa depan. Pusing, pusing, pusing, pusing. Aku masih tetap saja tak bisa membalas analisisnya yang mendalam dan aku tidak bisa mungkir karena peristiwa ini dialami kami berdua. Apes!

Skor saat ini 2 - 0, aku dibantai rekan kriminalku. Sepertinya butuh perpanjangan waktu untuk menyelesaikan dendam yang belum sempat dibalas ini.

Ultima C - Side By Side

Ah this one is melting me inside out! Ultima C sounds are great!
This one is called Side By Side.

Let it unfold. I really love it at 2:56 - 3:17, some kind of effects that will call your inner peace out.



You can download it here, be fast! Before the file got pruned.
Don't forget to donate you greedy motherfuckers!

Cita-Cita Mulia

Ada seorang teman wanita yang berinisial K. Orangnya cukup unik dan menarik, pola pikirnya hampir sama anehnya dengan benak sakit jiwa milikku ini. Cita-citanya sungguh teramat mulia sangat.

Benar? Tidak percaya? Biar aku ceritakan.

--------

"Cita-cita lo apa sih?" Aku seperti biasa memancing pertanyaan.

"Hahaha, ga tau deh... yang jelas gw mo mati di umur 32."

"Haaaa! Sakit lo emang. Semua pada mau umur panjang, makanya setiap ultah lirik lagunya gitu-gitu doang. Itu setengah dari umur rata-rata manusia. Alesannya apa?"

"Gila gw cewe, gw mo mati di umur terbaik gw yaitu 32 tahun."

"Takut ngeliat keriput ye?"

"Mungkin sih, secara gw terawat gini hehehe."

"Serius?"

"Iya kali, yang jelas klo gw mati umur 32 tahun. Mayat gw tetep cantik. Gw ga usah stress kaya cewe-cewe lain mikirin keriput atau ketakutan setiap melihat cermin setelah paruh baya nanti."

"Jaaaah...." Aku hanya bisa menganga.

"Selain itu organ-organ dalam gw juga masih bagus dan berfungsi baik. Jadi bisa disumbangin, ga kaya lo... hidup gw kan sehat!"

"Hmm hmm..." Aku bingung mau membalas apa, hanya bisa mendukung temanku itu untuk menggapai cita-cita mulianya.

--------

Lain waktu aku akan bertanya kenapa ia memilih umur 32 tahun sebagai umur terbaik. Biar misteri ini makin terungkap perlahan-lahan.

CMYK?

Dua orang mahasiswa tanpa kerjaan mengobrol ditengah malam sembari membunuh waktu. Kepulan asap nikotin menemani diriku sementara dirinya sibuk mengunyah makanan kecil. Aku sebagai seorang mahasiswa ekonomi dan ia seorang mahasiswa seni. Pembicaraan kami berlangsung sangat aneh, melompat-lompat dari satu topik ke topik lain seperti kutu loncat. Namun yang paling aneh adalah ini:

"Weh, lo klo bikin karya merhatiin warna dan gradasi kaga si?" Aku bertanya.

"Perhatiin lah, biar asik diliat. Perlu banyak eksperimen tapi biar oke hasil akhirnya."

"Hoo gt toh, lo tau kalibrasi warna?"

"Basi ah, makanan sehari-hari."

"Ampun juragan. Trus warna-warna dasar tuh apa?"

"Warna dasar si klo ga salah merah kuning biru."

"Hoo bukan merah hijau biru?" Aku meragukan jawabannya.

"Bukan! Itu RGB, warna yang di monitor standar."

"Iya gw kira itu warna dasar. Klo CMYK tau?" Aku menginterogasi lebih lanjut.

"Tau lah!"

"Kepanjangannya apa si?"

"Cyan Magenta Yellow... K... nya apa ya?"

"Kuning! Hahahaha" Aku menimpali dengan cepat.

"Bukan nyeeeeet! Gw lupa lg."

"Gw juga lupa, perasaan gw dulu tau deh. Ada kok di memori gw, cuma kenapa ni kaga bisa diambil. Sialan! Makanya tadi gw nanya lo, sapa tau lo inget."

"K... k-nya apa ya? Buset jadi lupa gini."

"Kuning! Kuning. Uda kita anggap kuning aja gmn?" Aku bernegosiasi dengannya.

"Kaga, ada kok. Kepanjangannya."

"Coba skarang warna yang huruf depannya pake 'K' apa? Bahasa Inggris pula." Aku menantang.

"Apa ya... hmm hmm..." Ia kebingungan

Mungkin kami berdua memang tingkat pemula dalam bahasa inggris, kosakata warna yang diketahui masih sedikit. Aku sendiri tidak tahu warna cyan itu seperti apa, magenta seperti apa. Kalau yellow aku tahu, warnanya seperti tinjaku setelah 3 hari berturut-turut makan mie goreng apabila kondisi keuangan sedang sakaratul maut.

"Kuning ya? Ok?" Aku masih keras kepala.

"Ya uda untuk sementara kita anggap K-nya itu kuning. Nanti lo cari di internet ya. Klo da tau kasih tau gw." Akhirnya ia menyerah.

"Siap!"

Sesudah diskusi sok intelek kecil-kecilan yang telah selesai kami laksanakan, aku pulang kembali ke kosan dengan penuh rasa penasaran. Setelah diberikan pencerahan oleh 'Mbah Google' akhirnya ketemu juga jawabannya.

Mahluk bodoh mana si yang menciptakan singkatan ini? Kalau 3 awalan akronim awalnya sudah diperkirakan warna, siapa yang bakal tahu kepanjangan dari si K tadi? GILA!

Jawaban dari kepanjangan CMYK dan tentang asal mula maupun seluk-beluknya bisa dilihat disini.

Atau kalian bisa mencontek dengan cepat, silahkan membaca kalimat selanjutnya.



Fucking Key or BlacK! Who the stupid goddamn motherfucker transvestite that created this inconsistent acronym? I hope the one who did it gets pussy-slapped by all the geeks around the world.

Netsky - Escape

I've been listening Hospital Record Podcast (episode) 105 over and over again for this week. Many great tunes in there. A new era of space tune soon to begin. By the way, you could check this website to subscribe this cool podcast and read some news.

One great tune by Netsky. The song title Escape. They have bringing me many great songs all the way. Best yet to come, LONG LIVE NETSKY!

LONG LIVE DRUM AND BASS!

Hope you all enjoyed it as I do. Bang my fucking eardrums!

Time to escape from this bullshit and start to listen.



P.S.
This one is cropped from the podcast, you can hear Tony Colman speaks. Yeah I know it sucks because ruining the song, but it must be done for the sake of podcast and shouts. Also he promises that there will be an album from Netsky this year hell yeah! You could also click at the beginning in this video to hear Mellow (I haven't got the lyric, anyone who can help me with it?), this one also from Netsky.

Hina

Aku adalah manusia paling hina karena aku memang yang terhina. Selalu menghina semua yang lebih hina daripada diriku. Tanpa tahu apa itu hina dan menghina. Penghina tanpa mengerti makna rasa hina dan menghina.

Teruslah menghina wahai aku yang paling hina. Sampai semua milikku yang hina itu mampu aku hinakan hingga lebih hina lagi. Bunuh semua yang biasa aku sebut hina sehingga tidak ada lagi yang namanya hina.

Hina sekali menghina.

Sekali menghina tetap hina.

Penghina adalah hina itu sendiri yang berarti AKU.

Hina dari hina yang paling hina. Hina adalah aku, diriku dan milikku. Silahkan menghina diriku, hina terus sampai mampus. Jangan beri setarik nafas untuk berhenti menghina diriku!



... ... ... ...



Selamat.
Engkau telah menjadi diriku yang hina dari yang paling hina.

Selamat datang,
Ke dalam kehidupan menghinaku yang menghinakan hina dari...
Yang paling HINA!



Hinalah para penghina yang selalu aku hina.

Cara Cepat Menjadi Ahli

Penasaran?

Cara cepat menjadi ahli...

adalah...

dengan...



MATI!



Lalu semua manusia yang pernah bertautan nasib denganmu,
Akan mengunjungi peristirahatan terakhirmu.

Mereka semua akan memanggilmu dengan julukan...
Ahli kubur.

Life Options

For dealing with problems called life,
There are only 2 answers:

Awaiting death passionately

Or...



STAYING DEAD FOREVER!

Batas

Tangan kanan menampar pipi kiri

Aku hanya tersenyum,
Kemudian...

Tangan kiri menampar pipi kanan

Aku masih bersabar,
Lalu...

Tangan kanan dan kiri menampar bersamaan pipi kiri serta kanan

Seketika itu juga...
Aku MARAH!



Dasar monster.

Show Me, Show You

I'll show you
How to torture mercilessly

You'll show me
How to scream so fucking good

I'll show you
How to kill without hesitation

You'll show me
How to surrender even before trying

I'll show you
My damn favorite maniacal sadistic behavior

You'll show me
An ape performance acts as a human

I'll show you
The really easy way into insanity

(Be free,
Liberate your crazy inner self.
More precious than any other ecstasy,
MIND-BLOWING-SHIT!)

You'll show me
What sanity has become... now.

Berbagi Koneksi Internet

Maaf teman-teman para pembaca blog ini, bukan karena aku sibuk sehingga tidak mampu untuk mengetik tulisan tidak penting selama beberapa saat kemarin, tapi koneksi internetnya mati karena pada telat bayar. Biasa hidup di kosan harus saling berbagi, meskipun kebanyakan rasanya tidak enak. TAI!

Begini ceritanya...

Kosanku ada di suatu komplek perumahan ternama di Bandung, posisinya dekat sebuah pasar terkenal yang dilalui oleh angkot warna hijau. Sedangkan untuk mencapai tempat aku tinggal bisa naik angkot biru dari sebuah universitas teknik ternama di bandung ke arah atas pegunungan.

Bagunan ini bergaya minimalis, entah mengapa banyak sekali orang disini suka gaya itu. Padahal iklim tropis dan hujan gila-gilaan karena global warming sudah sering membuat banjir kota yang posisinya cukup tinggi diatas ketinggian laut. Gaya minimalis menurutku tidak cocok, karena tempat tinggalku sementara ini sering sekali becek bila hujan sedikit saja.

Sebelum melanjutkan membaca, aku memperingatkan teman-teman bahwa tulisan ini akan membicarakan tentang orang lain. Kalau takut dosa maka berhenti membaca. Jika teman-teman setia kepadaku, teruslah membaca kemudian mari kita menari bergembira bersama di neraka. Hahahahaha!

Ok, mari kita lanjutkan.

Kosanku ini terdiri dari 3 lantai, yang paling atas ada 2 kamar yang paling nyaman. Lantai tengah terdiri dari 4 kamar demikian juga lantai dasar. Bedanya di lantai dasar ada rumah sang pemilik, dapur, ruang bersantai bersama dan lapangan parkir untuk mobil maupun motor.

Total penghuni sementara kosan ini adalah 10 orang dilihat dari jumlah kamarnya. Namun jumlah ini tidak pasti karena banyak sekali orang yang menginap, mungkin saudara, teman, kekasih, mantan kekasih... atau keduanya sekaligus diwaktu yang bersamaan. Kamar-kamar paling atas seperti sebuah penthouse pribadi yang sederhana. Itu adalah kamarku dan kamar temanku seangkatan dan sejurusan yang notabene adalah keponakan sang pemilik.

Lantai tengah dihuni oleh beberapa orang yang unik, salah satu adalah seorang pemegang posisi penting pada sebuah organisasi kemudaan --- yang biasa disebut dunia per 'mafia' an ---, seorang lagi adalah salah satu adik artis terkenal di Indonesia, seorang lagi adalah salah satu anggota komunitas mobil Jazz dan sudah pasti populer dalam kalangan kampusnya karena sangat aktif dalam setiap kegiatan, terakhir adalah seorang pendatang baru dengan umur paling muda yang gemar pulang sebelum subuh lalu pergi kembali keluar kosan setelah subuh --- kerap kali dipanggil sebagai "Mr. Ghost" karena tabiatnya ini ---.

Lantai bawah dengan mudahnya dihuni oleh seorang mahasiswa dari Malaysia (menurut pengakuan para penghuni kosan... dicurigai sebagai seorang Homo terselubung karena acap kali selalu membawa teman prianya menginap dan selalu memandang mesra teman prianya itu), seorang anak Arab yang cukup hobi menabrakkan mobilnya, seorang Padang yang gemar belajar tetapi tetap rajin berpacaran dan terakhir adalah "Mr. Torrent" dengan parasnya yang berbanding sebelas duabelas dengan Ridho Rhoma (sumpah, mirip abis nyet! - harus percaya).

Hari itu, internet kosan tiba-tiba mati! Seluruh download-an YouTube milikku belum kelar. Sialan! Aku kira sang penyedia internet sedang mengalami penyakitnya yang seperti biasa yaitu gangguan koneksi berkepanjangan. Aku pakai Speedy (baca: siput).

Ah... ya aku lupa. Kosanku berbagi koneksi internet untuk 9 orang saja, mengapa? Karena si Malaysia Homo itu terlalu angkuh dan kaya setengah mati sehingga mampu membujuk pemilik kosan untuk memasang telepon sendiri dan internet sendiri, egois sekali... tanpa tepa selira. Zzzz...

Aku lupa menggunakan fasilitas paket yang mana, tapi aku selalu bayar kira-kira Rp. 90.000 - Rp. 100.000 per bulan. Apabila ada lebih berarti itu rejeki yang merawat kosan, sang pembantu. Itung-itung memberi tips meskipun kamarku yang seperti kapal pecah ini jarang sekali dibersihkan, mungkin karena ia terlalu malas, terlalu sibuk terlalu capek, terlalu... entahlah, selalu saja ada terlalu sebagai alasannya. Membersihkan kamar sudah termasuk servis yang ditawarkan kosan ini padahal! Dasar pemalas!

Bulan Januari kemarin, banyak penghuni pulang kota. Kemana lagi selain ke metropolitan. Jatah libur untuk para mahasiswa tukang titip absen, HORE! Aku mengira semuanya akan tertib membayar kosan, ternyata sudah hura-hura disana lupa kewajiban disini. Itulah alasannya kenapa koneksi internetku mati kemarin. Aku mengetahui hal ini setelah mengusulkan temanku sang keponakan dari pemilik untuk memencet angka sakti 147 dan menghubungi pihak penyedia layanan internet itu.

SUDAH DENDA! KENA ISOLIR 24 JAM! NGEPET!

Setelah telepon itu usai, sang keponakan hanya tertawa dan bilang kepadaku, "Sorry Nis, gw blom bayar hehehe kmarin gw di Jakarta mulu, lupa gw." Karena ia adalah sang keponakan, akan repot kalau mencari masalah dengannya, toh biasanya ia sudah bayar dengan duit pinjaman sang pembantu dulu jikalau dia sedang tidak bisa membayar.

Kemudian aku berinisiatif untuk menanyakan hal ini kepada sang pembantu untuk mengorek info lebih lanjut.

"Mang Olih, sapa aja si yang blom bayar internet?"

"Banyak Mas, kemarin pada ke Jakarta smua, jadi pada belom bayar."

Baaaah! Kemudian aku kembali ke kamarku untuk bersantai membaca buku sembari membunuh waktu, sampai temanku sang adik artis terkenal menerobos masuk.

"Woooy! Internet napa mati?"

"Diputus dari sana." Aku menjawab seadanya karena sedang multi-tasking.

"Bah knape?"

"Blom pada bayar dul! Lo da bayar?"

"Blom hahaha, gw kira cuma gw ama lo doang yang blom bayar."

"Sorry ye, gw uda bayar kmaren!" Jawaban maut yang membuat K.O. temanku itu, meskipun aku juga telat bayar.

Hari berjalan normal seperti biasanya, membosankan... tanpa internet. Tapi kosan jadi lebih hidup karena bersosialisasi secara tradisional. Apabila internet sudah menyala, semua penghuni sibuk di kamar masing-masing menggauli laptopnya. Kosan autis!

Esoknya, setelah dirunut, diteliti dan ditelaah dengan seksama. Ternyata yang belum bayar ada 2 orang (Adik artis terkenal sudah langsung membayar di pagi harinya), sang keponakan dan Mr. Torrent. Sang keponakan mengambil langkah taktis yang sangat efisien dengan menyuruh sang pembantu untuk menalanginya terlebih dahulu. Sekarang problemnya tinggal Mr. Torrent!

Aku tidak tahu kenapa, tapi ini Mr. Torrent memang tidak tahu diri. Setiap hari kerjaannya adalah melakukan download terus, dari situ muncul julukan tepat untuknya. Download-nya bokep terus, padahal sudah punya pacar yang cukup cantik. Aneh! Apa karena faktor muka berpengaruh erat dengan libido? Atau jangan-jangan dia homo juga lagi, tidak berani bermain dengan pacar-cukup-cantiknya? Pusing aku memikirkannya. Mungkin kosan ini perlu dirubah julukannya menjadi kosan homo dan sebaiknya aku cepat-cepat menyelesaikan skripsi dan angkat kaki dari sini.

Aku tahu darimana dia mengunduh apa? Gampang, aku ini sedikit tau masalah internet dan jaringan setelah diajari beberapa kali oleh teman-temanku calon pakar IT. Belum lagi kalau aku bosan, aku mengintip file-file yang dia bagi kepada kita melewati jaringan, cukup menghibur. Bokepnya lumayan. Isinya ngentot semua!

Posisi alat-alat canggih akan aku deskripsikan sebagai berikut. Modem di kamar sang keponakan, hub/switch (entahlah apa namanya itu, benda kotak yang sering dipasang-cabut kabel LAN) pertama di kamarku dan yang kedua di tembok lantai tengah. Jikalau Mr. Torrent sudah keterlaluan, maka kami akan mencabut kabelnya dengan paksa dari sini. Seperti taktik perang Sun Tzu yang ternama, posisi diatas lebih baik.

Intinya adalah kalau menggunakan fasilitas bersama-sama harus bisa berbagi suka maupun duka, meskipun lebih banyak sedih dan ruginya. Tapi tak apa, setidaknya aku masih tepa selira dengan kondisi keuangan mahasiswa yang diharuskan untuk berhemat setiap saat. Setidaknya koneksi internetku sudah kembali menyala seperti normal! Bulan ini harus bayar tepat waktu, kalau tidak aku bisa telat mengerjakan skripsi lagi (alibi yang sengaja dibuat).

Maaf ya teman-teman pembaca. Selama internet mati tidak bisa menerbitkan tulisan-tulisan baru tapi tenang saja, aku masih tetap menulis dengan kertas dan pulpen jadi bisa dipindahkan dengan mudah. Tolong motivasi saya! Selain itu aku juga berencana untuk memindahkan semua catatan-catatan lain (ada di Facebook dan Multiply) sehingga ternaungi dalam satu atap supaya lebih mudah mengaturnya. Deadline-nya bulan Maret, ayo semangat!

Mohon bersabar ya teman-teman.

Ah... semakin banyak yang perlu dikerjakan sedangkan waktu hanya segitu-segitu saja jumlahnya. Kontol!